Friday, June 29, 2007

Resource perusahaan

Kemarin sempat ketemu dengan teman lama di depan gedung HSBC premiere Office di Central, Hong Kong. Teman ini nampak gagah sekali dengan setelah jas mahal. Usianya masih belum 40 tahun. Tapi rasa percaya dirinya tinggi sekali ketika berbicara tentang bisnis yang sedang digelutinya. Dia bicara tentang “Business value” atau tepatnya meningkatkan value asset perusahaan melalui perbaikan structure permodalan perusahaan. Dia bercerita tentang berbagai strategy investment value melalui perbaikan management system dll. Menurut saya apa yang sedang dia lakukan tidak memerlukan keahlian banyak. Ungkapan yang dia sampaikan tidak lebih hanya untuk mengaburkan business dia sebenarnya. Apa itu. Memanfaatkan kelemahan structural perusahaan orang lain dan mendapatkan yield melalui pasar modal.

Memang business seperti ini haruslah didukung oleh financial network yang kuat dan sumber informasi yang terpercaya dari orang dalam bank yang sedang menangani nasabah yang kesulitan meningkatkan pinjaman karena terbentur oleh masalah DER ( debt to equity ratio). Sesuai ketentuan dari system risk management maka bank tidak dibenarkan memberikan kredit bila perbandingan hutang dan modal (DER) diatas ambang batas. Kalau sampai bank melanggar ketentuan ini maka BI langsung menetapkan posisi pinjaman itu sebagai NPL. Tentu akan mengurangi tingkat kesehatan bank dihadapan otoritas.Inilah yang menjadi inti business dari teman ini. Berdasarkan informasi dari dalam bank, teman ini diperkenalkan sebagai investor yang akan memberikan bantuan permodalan kepada nasabah. Singkat cerita setelah melalui proses jual beli saham tertutup maka jadilah nasabah itu dalam kondisi DER yang sehat. Tak berapa lama kemudian , maka bank kembali mengucurkan kredit kepada nasabah tersebut tapi kepemilikan perusahaan mayoritas sahamnya sudah dikuasai oleh teman ini.

Tentu yang menjadi target perburuan sebagai calon perusahaan yang akan diambil alih sahamnya adalah perusahaan yang secara business sehat namun karena tingginya permintaan pasar karena keunggulan product dan technology atau dukungan resource lainnya maka perusahaan mengalami kesulitan liquiditas untuk mendukung permintaan tersebut. Sementara untuk menambah hutang di bank sudah tidak mungkin karena factor DER. Pada posisi inilah teman ini datang sebagai juru selamat memberikan solusi. Tapi sebetulnya adalah perampokan cara halus. Inilah system kapitalis dimana pemilik modal tidak pernah mengambil resiko sebagai vionir. Mereka hanya diam dan memperhatikan siapa yang lolos dari pertarungan menghadapi resiko , kemudian melakukan konspirasi dengan pihak bank untuk pengambil alihan. Selama menanti itu, mereka tidak rugi sama sekali karena uangnya dibank terus bertambah karena bunga yang tinggi.

Setelah perusahaan diambil alih dan sehat, memungkinkan bank memberikan kucuran kredit kembali sesuai ambang batas DER yagn ada. Strategy terus dikembangkan untuk meningkatkan value perusahaan melalui aliansi dengan mitra strategis atau berbagai hal yang memungkinkan perusahaan nampak indah dipandang dari luar. Permainan akuntasipun dibuat sedemikian indahnya berkat dukungan akuntan bayaran. Maka selanjutnya perusahaanpun diizinkan masuk kebursa. Pada saat itulah investor mendapatkan yield dari value saham. Soal berapa value yang akan diperoleh bukanlah masalah sulit bagi pemain business seperti ini. Mereka dapat saja menempatkan credit enhancement kedalam perusahaan sehingga nampak neraca perusahaan sangat solid dan pantas mendaptkan yield yang diinginkan pada harga perdana.

