Monday, June 02, 2008

BTL

Saya sempat cerita sama teman di China tentang Pemerintah membagikan Bantuan Tunai Langsung kepada rakyat miskin , sambil memperlihatkan tayangan Liputan6 melalui internet. Teman ini berkata “ Wah , mirip sekali seperti kami 40 tahun lalu ketika kami belum melakukan reformasi Deng.” Matanya terpejam sambil menggeleng gelang kepala melihat tayangan itu “ Mengapa ? Tanya saya. Dia menjawab “ Keadaan dulu itu adalah mimpi buruk yang tak ingin kami ingat lagi. “ Saya tertegun. Dinegeri saya , kebijakan ini dianggap merupakan suatu keadilan dari lembaga yang disebut Negara. Padahal cara itu , sudah lama dilupakan oleh rezim komunis --yang percaya keadilan melalui pembagian Kupon belanja (=uang) untuk keperluan rakyat memenuhi konsumsinya--

Negara adalah suatu institusi “nation “ untuk “ mengelola” komunitas. Ini bukan lembaga charity Ini lembaga yang dibangun diatas system untuk tegaknya structure masyarakat yang mandiri. Inilah ujud keadilan dan tanggung jawab negara menciptakan pemerintah ( team management ) yang mampu menjalankan sytem terssebut. Itulah sebabnya mekanisme Pajak diterapkan sebagai ujud peran negara pendistribusian penghasilan kepada mereka yang belum mampu membayar pajak. Pendistribusiannya tidaklah dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk harga jasa dan barang serta pengadaan isfrastructure ekonomi.. Inilah keadilan bagi sikaya dan juga bagi simiskin. Tidak boleh ada diskriminasi antara yang kaya dan miskin didalam system terhadap resource negara. Jadi Bantuan Tunai adalah melempas resource negara tanpa melalui system demokratisasi ekonomi. Makanya program pemberdayaan ekonomi dalam regulasi adalah mutlak agar terjadi keadilan dalam system perekonomian. Melalui program inilah , negara berperan untuk memberikan subsidi sektoral baik dalam bentuk barang , jasa maupun sarana prasarana.

BIla system tersebut diatas berjalan dengan benar dan dikelola dengan cara yang benar pula maka tidak mungkin ada lagi kemiskinan yang harus membuat negara keluar dari systemnya. Saya yakin bahwa apa yang saya uraikan tersebut diatas dipahami betul oleh pengambil keputusan di pemerintahan. Mereka juga sadar bahwa mereka telah melakukan paradox system demokrasi ekonomi. Lantas mengapa BTL tetap dilaksanakan. ? Ini tidak lebih karena pemerintah terjebak dalam alokasi anggaran dan ingin menempuh cara mudah memperkuat fundamental ekonomi melalui surplus pendapatan dari kenaikan harga minyak. Mungkin pemerintah tidak melihat ada cara mudah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi makro, karena mikro tidak jalan. Cara mudah inilah yang ada dikepala para pengambil kebijakan dan terlebih lagi tekanan terhadap beban APBN yang semakin besar untuk membayar hutang ( bunga dan cicilan. ).

Saya melihat BTL bukanlah masalah keadilan atau perubahan alokasi anggara tapi lebih kepada membela kepentingan lembaga kreditur luar negeri dan sekaligus memuaskan para pemilik modal yang menguasai pasar atau lebih ekstrimnya adalah beri sedikit ,mengambil banyak, Percis slogan kapitalis “ Pay small , take big “ pengorbanan sekecil kecilnya dengan pendapatan sebesar besarnya. Makanya LPMUI yang diminta sebagai advisory pemerintah untuk menghapus BBM , memberikan rekomendasi bahwa susbsidi BBM hanya menguntungkan orang kaya. Hebatnya , para peneliti itu memberikan rekomendiasi dengan catatan “ “ Penelitian ini dibuat tidak memperhitungkan multiplier effect ( pengaruh berganda akibat kenaikan harga BBM ). Mungkin masalah multiplier effect ini tidak dibahas dalam penelitian karena ordernya hanya sebatas pendistribusian subsidi BBM kepada public. Seharusnya DPR juga bisa meminta kepada LPM UI untuk melakukan penelitian soal multiplier effect ini, agar dapat lebih seimbang untuk mengambil keputusan. Tapi DPR lebih percaya dengan hasil penelitian itu yang disampaikan oleh pemerintah.

Walau namanya Lembaga Pengabdian Masyarakat ,- UI maka tetap sajalah mereka harus dibayar karena era sekarang tidak ada yang gratis. Saya berharap ada partai yang mau menjadi donator untuk membayar LPM – UI untuk itu dan hasilnya bisa umumkan di media massa. Kita akan lihat kebenarannya. Kalau hasil penelitian itu menyatakan “ tidak ada multiplier effect yang mengakibatkan kemiskinan bertambah terhadap kenaikan BBM dan BTL adalah cara tepat untuk menyalurkan keadilan kepada rakyat, maka kita harus segera merubah idiologi negera kita menjadi KOMUNIS seperti sebelum reformasi DENG dan lupakan soal reformasi untuk Demokrasi ekonomi... Ya, kan?

Tuesday, May 20, 2008

Bangkitnya nasionalisme ?

