Sunday, January 27, 2008

Soeharto

Dari kematian Soeharto ada pertanyaan bisu, tentang salah dan tidak salah.Ajal memang membuat banyak hal jadi tak jelas. Kita tidak tahu kenapa sebuah kehidupan yang bergairah pada suatu saat akhirnya terhenti dan kenapa selalu ada yang akan hilang dari sebuah kebersamaan. Orang bijak berkata bahwa waktu adalah sebilah pedang. Ia benar. Waktu mengukir proses, tapi juga memenggal. Umur memendek, rambut menipis, jantung melemah, kayu dikusen akan melepuk dan bumi kian kehilangan kesejukan. Seakan hidup hanya energy hangat yang mesti luput, seperti matahari yang pelang pelan meluputkan diri dari ladang. Hidup adalah ketidak berdayaan sejati. Semua berlalu dalam proses menuju kepastiaan,. Kematian.

Soeharto atau Orde baru memang lahir dengan rasa jenuh, mungkin jijik , mungkin gentar terhadap apa yang disebut ”Politik pluralisme”. Sebelum 1966, partai partai pegang peranan penting dalam menampung aspirasi rakyat. Mereka berperan pula merumuskan semua kebijakan atas nama rakyat dan menggerak massa untuk melaksanakan kebijakan itu. Dari atas turun kebawah dan dari bawah meluas keseluruhnya. Soeharto menciptakan kekuasaan dari kejenuhan ” era lama”. Ini tuntutan rakyat yang tak pernah menuai janji politisi tentang hidup makmur dan sejahtera. Ini soal pilihan situasional bila partai harus diciutkan, hak bersuara harus dibungkam, ulama masuk penjara, lawan politik diasingkan. Semua itu dengan satu keyakinan tentang perlunya stabilitas politik , stabilitas ekonomi , stabilitas keamanan. Rakyat tidak butuh kebebasan asalkan mereka tidak sulit membeli pangan, papan dan sandang. Soehato memenuhi janjinya walau harus berhutang kepihak asing. Rakyat butuh stabilitas. Ini soal pilihan dari kekesalan masalalu yang harus antri beras dan makan katul.

Kini , mengenang Soeharto adalah ketakutan tentang militer. Kita tak ingin apapun yang berbau militer hadir dalam ruang diskusi. Kita tidak ingin militer ikut bersuara. Semua yang berbau militer adalah anti HAM. Semua yang berbau agama adalah teroris atau anti pluralisme. Demokrasi tiran yang dikemas dalam jargon pluralisme, kebebasan sebebasnya. Sehingga syah saja bila president dan wakilnya jadi bahan dagelan di TV. Demokrasi terbebas didunia. Pers terbebas didunia, Porgnographi terbebas didunia. Korupsi terbebas didunia. Inipun adalah pilihan situational akibat masa lalu menakutkan. Kini tidak ada lagi demontrasi kesenayan. Disana tidak ada pekik. Yang ada hanyalah loby politik dan kompromi. Tawar menawar akan menjadi galib dan orang akan mulai melihat kebajikan dari kompromi. Tidak ada lagi suasana yang dibentuk oleh krisis. Dan kehidupan kini tidak jauh beda ketika era Soekarno, antri minyak, antri beras dan busung lapar. Sepuluh tahun setelah pilihan kita. Apakah kita puas dengan kebebasan? Apakah kita merindukan stabilitas ? waktu terus berjalan dan terasa hambar, seperti sekedar mencuci botol bekas. Tapi adakah ia akan kehilangan makna dihadapan kita ?

Soekarno, Soeharto, juga adalah kita semua. Yang kadang lupa ketika menuangkan anggur kedalam gelas sambil duduk berdiskusi diruang terhormat, kita sebetulnya hidup dalam keangkuhan dihadapan sang waktu. Padahal tak ada satupun manusia dapat tabah menghadapi Maut, walau tadinya begitu yakin memperalat dunia tempat kita berada. Kita memang tidak berdaya , lemah dan zolim dengan segala pilihan kita. Hidup juga tak menakjubkan hanya karena retorika tentang sang maha Ada, sang maha Suci. Retorika tentang kebebasan,kesetaraan, perdamaian. Hidup tidak menentramkan tentang stigma militer dan sipil, tentang demokrasi dan otoriter. Hidup menakjubkan dan menentramkan karena kita, disituasi yang mendung , memetik buah yang ranum dan mencicipinya , dan membaginya...Bisakah

"Selamat jalan Pak Harto..."