Apakah setelah perusahaan masuk ke bursa lantas urusan menggali yield berhenti. Tidak. Structure permodalan semakin membaik karena masuknya investor public maka kembali bank pun dirayu untuk mengucurkan dana kredit kepada perusahaan. Data dari survei INBRA bulan Maret 2007 tentang kredit perbankan ke perusahaan publik, tercatat sebesar Rp 115 triliun atau setara 30 persen dari total kredit perbankan yang disalurkan ke dunia usaha swasta juga diserap oleh 261 perusahaan publik tidak termasuk jasa keuangan. Begitulah seterusnya. Sepanjang upaya ini berjalan didalam system yang benar dan transfarance tentu tidak ada masalah. Tapi fakta dilapangan dan banyak terjadi diluar negeri justru sebagian besar perusahaan emiten terjebak dalam management illusi untuk hanya sekedar menjaga performance balance sheet dihadapan otoritas dan public. Biasanya ketika terjadi masalah, semua sudah terlambat. Sementara creator dibalik permainan ini tidak pernah menjadi korban. Mereka tahu kapan masuk dan kapan harus keluar.Tetap saja public yang akan menjadi korban.

Sudah saatnya negeri ini mempunyai lembaga pembiayaan yang kuat. Sudah saatnya sumber pembiayaan dari bank tidak lagi menjadi satu satunya resource. Lembaga venture capital harus lebih diberdayakan agar entrepreneurship dapat berkembang secara sehat melalui system kelembagan keuangan yang sehat. Sehingga bila pada giliranya masuk ke bursapun dalam kondisi sehat lahir batin. Jauh dari creator yang hanya mengandalkan yield tanpa peduli dengan masa depan perusahaan. Maka tujuan ideal pasar modal sebagai spread ownership dapat terjelma.

Saturday, June 09, 2007

Mencari dana ke China

Minggu minggu ini ada berita menarik bahwa kunjungan Pemerintah Indonesia ke China berhasil melakukan MOU berkaitan dengan bantuan investasi china untuk pembangunan insfrastruktur di Indonesia. Ada angin segar ditengah kemandekan program investasi asing ke Indonesia. Namun teman saya di Hong Kong bilang bahwa “ MOU itu akan berakhir sama dengan sebelumnya yang pernah ditanda tangani , hasilnya tidak ada implementasi.” Memang teman ini ada benarnya. Tahun lalu pemerintah berkali kali datang dengan rombongan ke China untuk mendapatkan dukungan pembiayaan proyek pembangunan Listrik, Monorail, dll. MOU pun sudah ditanda tangani namun kenyataannya MOU itu hanya lewat dibawa angin. Tanpa ada kabar lagi. Pertanyaannya mengapa sampai begini ? Apakah pemerintah China yang tidak commit atau pemerintah Indonesia yang tidak dapat memenuhi kesepakatan yang telah dibuat ?

Tentu alasan pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan china sebagai mintra untuk membantu pembiayaan proyek didasarkan oleh masukan dari para menteri dan pejabat ahli dibidang perekonomian. Alasan mereka sangat dapat diterima dimana China membutuhkan solusi untuk mengurangi tekanan nilai Yuan terhadap US dollar dengan memindahkan modalnya ke luar negeri. Jumlah tabungan masyarakat di bank bank di china sekarang diperkirakan mencapai USD 2 triliun dan ini merupakan potensi besar bila bergerak keluar. Alasan ini dapat diterima namun yang harus dimengeri bahwa China akan bertindak sangat hati hati menjaga Yuan..Walaupun ada kebijakan Yuan dapat bergerak floating namun band masih dipatok dalam batas tertentu dan sangat kecil. Disamping itu ada ekpektasi Yuan akan terus menguat dan ini akan membuat masyarakat china berhitung lebih dulu untuk berinvestasi keluar. Dan lagi Beijing hanya memberikan kuota pada tahun ini sebesar USD 7 milliar untuk boleh dikeluarkan dari china. Jadi mengharapkan china mau melepas modalnya keluar negeri masih sangat lama. Samahalnya dengan mengharapkan China menjadi Negara multipartai, walaupun ada niat tapi entah kapan akan terlaksana.

Lantas apa lagi yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia terhadap China dengan MOU berinvestasi ke Indonesia. Sebetulnya ini bukanlah investasi riil yang dibayangkan oleh public. Bagi china ini adalah bagian dari strategi menjual produk dan tekhnoloy yang mereka miliki kepasar international. Artinya kalaupun China ingin menanamkan modalnya ke Indonesia maka itu dalam kuridor Kredit Eksport kepada kontraktor yang bertindak sebagai EPC ( engineering procurement Contracting) nya.. Mereka tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun kepada pemerintah Indonesia melainkan dalam bentuk barang / project jadi ( In kind loan). Uang tersebut akan diberikan langsung oleh bank dichina kepada kontraktor china yang tentu mempunyai kewajiban membayar kredit tersebut ke bank.