Di tahun1957 atau tepat pada tanggal 11 juni , Hatta berkata , "Revolusi kita menang dalam menegakkan negara baru, dalam menghidupkan kepribadian bangsa. Tetapi revolusi kita kalah dalam melaksanakan cita-cita sosialnya...Itulah gambaran dari seorang Hatta, Tokoh prolamator RI , tentang situasi politik ketika itu. Ditengah krisis multidimensi kala itu, Hatta berkata dalam kelelahan seakan mengingatkan secara tegas...” Krisis ini dapat diatasi dengan memberikan kepada negara pimpinan yang dipercayai rakyat! Oleh karena krisis ini merupakan krisis demokrasi, maka perlulah hidup politik diperbaiki, partai-partai mengindahkan dasar-dasar moral dalam segala tindakannya. Korupsi harus diberantas sampai pada akar-akarnya, dengan tidak memandang bulu. Jika tiba di mata tidak dipicingkan, tiba di perut tidak dikempiskan. Demoralisasi yang mulai menjadi penyakit masyarakat diusahakan hilangnya berangsur-angsur dengan tindakan yang positif, yang memberikan harapan kepada perbaikan nasib”

Tanggal 21 Mei 2008 , seratus tahun lalu ketika awal pertama kali kebangkitan nasional diikrarkan oleh para pemuda terpelajar untuk bangkitnya kebersamaan melawan penjajah dan sepuluh tahun lalu ketika reformasi yang digerakan kaum terpelajar untuk keluar dari system negara otoriter dibawah pengaruh asing, hasilnya kini tidak lebih seperti apa yang diungkapkan oleh Hatta ditahun 1957 itu.. Kita memang piawai merekayasa emosi kebersamaan untuk satu tujuan tapi tidak paham membawa barisan untuk tetap utuh ketika berhadapan dengan lawan. Barisan kita mudah hancur ketika melihat uang dan kekuasaan. Barisan diatas komando yang materialitism. Nasionalisme arogan tapi munafik, sehingga kita tetap saja terjajah walau dalam bentuk lain, mamakai produksi asing, modal asing, budaya asing , system politik asing.

Nasionalisme atau kebangsaan memang hadir karena sebuah politik kebersamaan. Sebuah politik untuk mempersatukan emosi , senasip sepenanggunagan. Setidaknya menegaskan ,bahwa kami adalah kami dan kamu adalah kamu. Kami dengan cara kami berbuat dan biarlah kamu bukan bagian dari kami. Dari sikap ini, maka terbentuklah suatu kesatuan dengan symbol symbol kenegaraan dalam bentuk bendera, lagu dan bahasa. Karenanya , kebangasaan adalah bahasa. Kebangsaan adalah budaya. Kebangsaan adalah harapan yang terpendam untuk dibangkitkan sebagai suatu kekuatan yang dibangun diatas cita cita kebersamaan. Tapi Agus Salim menilai, bahwa pengagungan terhadap bangsa secara berlebihan akan menyengsarakan bangsa itu sendiri dan bangsa lain, seperti yang terjadi pada bangsa-bangsa Eropa. Mereka karena saking cintanya terhadap bangsanya menyebabkan bangsa-bangsa lain seperti Indonesia menderita akibat kolonialisasi. Seharusnya nasionalisme yang bersendikan agama yang menjadi pegangan kita. Kabangsaan yang lahir untuk kebersamaan bagi seluruh umat manusia diplanet bumi. Itulah pancasila sebagai dasar dimana nasionalisme hanyalah menempati urutan ketiga. Bukan yang pertama. Karena yang pertama adalah ALlah.

Nasionalisme bangkit ! benarkah kalimat ini masih relevan ditengah jargon globalisasi dan neo liberal? Benarkah nasionalisme masih ada di negeri kita ? Saya sempat bertanya tentang ini , ketika teman saya kehilangan respect dari mitra asingnya dalam negosiasi pembangunan project infrastructure di Indonesia. Alasannya , pihak asing tidak butuh mitra yang berlabelkan “ putra Indonesia “ karena regulasi investasi di Indonesia tidak lagi membedakan asing dan warga negara Indonesia. Tidak ada lagi rasialisme soal pemodal. Lantas, apakah arti passport yang melekat pada diri seorang putra Indonesia bila berhadapan dengan pihak asing ? jawabnya “ tidak ada “ Kita marah dan kecewa karena seharusnya kita dilindungi sebagai pemilik syah negara , yang berhak mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan asing. Paradox !

“Nasionalisme diera sekarang tidak lebih adalah ungkapan kekalahan bersaing ditengah kompetisi global yang meratifikasi WTO. “ begitu yang saya dengar dari sebagian orang yang memuja globalisasi. Impian tentang countryless kini sudah mendekati kenyataan ditengah kelelahan kita kehilangan sumber daya alam yang menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah. Ketidak berdayaan menghadapi kompetisi global untuk olah modal, olah pasar, olah ilmu, olah budaya, olah agama ,olah raga. Kemudian, kitapun dipermalukan dengan high rate contry risk , high rate corruption and prostitution didunia. Inilah harga yang kita rasakan seakan menumpang tawa ditempat ramai dan akhirnya menjerit dirumah sendiri. Kita kehilangan spirit kebersamaan karena kita terjerat dengan pinjaman luar negeri, ketergantung dengan technology , keterbatasan modal. Kita dilanda krisis multidimensi…