Friday, January 18, 2008

Restorasi

Teman saya yang kebetulan adalah salah satu direksi diperusahaan raksasa disuatu Negara tetangga. Dia nampak bingung dan tidak habis piker dengan menyaksikan keadaan perusahaannya dari tahun ketahun terus menurun kinerjanya. Padahal perusahaan ini menguasai resource yang sangat besar. Juga pasar yang sangat besar dan bahkan hampir menguasai 70 % pasar domestic. Tapi mengapa sangat lemah sekali menghadapi kompetisi. “Apakah SDM yang tidak berkualitas ?” tanya saya. Dia jawab bahwa “ hampir semua lini meneger S2 bahkan ada yang S3. Soal SDM kita terbaik “ Terus saya coba bertanya lagi dengan teman ini “ apakah anda sudah melakukan management audit dan financial audited secara menyeluruh “ ? Dia jawab bahwa “ sudah dan hasilnya selalu ada solusi untuk perbaikan namun nyatanya perbaikan tidak pernah terjadi. “ Memang perusahaannya belum bangkrut tapi sedang menuju kebangkrutan total. Dia resah.

Secara pribadi dia meminta saya untuk membaca seluruh data keuangan perusahaan dan memberikan kesempatan saya untuk meninjau lingkungan perusahaannya. Saya bersama team saya tidak membutuhkan waktu berlama lama untuk mencari tahu tentang kondasi perusahaan ini dan juga tidak butuh waktu lama untuk memberikan terapi agar perusahaan dapat keluar dari krisis. Hasilnya saya sampaikan kepeada teman ini bahwa hampir dua pertiga resource perusahaan terpakai untuk kegiatan operasional yang tidak ada hubungannya dengan pengembangan perusahaan. Seperti research, Pengembangan technology produksi, pelatihan , perluasan sinergi investasi. Perusahaan dengan resource yang besar memang mampu meningkatkan penjualan namun biaya operasional semakin meningkat dan harga juga terus turun karena factor kompetisi.Akibatnya laba semakin terkuras. Lambat namun pasti pesaing semakin kuat dan penjualan menurun sementara harga tidak bisa dikoreksi karena sudah terlanjur jatuh. Perusahaanpun semakin terjebak dengan high cost, low selling price. Ini jebakan mematikan. Jalan keluarnya hanya satu , yaitu restructurisasi dan rasionalisasi. Nah inilah yang sulit karena para petinggi perusahaan sudah terlanjur senang dengan segala facilitas yang ada dan malas untuk mengambil resiko untuk tujuan restucturisasi dan rasionalisasi. Mereka terus asik dengan berbagai strategy tanpa melihat kenyataan dimana structure perusahaan sudah tidak sehat untuk bersaing dan eksis.

Apa yang dialami oleh teman saya ini , sebetulnya juga banyak dialami oleh perusahaan raksasa. Memang diluar mereka nampak hebat. Apalagi dengan fasilitas direksi dan managemern,yang berstandard international. Tapi mengapa berbagai perusahaan raksasa yang tadinya terdaftar dalam 500 fortune dan akhirnya rontok dimakan banyak skandal. Dan itu terjadi sangat cepat. Jawabnya sederhana bahwa mereka para penangggung jawab terjebak dengan permainan akuntasi dalam mengotak atik neraca keuangan perusahaan. Juga didukung oleh Financial analysis yang gemar memasukkan data data prediksi dengan segala asumsi asumsi yang dipaksakan agar hasilnya memuaskan pemegang saham dan akhirnya tetap memberikan kesempatan direksi untuk terus memburu impiannya. Ini disebut dengan penyakit fundamental , yang tidak mau melihat data fundamental. Asumsi dan rasio keuangan selalu dijadikan acuan untuk menilai kinerja perusahaan. Dari sinilah banyak celah terjadinya skandal dikala perusahaan diambang kehancuran.

Keadaan tersebut diatas tidak jauh berbeda dengan situasi negara kita sekarang. Walau begitu banyak analisa makro dibuat dan digambarkan dengan berbagai asumsi untuk rencana kedepan namun nyatanya negara tidak pernah keluar dari masalah. Rasio pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat tidak ada hubungannya. Semua itu hanya ada dalam catatan pejabat otoritas moneter. Padahal senyatanya fundamental negara kita memang sangat lemah. Coba bayangkan pada tahun 2007, APBN mncapai Rp. 763 triliun. Dari sejumlah ini 70% habis untuk biaya operasional yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia, research dan tekhnology , perluasan infrastructure., dll. Hanya 30% dari total APBN dipakai untuk tujuan pembangunan. Namun dari 30% ini daya serapnya hanya 70% atau 21 % dari total APBN. Artinya Seluruh pegawai negara baik itu xecutive, legislative, yudikatif menghabiskan anggara sebesar 70% dari APBN dengan kinerja hanya 21% dari total APBN. Ini artinya bila asumsi satu berbanding satu maka kemampuan organisasi negara adalah sebesar minus 300% dari hasil yang dicapai.