Padahal system kebersamaan kita keitka awal kemerdekaan, telah ditetapkan dengan landasan yang kokoh dalam bentuk falsafah (pancasila) , batang tubuh ( UUD 45 ) namun ini selalu menjadi silang sengketa ketika kemerdekaan ditangan , sehingga tidak pernah falsafah dihayati secara nurani, tidak pernah batang tubuh dijadikan tonggak. Kita selalu gamang dengan prinsip kita sehingga kita kehilangan arah , jatidiri dan akhirnya setelah semua itu , kitapun kembali disadarkan tentang nilai nilai “ kebangsaan” untuk kembali dibangkitkan. Semoga seratus tahun kebangkitan nasional ini adalah awal kebangkitan baru kita ditengah jeratan krisis multidimentsi dan kembali pula disadarkan...mungkinkah kita kembali menempatkan agama diatas segala gala kepentingan. Sudah saatnya syariat Islam dijadikan pegangan untuk tampilnya barisan yang kuat..Mungkinkah..?

Saturday, May 17, 2008

Spekulan dan BBM

Harga minyak pada bulan ini mencapai level tertinggi. Hal ini disebabkan oleh pembelian untuk stock keperluan musim panas. Sebagian analis mengatakan bahwa permintaan pasar akan menurun sampai menjelang musim dingin sekitar Sept- Nov. Kemudian akan mulai naik lagi ketika memasuki musim dingin. Alasan yang mengemuka karena harga minyak sekarang sudah mencapai level over-bought. Lagi pula banyak spekulan yang terperangkap pada posisi long. Sementara trader komersial yang mewakili pengguna (kilang minyak) mempunyai posisi short. Andaikata yang mempunyai posisi long adalah trader komersial, situasi tidak terlalu buruk, karena posisi long trader komersial akan berakhir pada delivery barang bukan untuk dijual kembali. Spekulan yang banyak posisi long tidak mempunyai tujuan untuk memperoleh fisik barangnya dan tidak bisa menerima barang (minyak). Oleh sebab itu harus dijual kembali sebelum delivery date kalau mereka melakukan pembelian berjangka. Kalau tidak, kantor mereka akan kena siram minyak. Dan kalau mereka membeli option, besar kemungkinan optionnya hangus.

Tapi benarkah harga minyak akan turun ?saya tegaskan tidak mungkin ! mengapa ? karena bila harga minyak turun akan merontokkan harga saham perusahaan minyak. Ini tidak diinginkan terjadi oleh konglomerasi business minyak dunia yang sedang menikmati keuntungan dari spekulasi harga minyak. Disamping itu , harga saham perusahaan minyak raksasa sudah mencapai over bough sehingga renta sekali untuk terkoreksi. Karenanya harga minyak akan terus dipertahankan sampai menuju Winter Stocking, persiapan musim dingin. Ini memang paradox kapitalisme, semakin kuat spekulan mendorong kenaikan harga minyak, semakin cepat dunia terjebak dalam krisis yang luar bisa besar. TIdak ada satupun negara yang bisa selamat. Kemudian secara berlahan harga minyak akan terkoreksi sampai harga wajar. Tapi proses koreksi itu akan memakan waktu lama dan selama itupula dunia menghadapi resesi ekonomi yang parah.

Spekulan memang menentukan kenaikan harga minyak. Ini adalah dampak krisis kredit subprime mortgage (perumahan berkualitas rendah) di AS. Investor di bursa mengalihkan investasinya dan memilih minyak sebagai lahan menicptakan yield sehingga menaikkan harga minyak. Perry Sadorsky (2000) dalam studi empirisnya yang berjudul “The empirical relationship between energy future prices and exchange rate”, menunjukkan bahwa dalam keadaan keseimbangan jangka panjang (long Equilibrium) jika US exchange rate meningkat sebesar 1% maka harga minyak mentah yang akan datang (crude oil future prices) akan turun sebesar 0.737%. Parameter estimasi ini juga dapat dibaca; jika US exchange rate menurun sebesar 1% maka harga minyak mentah yang akan datang (crude oil future prices) akan naik sebesar 0.737%. Jadi ada hubungan erat kenaikan minyak dan turunnya kurs dollar. Ini semua permainan spekulan. Ulah spekulanlah yang lebih banyak menyebabkan kisruh harga minyak saat ini. Fadel Gheit, analis energi yang disegani dari Oppenheimer & Co di New York, mengatakan, “Harga minyak seharusnya tidak melampaui 55 dolar AS perbarel.” Gheit juga menuding ulah spekulan, termasuk lembaga keuangan terbesar di dunia milik AS, Inggris, dan lainnya. Jadi menghapus subsidi tidak lebih adalah semakin menyuburkan spekulan secara systematis dan mempercepat jatuhnya dunia kejurang resesi terdalam.

Nah,bagaimana dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan BBM melalui penghaspusan subsidi karena alasan mengamankan APBN. Mari kita ulang pernyataan pemerintah tahun 2007:

Direktur Ekonomi Makro Bappenas Bambang Priambodo mengatakan, meskipun belanja subsidi bahan bakar minyak ikut terkerek, total pendapatan negara dari PNBP Migas, PPh Migas, dan penerimaan lainnya masih lebih besar dari beban subsidi. Setiap US$ 1 dolar kenaikan harga minyak akan meningkatkan pendapatan negara Rp 3,24 triliun sampai Rp 3,45 triliun; subsidinya juga naik Rp 3,19 triliun sampai Rp 3,4 triliun. Artinya setiap kenaikan US$ 1 dolar negara untung Rp 48-50 miliar (Tempointeraktif, 22/10/07).

Menteri ESDM juga menyatakan, “Setiap kenaikan US$ 1 harga minyak, kita memperoleh `windfall` (keuntungan tambahan) sebesar Rp 3,34 triliun, dengan asumsi kursnya mencapai Rp 9.050 perdolar.” (Antaranews, 23/10/07).

Kenaikan harga minyak itu juga akan menaikkan cadangan devisa negara. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom menyatakan pada akhir Oktober lalu bahwa cadangan devisa negara sebesar US$ 54,3 miliar. Menurutnya, dalam simulasi yang dibuat BI, untuk setiap kenaikan 1 dolar AS perbarel, pada triwulan IV 2007, akan meningkatkan surplus transaksi berjalan 23,3 juta dolar AS dan meningkatkan cadangan devisa 35,6 juta dolar AS setiap triwulannya; dan pada 2008 akan meningkatkan surplus transaksi berjalan 27,1 juta dolar AS dan cadangan devisa 36,3 juta dolar AS setiap triwulannya

Analisa Kwik sebagai mantan Menteri yang membidangi perekonomian, juga menegaskan bahwa tidak ada kerugian pemerintah terhadap kenaikan minyak dunia. Juga tidak ada alasan pembenaran terhadap penghapusan subsidi BBM yang dikaitkan dengan tekanan APBN

Yang jadi pertanyaan adalah apakah pernyataan pemerintah tahun lalu itu benar berdasarkan data yang benar atau sekedar bicara saja ? Juga, apakah pernyataan pemerintah tahun ini juga benar berdasarkan data yang benar ? entahlah..., setidaknya kita sadar bahwa sikap pemerintah sekarang tidak lebih adalah sama dengan gaya spekulan kapitalis yang smart memanfaatkan kesempatan apapun , tidak peduli kalau itu harus merugikan rakyat banyak dan menhancurkan masa depan peradapan manusia. Yang pasti apapun alasan yang disampaikan pemerintah untuk menaikkan harga minyak, tidak akan dipercaya oleh rakyat. Pemerintah kini , benar benar pemain watak terbaik untuk menjadi penipu terbaik.

Thursday, May 01, 2008

Meniru dan mengikuti

Ketika Dede Yusup terpilih sebagai wakil Gubernur Jawa Barat, teman saya bertanya kepada saya “ Mau tahu , siapa penipu terhormat ? Saya mengerutkan kening. Karena mana ada pula penipu yang dihormati. Dalam kebingungan ini, teman saya menjawab sendiri pertanyaannya “ Artis “. Semakin hebat dia bermain memerankan tokoh yang diinginkan oleh sutradara , semakin terpukau kita menonton adegannya. Setelah film usai , kita semua sadar bahwa kita baru saja ditipu oleh sekelompok team yang terdiri dari sutradara, penulis scenario, cameraman , visual effect dll. Untuk itu semua kita harus membayar dan berterima kasih kepada artis yang telah berhasil memancing emosi kita. Artispun kita hormati dan dikagumi. Kita sadar bahwa kita menghormati dia karena kepiawaiannya melakonkan tokoh imajiner yang dicreate oleh sutradara. Artinya kita hormat karena kepiawaian artis berperan total mengikuti karakter tokoh yang diinginkan oleh sutradara.

Manusia memang mempunyai kemampuan untuk meniru atau mencotoh orang lain secara sempurna. Konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Eisenhower bukanlah jenderal lulusan West poit. Dia hanyalah seorang guru. Tapi dengan meniru para jenderal yang sukses , dia berhasil memimpin pasukan AS untuk menaklukan german di eropa ketika perang dunia kedua. Sukses memang meninggalkan jejak. Kita semua bisa meniru orang orang yang sudah sukses dalam kehidupan dan menemukan sukses seperti yang kita inginkan. Caranya tidak jauh beda dengan artis yang ingin memerankan tokoh yang diinginkan oleh sutradara. Semua informasi , model , prilaku, keseharian dari tokoh tersebut, diexplorasi , diobservasi dengan teliti dan kemudian ditiru dalam berbagai latihan untuk kemudian diterapkan dalam setiap adegan.

Kalau ingin meniru maka tirulah yang terbaik. Muhammad SAW adalah teladan terbaik dan terlengkap untuk semua aspek kehidupan. Beliau adalah manusia biasa yang terlahir dari perkawinan yang syah, bermain, belajar, bekerja , menikah dan memiliki keturunan. Beliau berjalan dipasar dan membawa barang dagangannya, menyapu rumah, menjahit pakaiannya yang robet, memotong daging serta menyiapkan sayuran didapur. Beliau merasakan harap dan cemas, miskin dan kaya, lapang dan susah, menyendiri dan bermasyarakat. Sebagai pemimpin beliau berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dihadapan hokum,memperoleh kemenangan dan kekalahan, keceriaan dan kesedihan. Tubuhnya tidak terdiri dari besi tapi daging dan tulang biasa, hingga dia pernah terluka dalam peperangan. Semua hal tetang beliau adalah sama dengan kita tapi yang berbeda hanyalah satu bahwa beliau diamanati wahyu oleh Allah dan senantiasa dijaga oleh Allah dari setiap kesalahan. Inilah cetak biru bagi setiap manusia agar dapat melewati hidup dengan sukses, yang tercermin dari cara berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuan memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative.