Kondisi diatas sangat tidak efisien. Jalan keluarnya hanyalah melalui restructurisasi dan rasionalisasi. Tapi banyak restucturisasi dan rasionalisasi mengalamai kegagalan karena tidak didukung oleh perbaikan system dan pengembangan budaya yang beroirientasi kepada hasil dan tanggung jawab. Restructure hutang adalah mutlak apapun resikonya. Walau akan diembrgo oleh luar negeri. Mengalokasinya untuk peningkatan sumber daya manusia dan perbaikan lingkungan. Reorientsi kebijakan investasi dari investor private kepada investor financial untuk memperkuat pasar uang / modal domestik sebagai financial resouce dalam negeri. Reorientasi kebijakan industri dalam negeri yang mendorong pertumbuhan industri pengolah hasil pertanian dan tambang. Reorientasi pasar dalam negeri dengan memberikan ruang dan akses seluas mungkin bagi UKM untuk eksis. Reorientasi kebijakan privatisasi BUMN melalui standard Public Service Obligation. Disisi hukum adalah memberikan kekuatan penuh kepada president untuk mengambil kebijaksanaan dengan menghidupkan kembali Garis Besar Haluan Negara sebagai ketetapan MPR, yang merupakan payung dari semua UU tentang kebijakan dibidang moneter, fiskal, budaya, sosial. Law enforcement secara systematis untk mengikis pratek korupsi disegala bidang. Reorganisasi birokrasi yang sesuai dengan demokratisasi pelayanan.

Disinilah dituntut keberanian dan tekad dari semua eksponen bangsa untuk menerima ini sebagai suatu kenyataan untuk kemudian melakukan restorasi secara menyeluruh. Walau terapi ini sangat menyakitkan dan penuh dengan penderitaan , tidak akan masalah kalau itu bertujuan untuk kehormatan dan harga diri sebagai negara berdaulat. Masalahnya adakah keberanian dari elite politik untuk melakukan ini ? Selagi tidak ada keberanian maka negeri ini tidak akan pernah bisa keluar dari masalah. Siapapun kelak yang jadi president.

Saturday, January 12, 2008

HANURA

Didalam diri kita ada tiga hal yang membentuk kita dan juga menentukan pribadi kita. Yaitu hati nurani , akal dan nafsu. Kalau dianalogikan maka Hati Nurani itu adalah Hakim Agung. Akal adalah raja. Nafsu adalah Laskar. Artinya dalam diri kita haruslah akal sebagai raja yang tunduk dengan keputusan hati nurani sebagai Hakim Agung untuk memerintahkan nafsu ( laskar ) untuk berbuat dan bertindak. BIla kita mampu mengoranisir ketiga hal ini dalam kehidupan kita maka kita akan menjadi manusia prima sebagai rahmatan lilalamin. Namun bila nafsu sebagai raja maka nurani sebagai hakim agung akan diabaikan dan akal kita akan menjadi moster untuk menyesatkan dan menindas orang lain. Bila Nurani sebagai raja dan akal sebagai hakim maka nafsu akan lemah berbuat dan kita akan hidup dalam philosopy tanpa berbuat apapun.

Sebagai Hakim agung maka nurani begitu pentingnya dalam diri kita.. Nurani sebetulnya berasal dari bahasa Arab ( =NUR) yang berarti cahaya. Kemudian ditambah menjadi NURANIYYUN yang artinya “bersifat cahaya”. Dalam Al Qur'an, nurani disebut dengan nama bashirah, (Q/75;14-15) yang mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bagi orang yang nuraninya sehat, pandangan mata hatinya lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu, berbeda dengan “mata kepala” yang sangat terbatas jangkauan pan­dangannya. Bagi orang yang “mata hatinya” buta, maka ketajaman penglihatan “mata kepala” tidak banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46 ). Nurani bagaikan kotak hitam (black box) di dalam hati, sebagai sub sistem yang bekerja secara konsisten ter­hadap kebenaran dan kejujuran.. Dengan demikian nurani adalah cahaya yang ditem­patkan oleh Allah di dalam hati setiap manusia; Cahaya ini pula yang menyebabkan manusia rindu kepada Tuhan, yang menyebabkan manusia bisa menangis ketika berdoa, yang menyebabkan manusia tak terkecoh oleh godaan rendah harta duniawi dan sebaliknya bisa melihat dengan jelas tingginya nilai keutamaan kebajikan yang bersifat ukhrawi.

Hati dalam bahasa arab disebut qalbu . Sifat hati ini tidak pernah konsisten dan suka berdalih yang subjective.. Berlainan dengan nurani, karena tabiatnya yang bolak balik. Hati boleh mencari-cari dalih pembenar, akal boleh membuat rumusan yang logis membenarkan dirinya, tetapi nurani tetap konsisten membisikkan bahwa yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Itulah sebabnya mengapa nurani harus menjadi Hakim Agung dalam diri kita untuk berbuat dan bersikap. Jiwa manusia merupakan kesatuan sistem, oleh karena itu berfungsinya nurani juga bisa disebut sebagai sehat­nya hati (qalbun salim) atau seperti yang dikatakan oleh Imam Fakhr ar Razi dalam tafsir al Kabir, sebagai akal yang prima (al `aql as salim).