Tentu banyak tokoh lain didunia ini yang berhasil mencatat sejarah sebagai pemimpin . Tapi sebagian mereka berakhir dengan kehinaan. Napoleon berakhir di pengasingan dan dihinakan. Hitler terkubur dibawah puing puing banker bawah tanah dalam kekalahan. Pol Pol diburu sebagai pesakitan. Alexander terbunuh karena konplik cinta. Mengapa ? Karena, meskipun mereka dapat menggerakan massa dengan kemampuan memancing emosi secara luar biasa namun pada kenyataanya semua itu dilakukan untuk tujuan amoral. Mereka ahli menggunakan retorikanya , memanfaatkan segala cara yang bisa memancing emosi public untuk mengikutinya. Mereka piawai untuk memadamkan harapan dan optimisme pengikut lawan , disisi lain dengan creative membangun illusi agar orang mengikutinya. Inilah model kelicikan yang disyahkan dalam politik ala demokrasi. Namun , teladan Muhammad lain. Dia mengajarkan hal yang konstruktif agar emosi tetap terjadi secara positip Ia mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Nah diakhir karir beliau adalah kehormatan dan kemuliaan abadi.

Layaknya kehidupan adalah sebuah pentas film yang di create oleh Allah . Quran adalah scenario dari sebuah pertunjukan yang diinginkan oleh Allah untuk manusia dengan peran utama sebagai khalifah dimuka bumi dengan judul “ rahmat bagi alam semesta” . Quran memang layaknya scenario yang bercerita secara umum dan menyeluruh tapi tidak detail. Allahpun menentukan sendiri sutradara yang tepat untuk menjabarkan scenario tersebut dengan menunjuk Rasul , Muhammad SAW. Muhammad telah tiada namun beliau meninggalkan jejak ( hadith ) tetang karakter manusia terbaik sepanjang zaman untuk kita tiru. Maka Hadith yang merupakan kumpulan dari kegiatan sunnatullah dari seorang rasulallah , sebagai pegangan kita untuk memahami secara utuh scenario yang terdapat didalam Alquran.

Kepada Kang Dede Yusup, kini anda tidak lagi berperan sebagai Artis namun cara cara artis memerankan tokoh imajiner yang diinginkanh scenario haruslah anda pertahankan .Teruslah mengxplorasi dan mengoservasi setiap prilaku Muhammad SAW untuk anda terapkan dalam keseharian anda sebagai pemimpin…tentu dengan niat semata mata untuk dan karena sang penulis scenario..ALLAH

Friday, April 25, 2008

Indonesia ku

Saudaraku, bisakah kamu melupakan sejenak tentang Indonesia. Begitu katanyanya kepadaku , ditengah kesedihan. Ketika harapan hablur, ketika ketidak pastian selalu menjadi pasti bagi yang lemah. Putus asa adalah pilihan tanpa bisa memilih. Saya tak bisa menghindar dari semua ini, tentang tanah air. Sebuah negeri, sebuah sejarah tentang heroic, sebuah nama. Apa arti semua ini. Adakah makna tentang tanah air ? Diluar negeri , saya berusaha membaca dengan teliti di papan pengumuman kurs mata uang disamping desk receptionist Hotel. Tidak ada kurs yang berlaku untuk Rupiah. Saya sedih karena uang yang melambangkan legitimasi negara tidak diakui dinegeri orang. Ketika saya kembali ke tanah air, yang nampak di Bendara kedatangan adalah berbagai poster iklan tentang VISA, AMEX, CITIbank Semuanya berbau asing dibanggakan dinegeri ini. Ketika maskapai penerbangan asing yang penuh sesak dan maskapai Garuda yang menyedihka, saya malu dan sedih. Negeri yang saya banggakan ,yang selalu meminta pajak penjualan dan pembelian, meminta saya membayar fiscal keluar negeri. Tapi disetiap sudut kehidupan dan kehiruk pikukan tidak tersedia ruang untuk sebuah negeri bernama Indonesia.

Lantas dimanakah Indonesia ? Inilah yang membuat saya lelah berpikir dan terus bertanya tentang tanah air. Mungkin nama ini hanya sekedar mengingatkan kita tentang masa lalu dan sejarah, yang baru disadari keberadaannya ketika kita ingin mendapatkan izin dan mengisi formulir. Itu saja. Selebihnya adalah kosong tanpa makna , apalagi harapan tentang cita cita adil dan makmur. Cobalah kamu bayangkan, negeri ini memang tidak pernah ada secara substansi kecuali symbol vulgar tentang kekuasaan. Maka jangan tanya soal sense of crisis. Jangan kaget bila semua negara Asia yang terkena kiris ekonomi telah pulih kecuali negeri yang bernama Indonesia. Ekonomi berjalan hanya diatas angka angka tanpa makna seperti lukisan tanpa imaginasi dan rasionalitas. President yang selalu meminta sabar kepada rakyat tapi tak cukup punya nyali melawan kekuatan pemain amatir politik di senayan. Partai partai sibuk menjadi penjarah dan pelindung pengrusakan hutan dan alam.