Bila digabungkan Hati dan Nurani maka sebetulnya pesan yang ingin disampaikan oleh Partai HANURA adalah anda boleh membanggakan akal dan pengetahuan , beretorika tentang pembenaran dihadapan orang lain tapi anda tidak bisa membohongi nurani anda sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila nurani anda berfungsi maka hatinya pasti sehat , yang sehingga mampu menggunakan akal dengan prima untuk melaksanakan program sesuai pesan yang disampaikan oleh nurani. Pesan apakah itu ? Pesan dari rakyat kepada pemimpinnya yang mengharapkan keadilan social.

Sebetulnya nama HANURA lebih tepat untuk icon dunia agar planet bumi ini dapat menjadi tempat yang tentram dan damai. Tapi bagi Wiranto, nama HANURA merupakan repliksi dari perjalanan panjangnya sejak dari ajudan President, Komandan Tempur, Panglima. Semua tugas itu dilaluinya dengan istiqamah. Loyalitasnya kepada tugas lebih karena sifat pribadinya yang selalu mendengar “bisikan nuraninya”. Itu sudah dibuktikan nya dengan mengawal tuntutan rakyat mengamankan suksesi dari Pak Harto ke Habibie dan akhirnya ke kaum reformis. Seperti yang dikatakan oleh Joseph W. Prueher, Panglima Komando Pasukan AS diPasifik, pada 1998 menuliskan "Untuk Jenderal ketahui, kekaguman saya kepada Jenderal begitu besar karena Jenderal telah berhasil menciptakan suatu kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak kepada konstitusi. Padahal, sebulan yang lalu hanya beberapa orang saja yang berpikiran bahwa Jenderal akan mampu melaksanakannya."

Mungkin takdir akan lberkata lain bila Wiranto menggunakan surat perintah KOPKKN (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Nasional) --yang oleh banyak pihak dapat disamakan dengan Supersemar (surat sakti yang telah digunakan Soeharto menumbangkan Soekarno di tahun 1966)-- untuk menjadi dictator. Padahal ketika itu seluruh kekuatan militer ada ditangannya dan president terpilih secara demokratis ( Pak Harto ) sudah memberikan mandate kepadanya..Ketika reformasi menang maka yang menang adalah akal sehat seorang Wiranto yang mampu senantiasa berbuat karena “nurani” nya. Publik dan kaum reformasi pada khususnya harus mengakui ini semua.

Bila Wiranto terpilih sebagai president maka pertanyaannya adalah apakah mungkin dia dapat melaksanakan tuntutan HANURA, sementara system negara yang terbangun melalui berbagai UU selama reformasi telah menempatkan bangsa Indonesia kedalam kubangan masalah dengan korban rakyat yang lemah bersaing ditengah era globalisasi. Apakah hati nurani Wiranto tergugah untuk menggerakkan akal dan nafsunya untuk berperang melawan segala kekuataan yang telah membuat system negara ini tidak berkeadilan kecuali kepada pemodal ? Apakah Wiranto hanya sebagai follower atas program /UU yang sudah dibuat oleh pemerintah sebelumnya atau merestorasinya sesuai dengan tuntutan Hati Nurani Rakyat tentang keadilan dan kedaulatan sebagai bangsa yagn merdeka. … Yang pasti pengalaman dan didikan TNI , penguasaan cara berpikir strategis serta nurani yang selalu sebagai hakim untuk berbuat dan bertindak maka wiranto pantas disebut "pemimpin" ditengah arus globalisasi untuk megembalikan negeri berdaulat disegala bidang. KIta lihat nanti..

Monday, December 31, 2007

Tahun Baru

Ketika manusia kali pertama diciptakan , Allah meminta semua makhluk sujud kepada Adam,. Hanya Iblis satu satunya yang tidak bersedia sujud. Sementara malaikat hanya mempertanyakan ” Mengapa manusia harus diciptakan. Bukankah manusia itu kelak akan menciptakan kerusakan dimuka bumi. ” Namun Allah menjawab ” Aku lebih tahu apa yang tidak kamu ketahui” . Sejak itu Iblis ditakdirkan menggiring manusia untuk membangun kejahatan. Manusia juga diciptakan Tuhan untuk menebarkan kebaikan sebagai wakil Tuhan. Jadi manusia disebelah disini dan Iblis disebelah sana. Ada dinding yang jelas dan transference oleh aturan dan dogma kitab suci untuk memisahkan antara yang hitam dan putih.