Kebingungan saya tentang Indonesia, tidak jauh berbeda dengan Samad siburuh tani atau si Dul penjaga pintu kereta. Yang tak pernah mempunyai cukup penghasilan tapi tubuhnya tetap kokoh berdiri. Lantas apa yang diharapkan oleh si Samad dan Si Dul. Mengapa mereka masih betah hidup ditengah ketidak pedulian sebuah system dari rumah besar bernama Indonesia ? Ya, Mereka hidup dalam spirit masa lalu tentang cita cita kemerdekaan , mereka menantinya walau hanya mungkin sebuah kepastian tentang kematian yang sia sia. Karena masalalu , mereka hidup untuk hari ini dan hari esok. Tapi memang harapan dinegeri ini terlalu mahal kecuali harga sebuah Togel.

Ketika saya berjumpa dengan TKI di luar negeri. Dengarlah katanya ketika saya tanya tentang tanah air. “ Saya kangen simbok. “ itu saja.Tidak ada kata kata yang keluar “ Saya kangen Indonesia. “ Saya bisa saja mengganti passport dan menjadi warga negara china atau Canada. Tapi akumulasi kenangan yang buruk dan indah dari perjalanan masa lalu saya tidak mudah dilupakan, sama halnya tentang Indonesia. Yang akan selalu menjadi ingatan tentang masalalu yang heroic penuh darah dan kebanggaan. Itulah yang menyakitkan bila kita setiap hari berharap kepada sebuah nama - Indonesia -, tentang keadilan dan kemakmuran sementara setiap hari kekuatan kita terus berkurang untuk bertahan hidup menghadapi harga yang terus naik. Sampaikan kapan , nama ini tetap membuat kita tegar dalam penantian ?

Saya berusaha menjelaskan sendiri makna Indonesia itu kepada TKI. Bahwa Indonesia adalah sebuah proyek kebersamaan kita. Sebuah kemungkinan yang menyingsing. Sebuah cita cita yang digayuh generasi demi generasi. Sebuah perjalanan yang kita jalani dengan kelelahan. Tanah air adalah sebuah ruang masa kini yang kita arungi karena sebuah harapan hari esok yang lebih baik. Percayalah. Tapi TKI itu menjawab “ saya kangen simbok tapi saya butuh uang. Nanti kalau tabungan saya cukup barulah saya pulang. “ Indonesia ada dan passport pun melegitimasi orang untuk jadi jongos di negeri orang. Tentu untuk sebuah harapan …walau terasing dan terlempar jauh dari negeri sendiri.

“ Jangan menangis kawan. Kita boleh marah dan benci kepada mereka yang membuat kita terhina. Justru itu adalah ujud karena rasa cinta itu sendiri kepada sebuah nama yang kita agungkan, Indonesia. Di kejauhan ribuan mill dari tanah zamrud katulistiwa, airmata mengalir ketika mendengar lagu "Indonesia tanah airku, yang dikarang Ibu Sud :

Tanah airku tidak kulupakan,
Kan terkenang selama hidupku,
Biarpun saya pergi jauh,
Tidak kan hilang dari kalbu.
Tanah ku yang kucintai.
Engkau kuhargai.
Walaupun banyak negri kujalani.
Yang masyhur permai dikata orang.
Tetapi kampung dan rumahku.
Di sanalah kurasa senang.
Tanahku tak kulupakan.
Engkau kubanggakan”.

Kesedihan semakin menjadi jai karena lagu ini , kini sudah jarang terdengar ditelivisi dan radio. Dia sudah digantikan oleh lagu dengan ritme melankolis ala rock atau popsong, bahkan dalam acara gema cipta yang dihadiri president yang terdengar adalah lagu “Imaging.” Dimanakah Indonesia ?..jangan jangan kita sudah menerima bulat kata kata dalam lirik lagu imaging “Imagine there's no countries “

Saya tetap bingung dalam kesedihan sambil berusaha tersenyum ketika petugas imigrasi mengecap passport saya dan berkata “ Selamat datang di Tanah Air…” Ya..negeri yang tak kulupakan dan engkau kubanggakan...

Tuesday, April 22, 2008

Tentara

Awalnya istilah strategy yang kini dikenal luas dalam mengelola masa depan organisasi adalah berasal dari “ strategos dan stratos serta agein” Dalam bahasa Yunani srategois dan strator artinya adalah tentara , agein adalah menjalankan. Jadi jelas sekali bahwa istilah strategy itu ada dalam ketentaraan dan agen sebagai pihak yang melaksanakan langkah operasional. Bila ada tentara tentu ada pula tujuan untuk menghadapi musuh dalam konteks peperangan. Tentu pula tujuannya untuk mencapai kemenangan secara total. Makanya kata strategy berkembang pula dalam Ilmu kiat managemenet yaitu berupa POAC ( planning, organizing, Actuating dan controlling).

Namun bagaimanapun hebatnya istilah yang diungkapkan oleh ilmu management, tidak akan mengurangi hakikat awal istilah strategi. Dalam kehidupan modern, dalam kontelasi global dewasa ini, peperangan bukanlah suatu kerja kolektif belaka. Ia melibatkan banyak unsur masyarakat dan beresiko besar, termasuk nyawa manusia. Maka ia harus dipikirkan secara menyeluruh untuk melahirkan keputusan kondisional menetapkan tindakan tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi masa depan yang tidak pasti. Artinya, ia berupa rencana “alpha “ untuk menghadapi kerjadian “A” , rencana “beta” untuk menanggulangi rencana “B” dan lain lain.

Sejalan dengan kehidupan di era reformasi sekarang dimana tentara tidak lagi berperan penuh dalam kehidupan social politik, ekonomi maka tidak perlu kita juga apriori dengan keampuhan tentara, khususnya kehebatan ABRI menjaga stabilitas keamanan , politik, ekonomi selama masa orde baru.. Para militer yang berada dalam pusat kekuasaan tempo dulu dengan jumlah militer yang hanya sebanyak 500.000 orang , terbukti mampu meredam segala gejolak social,politik dan ekonomi dengan populasi rakyat sebanyak 160 juta orang. Ini bukanlah pekerjaan mudah dan murah. Tentu diperlukan keahlian luar biasa mengelola segala factor yang cepat sekali berubah ditengah tuntutan emosi, intelektual yang juga berkembang seiring kesadaran masyarakat akan hak haknya.

Karena militer yang berkuasa kala itu dengan dikomandani oleh jenderal yang juga ahli strategy maka segala kekuatan eksponen bangsa ditempatkan sebagai bagian dari “tentara” untuk mencapai cita cita nasional. Berbagai “tentara” dibidang ekonomi , pertanian, industri, perdagangan, yang melibatkan angkatan professional atau sipil dan angkatan yang dipersenjati atau ABRI, diniscayakan untuk menanggapi, menyiapkan serta mengendalikan setiap kegiatan operasional guna membangun ketahanan nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berhubung kegiatan operasional ini berinteraksi dengan budaya local dan kepentingan dunia international maka “tentara” yang diterapkan menjadi geostrategi. Artinya terjadi hubungan yang tidak bisa dipisahkan antara geopolitk dan geostrategy.

Maka hubungan antara geostrategi dan geopolitik bagai lepat dengan daun. Sama-sama punya makna substansial sendiri, namun bila digabungkan menghasilkan nilai total yang jauh lebih besar daripada jumlah nilai individual masing-masing. Di samping itu peralihan dari politik ke strategi ( “ tentara” ) merupakan peralihan dari "kata" ke "perbuatan". Politik menyatakan tujuan-tujuan, menggambarkan lawan. Berdasarkan data itu strategi ( “tentara”) memformulasikan sasaran, menetapkan agen- agen demi pencapaiannya dalam ruang dan waktu. Ketahanan Nasional Pemerintah dahulu pernah memiliki "angan-angan strategis". Ia disebut "ketahanan nasional" atau national resilience, bersendikan ide-ide utopis yang mengambang. Di era reformasi sekarang jarang sekali dikumandangkan, ia bisa difungsikan kembali dengan syarat dibuat "membumi".

Memaknai tentara dalam konteks bela negara seharusnya ketahanan nasional merupakan gabungan yang terdiri dari pertama , wilayah , penduduk. Kedua, .System nasional ,yang meliputi tata kerja, dan tata negara yang mencerminkan derajat kemampuan, kematangan dalam berorganisasi. Ketiga, kemapuan ekonomi. Keempat adalah Kemampuan militer. Keempat hal ini haruslah replikasi dari tekad nasional yang bermuara pada ;pertama , sikap mental ( attitude atau akhlak mulia ) dari terbentuknya negara, kedua, kecerdasan masyarakat untuk menguasai Iptek, strategy nasional yang merupakan unsur utama dari pemikiran manusia yang lahir dari kesadaran manusia untuk menciptakan keseimbangan demi memenangkan komplik yang timbul dari ketidak pastian alam.

Sehebat apapun dan sebesar apapun negara yang menguasai wilayah yang luas, system nasional yang tangguh , kemampuan ekonomi raksasa, kemampuan militer yang tangguh, namun selagi salah satu dari muara dan modal tekad nasional seperti attitude, kecerdasan , strategy nasional lemah maka negara itu tetap lemah dan renta dari segala kekuatan luar yang masuk atau ketahanan nasionalnya rapuh. Begitupula sebaliknya. Itulah yang sekarang terjadi di AS ,yang sedang dilanda resesi ekonomi. Satu demi satu perusahaan AS dikuasai oleh China. Sementara konglomerat AS melarikan dananya untuk berinvestasi di China. Terakhir Bank of Amerika diambil alih oleh China Construction Bank. Juga dengan Singapore yang mulai kawatir dengan ketahanan nasionalnya. Dimana semakin banyaknya warga Singapore yang berimigrasi ke Australia dan Canada hanya karena attitude penduduk Singapore yang materialistis dan individualistis serta tidak pernah merasa memiliki semangat kebangsaan.

Reformasi tidak seharusnya merombak yang baik tapi lebih kepada penerapan law enforcement . System demokrasi ala barat tidak sesuai sebagai strategy nasional Indonesia untuk mencapai tujuan nasional.. Seperti kata Napoleon “ Politik dari seatu negara melekat dengan geographi mereka. Juga menurut Bismarck “ yang tidak pernah berubah dalam politik negara negara adalah geographi. Dan lagi apakah demokrasi ala AS adalah pilihan yang tepat ? Filosof politik Prancis, Alexis de Tocqueville, setelah melihat sendiri kedinamikan demokrasi Amerika, berujar "A democratic power is never likely to perish for lack of strength or of its resources, but it may very well fall because of the misdirection of its strength and the abuse of its resources." Dan telaah geostrategis dan geopolitis sangat membantu memahami kebenaran ujaran tersebut. Kekuatan ketahanan nasional kita sangat bergantung dari akar budaya keindonesian kita sendiri yang dirumuskan secara apik dalam Pancasila, bukan dari cara orang lain. Itu pula yang diyakini oleh China hingga mampu menjadi negara besar yang kuat.