Dalam kehidupan selanjutnya antara yang hitam dan putih melebur manjadi abu abu. Manusia dan Iblis saling memanfaatkan.. Tidak tahu siapa memanfaatkan siapa. Yang jelas manusiapun membangun system yang sehingga kejahatan tersetructure dalam kebijakan Public dan budaya materialisme, hedonismo. Premanisme bersandal jepit dan berdasi ada disetiap sudut kehidupan. Akibatnya mungkin kini baru disadari oleh Iblis bahwa manusia memang pantas disujud. Manusia ternyata lebih canggih dari Iblis soal menciptakan kerusakan ketika mereka masuk dalam wilayah abu abu. Bahkan ada anekdot mengatakan , “ disini iblispun terampas pekerjaannya…”

Dalam ruang abu abu inilah bersemayam komunitas elite yang punya dokrin dan bahasa yang sama. Seperti komunitas pengusaha bicara tentang “ buy low , sell high and pay later. Dan later , never comes. Kredit macet adalah biasa.. Politisi menggantinya menjadi “promised now and pay tomorrow. Tapi tomorrow never come. Amanah menjadi bahan tertawaan sarapan pagi. Diluar komunitas mereka adalah komunitas lain layaknya deretan barang dietalage yang sudah dibandrol. Soal harga tergantung tempat dan packaging. Semakin mewah tempatnya dan indah packaging nya maka semakin mahal pula harganya. Suara bisa dibeli, hukum diperdagangkan, Image bisa dibangun. Ketulusan , jangan tanya,! Apalagi keadilan.

Maka lihatlah ketika waktu berlalu dan tahun berganti , yang terjadi adalah permainan sirkus kepatutan moral. Kualitas bukan ukuran tapi loyalitas sebagai penentu. Kader partai berkualitas tersingkir . digantikan oleh kader yang loyal berbagi kepada partai. Barang tidak perlu berkualitas tapi cukup ciptakan image agar konsumen loyal .Semua itu , dikemas dalam retorika magic word ; we care you, we serve you. Lagi lagi iblispun kalah jauh dengan manusia soal menggoda dan menghasut. Diruang elite itu kebusukan. kerakusan tersembunyi dibalik pidato, ruang seminar , keramah tamahan dan senyuman. Tidak ada persahabatan sejati yang ada hanyalah kepentingan. Akan selalu berbeda pendapat selagi pendapatan tidak sama.

Komunitas elite , komunitas abu abu , komunitas yang merampas tugas Iblis dan mengacaukan tugas manusia. Hingga , tidak perlu diperdebatkan tentang makro ekonomi yang tinggi harus dibayar dengan semakin luasnya gap antara yang kaya dan miskin. Jangan pula disesalkan bila alam dikuras menimbulkan bencana bagi orang banyak. Jangan pula bersedih bila potensi alam diobral kepihak asing. Jangan pula terkejut bila ulama lebih suka tampil di TV daripada hadir bersama misionaris di daerah terpencil. Jangan pula meratap bila daerah kumuh harus digusur untuk pembangunan super block Jangan pula marah bila porno aksi dan porno graphi adalah keseharian yang kita lihat di TV dan dijalanan. Semua itu ada pembenaran dalam retorika yang sulit dipahami oleh komunitas yang berwajah muram , yang berada di kubuk perkotaan, didesa desa , dibalik gunung dan lembah , dipulau pulau terpencil. Komunitas yang akrab dengan PHK, pernggusuran, bencana Alam, kelaparan, wabah penyakit, kebodohan , pengangguran.

Besok tahun 2008 menjemput kita. 2007 ada dibelakang kita. Tentu komunitas elite direpublik ini akan tertawa dalam kemenangan. Diluar itu terdapat mereka yang hanya diam memaknai tahun baru karena esok masih tanda tanya atau mungkin mereka bingung karena tidak pernah tahu tentang tahun , apalagi mempertanyakannya. Masa lalu itu berhubungan dengan masa kini , dan masa depan seperti kata orang bijak ” Dengan berdiam tentang kezoliman, dengan menguburkannya jauh didalam diri kita...., kita menanamnya” Kelak kejahatan yang ditanam kemarin dan hari ini akan tumbuh berlipat ganda...Semua terserah anda untuk menyikapi sang waktu dan memaknai pergantian tahun...Ingatlah firman Allah ” Demi waktu , sesungguhnya manusia itu hidup dalam keadaan merugi. Kecuali , orang yang beriman dan melakukan perbuatan baik, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.”

Wednesday, December 26, 2007

Renungan Natal

Wanita yang terkulai dalam tangis disudut kota Beirut tidak bisa berbuat banyak ketika menatap putranya berumur belasan tahun terbujur kaku didepannya. Wanita ini beragama Kristiani. Disampingnya nampak sahabatnya wanita muslim yang mencoba menghiburnya untuk tegar melawan kekejaman tentara Israel. Beirut adalah satu bait prosa yang tak pernah lekang dari sejarah barat dan timur. Seakan terus mengulang kisah tentang pembunuhan, kerakusan, dendam , amarah, kebusukan dan semua yang bermuara kepada kebenjian terhadap pemeluk agama tauhid.