Friday, April 04, 2008

Kanibalisme


Tanggal 13 Mei 1968, Revolusi Kebudayaan China, mereka menangkap Zhou dan membunuhnya. Tubuhnya dipotong potong. Jantungnya dimakan mentah mentah. Kaki dan kepalanya digantung didepan pasar kota, Wuxuan. Beribu ribu orang menontonnya. Janda, Zhou pun diseret kesana untuk melihat. Perempuan yang sedang hamil tujuh bulan itu diperintahkan untuk membuka bajunya. Ia menolak. Tapi seorang pemuda revolusioner, memaksa merenggut bajunya dari belakang. ” Terlalu kurus untuk dimakan ” kata pemuda itu setelah melihat tubuh kerempeng wanita itu dalam keadaan telanjang. Dalam ketakutan teramat sangat wanita itu melihat para pemuda revolusioner sedang memakan jantung suaminya dan sebagian ada pula yang sedang memakan kemaluan suaminya. Ini kanibalisme. Budaya binatang. Dengan wajah dan mulut berlumuran darah , para pemuda itu berkata

” Ini suami mu ?

” Ya. ..” jawab wanita itu dengan rasa takut.

‘ Dia corruptor, dia penghisap darah rakyat, dia maling , benarkah ?

‘ Ya, Benar ‘ Suara wanita itu ketakutan, Dia sadar bahwa berkata “ tidak” adalah mengundang kematian.

Itulah gambaran sekilas tentang yang terjadi ketika Revolusi Kebudayaan yang menguncang China di paruh kedua tahun 1960 an sampai dengan tahun 1975 memang ganas. Ini perlawanan kaum proletar yang benci dengan kapitalisme. Marah kepada segala antek dan agent yang mengakibatkan kapitalisme tumbuh subur di china. Yang telah membuat rakyat terpinggirkan dan korupsi meraja lela disegala sektor. Kemarahan yang revolusioner. Kemarahan yang menggiring ribuan para cerdik pandai, dosen, terpelajar, kekamp kerja paksa untuk masuk program brainwashing dan membunuh puluhan juta pejabat korup dan kaum berjuis.

Sulit dipahami oleh semua kita tentang revolusi yang selalu bau amis darah. Namun revolusi adalah suatu pilihan seperti kata Mao “, biarkan saja kehancuran terjadi , kelak pembangunan terjadi dengan sendirinya”. Revolusi Kebudayaan seperti usaha membakar ladang dengan tuntas , dan Deng sebagai suksesor Mao , tinggal menanami ladang yang telah terbakar dan mengantar Tiongkok menuju lompatan raksasa seperti yang pernah direnungkan olen Napoleon.

Mengenang ”Revolusi Kebudayaan ” , bagi china adalah mengenang sisi gelap. Tidak ada satupun warga China yang menginginkan jam berdetak mundur kemasa gelap itu. Kemajuan yang begitu pesat disegala sektor paska revolusi kebudayaan telah membuat mereka gamang dengan segala impikasi buruk seperti masa lalu. Koreksi demi koreksi adalah ujud dari ketakutan masa lalu yang gelap. Dari sinilah mereka belajar dari sejarah untuk hari esok yang lebih baik. Namun tetap saja Partai Komunis China tidak bisa mentolir apapun setiap perbedaan. Suatu cara yang diyakini dari keberadaan ideology, yang memang tidak ada yang sempurna

Apakah kanibalisme dibenarkan ? Tentu tidak ! Ini budaya terendah dari peradaban manusia modern. Kita mengutuk setiap tindakan kanibalisme atau kekerasan yang mengakibatkan orang lain teraniaya secara phisik. Itu pula yang menjadi dasar para budayawan dan pemikir sosiologi abad kini yang menempatkan HAM kekerasan adalah kejatahan laten yang harus diperangi. Tapi , semua lupa, bahwa kebijakan publik yang mengakibat orang tidak mampu lagi membeli kebutuhan pangan dan akhirnya mati kelaparan adalah kanibalisme secara systematic dan lebih dahsyat daripada kanibalisme phisik.

Seharusnya , kita sebagai bangsa yang kaya dengan sejarah gelap, menyadari bahwa revolusi bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi. Kita juga sadar bahwa tidak ada satupun pemebenaran logika terjadinya revolusi , yang akan menimbulkan kemarahan untuk tegaknya keadilan. Kita semua sadar bahwa tidak ada keadilan dalam keadaan marah, kecuali kezoliman. Seharusnya kita sadar pula bahwa setiap revolusi selalu diawali oleh pertikaian kelas dan terampasnya rasa keadilan bagi mereka yang tertindas. Anehnya , kita baru menyadari rasa kemanusiaan kita terampas ketika kita diperlakukan seperti Zhou yang menjadi korban kanibalisme rakyat marah. Sebelumnya, kita asyik saja menciptakan anarkis kebijakan ; membuat rakyat tak berdaya membeli kebutuhan hidupnya dan kita menyuburkan sikap hidup egoistis , yang sehigga sebetulnya kita menanam benih munculnya kebrutalan itu sendiri. Sadarlah sebelum terlambat. Itu lebih bijak daripada memukuli massa demontran yang anarkis , yang justru akan menyuburkan darah revolusioner dikalangan mereka yang tertindas.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...