Mungkin Syaila berusia kanak tidak mengerti mengapa Tank Amerika begitu banyak hadir dijalanan Irak hingga menggangu ketenangan malam. Yang langsung memaksa kita melompat jauh kemasa berabad abad lalu yang gelap , sebagai titik awal yang tak berujung tentang kerakusan dan darah. Kekinian yang muram adalah senyum kemenangan bagi Hamdan al-Qarmath pendiri kaum Hashyashyin, sebuah sekte (ordo) dari kelompok Ismailiyah-Qaramithah, salah satu cabang dari kelompok Syiah di bawah Dinasti Fathimiyah. Mereka adalah kelompok murtad Islam Yang sangat berperan menghancurkan kekuatan Islam dengan kelompoknya bernama Bolsyewisme-Islam. Keberadaan mereka yang selalu bergandeng tangan dengan knighs templar , piawai melakukan provokasi dan pembunuhan secara diam diam. Seakan antara Islamiliya-Qaramithah dan Knights templar terjalin dari satu misi yang sama tentang kecurangan dan kebusukan peradaban. Tidak dapat dipungkiri karena sejarah Knighs Templar sendiri adalah pengikut Kabbalah yang merupakan aliran sesat dari Islam , walau mereka mengaku sebagai pemeluk Kristen pada awalnya.

Sebuah konpirasi jahat terbentuk dengan memanfaatkan kelemahan dari ego tentang agama. Dsinilah Templar dan Ismailiyah-Qaramithah bermain dengan sumbu ledakan perang tak terelakan. Konspirasi ini telah membuat keberadan dunia barat dan timur mengalami perpecahan. Dunia barat menjadi dua kekuatan besar. Kirsten Timur yang berpusat di Byzantium dan Kristen barat yang berpusat di di Roma. Disisi lain Dunia Islam juga terbagi menjadi dua kekuatan besar yang juga saling memusuhi yakni Kekhalifahan Abbasiyah yang sunni dan Kekhalifahan Fathimiyah yang syiah yang berpusat di Mesir.

Jerusalem, disini semua berawal dari sebuah kesalahan dan kebodohan akibat asut dan adu domba bagi pemeluk agama samawi. Sejarah gelap perang salib yang membuat Islam dan Kristen , barat dan timur , menumpahkan darah kebumi. Sejarah membenarkan teori konspiransi. Terbukti setahun sebelum pasukan salib gelombang pertama yang dikomandani Godfroi de Bouillon tiba di pintu Yerusalem di tahun 1099 dan merebutnya, Yerusalem diserang oleh pasukan dari Dinasti Fathimiyah-Syiah yang berpusat di Mesir dan merebutnya dari tangan kekuasaan Dinasti Abbasiyyah yang beraliran Sunni.Jadi, ketika pasukannya Godfroi tiba di pintu kota Yerusalem, kota suci itu sebenarnya telah berada di bawah kekuasaan Bani Fathimiyah. Suatu jalinan kerjasama yang solid walau tidak nampak kepermukaan. Ordo Kabbalah dengan pembagian kerja: Mereka bekerja di Dunia Islam, sedangkan Yohanit (Ordo Sion dan kemudian Templar) bekerja di Dunia Kristen.

Salahudin melihat semua akibat dari perang yang sia sia itu. Setelah membebaskan Yerusalem dari konspirasi kotor dan menjadikan Yerusalem sebagai tempat yang damai bagi semua pemeluk agama, Salahudin terus melakukan pembebasan hingga ke Benteng Alamut, markas besar kelompok Ismailiyah-Qaramithah dan di Persia, sebelum akhirnya ke Mesir untuk melakukan pembersihan terhadap sekte Syiah. Juga menghabisi semua tawanan perang dari kesatria Templar. Kembali darah bertaburan kebumi tapi tentu untuk sesuatu perdamaian yang harus dibayar. Hal seperti ini juga belakangan diikuti oleh kelompok kristed Tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel dan Paus Clement V memutuskan untuk menangkap dan membubarkan anggota-anggota ordo ini. Clevement V bahkan mengeluarkan keputusan kepausan dengan nama Vox in Excelso (suara dari langit). Sejak itu, para pemimpin Templar, yang dijuluki "pemimpin Besar (Grand Master)", mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, namun sebagaian melarikan diri ke tempat yang aman seperti swiss dll.

Selanjutnya sejarah mencatat pembantaian dengan alasan pembersihan terus berlangsung dari abad ke abad terhadap ordo ini. Namun konpirasi terus terbangun dalam bentuk lain yang lebih canggih hingga menyeret dunia memasuki perang dunia. Dari puing puing kelelahan dalam perang yang sia sia itulah membuat dunia lemah dan ordo ini dapat tumbuh subur dan bangkit dalam kemasan ; neocolonial, kapitalisme, globalisasi, neoliberal , demokratisasi. Hingga kini di abad 21, ordo ini telah menjadi kekuataan dunia yang menguasai lembaga keuangan, industri, media massa , HIgh Technology dll. Mereka juga berperan membuat imbalance economic global dan menggiring lembaga multilateral memaksakan kebijakan yang merugikan Negara ketiga. Penderitaan bangsa , Irak dan Libanon dan belahan dunia lain yang terjerat dalam kemiskinan parah adalah contoh dari akibat kehadiran mereka. Semuunya berujung kepada pembentukan system dunia yang tidak berkeadilan agar menjadi lemah dibawah komando ordo ini.

Perang belum berakhir. Inilah seharusnya disadari oleh umat kristani dan Islam untuk menyatukan langkah dan menghindari segala provokasi yang bisa menimbulkan pertikaian , yang akhrnya akan menguntungkan ordo ini. Ruh kasih sayang diyakini oleh Islam dan Kristiani sebagai misi yang harus diemban seumur hidup adalah dasar untuk " stop pertikaian karena perbedaan". Kenalilah sebenar benarnya musuh disekitar kita dan perangilah "mereka" dengan Iman dan semangat kebersamaan untuk kedamaian dibumi.

Friday, December 21, 2007

RUU APP

Pada suatu kesempatan saya diajak teman untuk spa disuatu tempat di hotel berbintang. Ditempat ini juga menyediakan ruang bersantai setelah melakukan sauna. Anehnya tempat untuk santai ini tidak seperti yang satu ketahui bila melakukan spa di luar negeri. Tempat ini layaknya café tempat hiburan malam dengan atraksi yang sangat amoral. Diatas panggung nampak anak usia belasan menari tanpa busana satu lembarpun melekat. Disekitarnya nampak para pria melingkarinya sambil berjoget dalam keadaan mabuk. Saya sempat tertegun. Legal kah ini ?

Ketika melintasi perempatan jalan, tanpa ada rasa sungkan para pejaja Koran menawarkan majalah beraneka jenis dengan gambar yang sangat sexual tanpa memperdulikan didalam mobil ada anak anak. Sementara yang menjajakan majalah itu, mungkin usianya belum kepada dua. Bila kita pergi kesalah satu sudut kota, jangan terkejut bila ada saja anak anak yang menawarkan DVD porno tanpa rasa takut. Didesa, budaya pornographi memang tidak nampak kepermukaan. Namun , percintaan kaum remaja banyak menimbulkan kehamilan diluar nikah. Hubungan sexual diluar nikah bukan sesuatu yang tabu. Data dari beberapa lembaga riset , sangat mengejutkan bahwa sebagian besar wanita dan pria sudah mengenal dunia sex bebas ketika mereka masih remaja.

Gambaran diatas adalah cermin keseharian dibagian bagian sudut kehidupan di kota dan desa. Mungkin tentu tidak semuanya begitu. Namun system promosi yang berhubungan dengan kehidupan sex seperti lagu erotis, seni panggung erotis, filem erotis, majalah erotis, telah berperan efektif menggiring seluruh lapisan masyarakat akrab dengan sesuatu yang selama ini ditabukan oleh budaya dan agama. Kebebasan yang dibawa oleh promosi demokrasi telah menjadikan agama sebagai anti demokrasi, anti pencerahan, anti kedewasaan bersikap. Budaya santun menjadi bisu ditelah oleh kampanye kebebasan. Kita tidak malu bila pornographi dan pornoaksi menempati peringkat nomor dua didunia setelah Ukraina. Kita tetap bangga sebagai Negara yang paling berhasil didunia dalam melaksanakan demokrasi secara murni.

Sex adalah sesuatu yang sacral bagi orang yang meyakini agama dan berbudaya. Karena didalamnya adalah ruang yang sangat pribadi menyangkut hubungan dua anak manusia untuk melaksanakan fitrahnya Ruang ini bukanlah tontonan dan bukan pula sesuatu yang harus diulas secara vulgar melalui media massa. Ini adalah purity zone, yang lepas dari imaginasi apapun selain cinta kasih untuk saling melengkapi. Makanya rasa malu karena tabu, bukanlah keterbelakangan. Melainkan kehormatan untuk menempatkan yang essential tentang makna cinta kasih. Ada ungkapan, bahwa sesuatu yang berharga dan terhormat apabila dia tersembunyi rapat dan tidak mudah meraihnya. Lantas apa jadinya bila yang berharga dan terhormat itu ada dimana saja dan mudah didapat?

Makanya jangan terkejut bila batas moral dan kehormatan terelimnasi dalam bentuk perkosaan secara phisik maupun psikis. Secara phisik, wanita dipaksa melayani nafsu pria dengan ancaman kekerasan. Secara phisikis , wanita dipaksa dengan rayuan, magic word untuk melayani kekasihnya diluar ikatan pernikahan.Juga wanita pelacur dipaksa dengan uang untuk melayani pria hidung belang . Jalinan berbagai peristiwa perkosaan ini terjadi dengan begitu mudah dari waktu kewaktu. Akibatnya , batas haram dan halal, sudah kabur. Samahalnya , begtu sulitnya para anggota dewan mendefinisikan makna pornographi dan pornoaksi. Hingga RUU tentang pornographi dan Pornoaksi ini tidak kunjung selesai menjadi UU.

Para mereka yang menolak RUU Anti Pornographi dan Pornoaksi, sebetulnya secara tegas ingin memisahkan dogma agama dan negara sebagai ujud dari idealogi demokrasi tentang kebebasan berekpresi. Padahal tegaknya agama haruslah keterlibatan negara. Kalau negarapun tidak lagi memperhatikan agama sebagai dogma dalam membuat aturan kemasyarakat maka dipastikan masyarakat akan terpuruk dalam kebangkrutan spiritual. Bila ini terjadi maka jangan salahkan bila penyakit sosial seperti, korupsi, pelacuran, premanisme, narkoba akan sulit dihapus. Suatu masadepan peradapan yang sangat mengerikan ...

Thursday, December 20, 2007

Berkorban

Kerja keras telah terbayar dengan rizki yang melimpah. Belajar tekun telah terbayar dengan izazah ditangan. Sembilan bulan dalam rahim ibu, terbayar sudah dengan terlahir bersama indra yang lengkap. Semua itu adalah nikmat yang tiada tara dari kasih Allah kepada kita. Merasakan nikmat itu akan semakin bertambah ketika kita melihat banyak orang yang gagal dalam pendidikan tinggi, gagal meraih rezeki , gagal terlahir utuh. Begitu bijaknya Allah memperlihat kebesarannya kepada kita tentang nikmat itu , antara kebahagiaan dan penderitaan bersanding dihadapan kita. Agar kita dapat bersyukur dengan sebenar benarnya syukur. Makanya Allah berfirman “ Sesungguhnya telah aku beri engkau nikmat yang berlebih maka dirikanlah sholat dan berkorbanlah” Inilah kebijakan Allah kepada hambanya atas nikmat yang diperolehnya. Nikmat Islam dan nikmat iman.

Memaknai firman inilah yang harus di pahami bahwa ada HAK dan KEWAJIBAN ALLAH kepada kita makhluk ciptaanNya. Hak allah adalah untuk kita sembah dan kita puji. Sementara kewajiban Allah kepada kita adalah memberikan semua facilitas kehidupan yang memungkinkan kita dapat melaksanakan hak Allah. Kewajiban kita diingatkan terus dalam ritual sholat wajid dan sunah yang setiap hari kita lakukan. Begitulah keadilan Allah dalam menegakkan aturan kepada hamba citptaannya. Ketika Allah melaksanakannya kewajibannya kepada kita maka pada waktu bersamaan kitapun berkewajiban pula menegakkan hak Allah. Indahnya aturan Allah itu karena semuanya bermuara kepada cinta kasih. Mereka yang menderita adalah ladang ibadah bagi yang berlebih untuk melaksanakan fungsinya sebagai wakil allah dengan menyantuni mereka yang kurang beruntung. Bagi yang kurang beruntung adalah ladang ibadah untuk bersabar dan mensyukuri semua bantuan orang lain. Suatu tatanan yang sangat harmonis dimana yang kaya dan mskin dapat berdampingan tanpa satu sama lain merasa lebih kecuali mengharapkan ridho Allah.

Janji kita kepada Allah “ sesungguh Sholatku , hidupku, matiku, hanya untuk Allah. Suatu janji yang kita sampaikan lansung kepada Allah bahwa Dia satu tidak dipersekutukan oleh apapun didunia. Suatu janji bahwa kita ada didunia ini hanya karena untuk beribadah kepada Allah. Mengapa kita harus mengejar dunia yang pasti kelak kita tinggalkan ketika meninggal.? Mengapa kita sombong dengan kerja keras dan kepintaran kita sementara semua itu kita dapat berkat faciltias dari Allah.? Mengapa kita menutup mata dengan mereka yang menderita sementara kita menyadari bahwa derita dan bahagia pasti kita jumpai dalam kehidupan ini. ? Pertanyaan seperti inilah yang harus kita ulang setiap hari setelah usai melaksanakan ritual sholat. Agar harta tidak menimbulkan petaka bagi keluarga, agar kekuasaan tidak menimbulkan penderitaan bagi orang banyak, agar ilmu tinggi tidak menjauhi orang tolol. Sehingga kita terus disadarkan dalam kesehariaan kita untuk terus tawadhu, ikhlas berbuat apa saja karena Allah.

Menyadari hak dan kewajiban Allah ini, tidak ada ruang setitikpun untuk kita meragukan keadilan Allah. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk mencintai apapun didunia kecuali hanya karena ingin mendapatkan cinta Allah. Bila cinta Allah kita raih maka inilah nikmat berlebih yang kita dapat. Nikmat berupa rasa aman , dami , sejahtera. Nikmat ini akan terpancar dari raut wajah kita yang senantiasa tersenyum. Wajah kita bersinar menerangi orang lain. Membuat kerinduan bagi orang yang bila kelak tinggalkan kehidupan ini. Walau jasad telah dikuburkan namun cahaya kita terus menyinari alam semesta dan abadi dihati orang lain. Itulah makanya manusia yang pandai mensyukuri nikmat Allah adalah rahmat bagi alam semesta.

Selamat Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Korban, Hari Raya Haji.

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...