Disinilah rumitnya, dimana kontraktor china tidak akan mendapatkan kredit dari bank di china apabila tidak ada jaminan/collateral pembayaran hutang. Nah , jaminan / Collateral ini mereka harus dapatkan dari pihak Indonesial dan jaminan itu harus bankable/marketable dalam bentuk dollar. Inilah yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah karena terbentur dengan UU peberdaharaan negara dimana Pemerintah tidak boleh memberikan jaminan hutang atas suatu project. Penggalangan dana hanya bisa dilakukan melalui mekanisme pasar obligasi.

Kalaupun ada investasi langsung china ke Indonesia maka itu bertujuan untuk menguasai sumber daya alam dibidang migas dan mineral yang sangat dibutuhkan china untuk mendukung pertumbuhan ekonominya yang sangat pesat. Jadi yang pasti, apapun yang dilakukan china ( sama dengan Negara lainnya ) adalah mencari laba dan keamanan investasi. Inilah yang harus dipahami oleh pemerintah agar lebih focus untuk memperbaiki iklim investasi dan penegakan hukum agar motive investor dapat terpenuhi. Disamping itu pemberdayaan UKM harus dijadikan landasan utama agar investasi asing tidak sampai menjadikan public sebagai penonton dan konsumen semata.

Ada cerita teman saya ketika dia ikut rombongan Wapres tahun lalu ke Beijing “Business gathering yang dilakukan oleh pihak Indonesia dalam rangka mendapatkan mitra business hanya dihadiri segelintir pengusaha china dan itupun bukan dari kalangan direktur. Akhirnya, jadilah pertemuan itu sebagai ajang ngerumpi antar pengusaha Indonesia sendiri. Tanpa hasil apapun yang didapatkan. “

Anehnya setiap kunjungan delegasi ke china yang selalu berjumlah besar dengan membawa rombongan para konraktor /pengusaha, selalu dijadikan komoditas politik bagi pemerintah bahwa program meningkatkan pertumbuhan ekonomi lewat investasi asing akan segera terlaksana. Jadi , ada harapan dan keseriusan untuk mencapainya,. Padahal rakyat tidak butuh itu dan lelah dengan janji yang tak kunjung menjadi kenyataan.

Monday, June 04, 2007

Sedekah

Jadwal pertemuan untuk hal yang sangat penting dengan seseorang sudah ditetapkan sehari sebelumnya. Victor dan Jassen sudah mengingatkan saya untuk datang lebih awal. Saya memaklumi itu karena seseorang ini dikenal sangat disiplin soal waktu dan lagi ditangannya masalah kami dapat terselesaikan. Seusai rapat di kantor jam 7 Malam kami sudah berada di Loby kantor untuk bersiap siap berangkat. Sambil menunggu Jesson mengambil kendaraan di tempat parker, saya dan Victor memilih berdiri diluar gedung sambil mengisap sebatang serokok. Di Hong Kong memang larangan merokok berlalu disemua gedung.

Ketika itulah saya melihat orang tua sedang tertatih membawa bungkusan besar menuju kearah gedung apartemen diseberang kami. Saya melihat dia berkali kali menoleh kekiri dan kanan seakan mengharapkan ada orang lain yang bisa membantunya. Keadaan ini jugan disaksikan oleh Victor. Pada waktu bersamaan Jesson muncul dengan kendaraannya. Dia meminta kami segera masuk. Tapi ,entah kenapa saya dan Victor segera berlari menyeberangi jalan. Bersama sama kami menggotong barang itu sambil mengikuti langkah orang tua itu. Sesampai didepan Lift , orang tua itu tersenyum kepada kami berdua. Ada keinginan untuk meninggalkan orang tua itu tapi karena membayangkan betapa sulitnya mengeluarkan barang ini dari dalam lift maka kamipun membantu orang tua itu sampai kedalam apartemennya.

Dalam perjalanan , tidak habis habis Jesson menyalahkan kami. Karena jadwal pertemuan dengan seseorang tidak bisa on time. Dia membayangkan rencana yang disusun sekian lama akan hancur hanya kelalain hari ini. Saya dan Victor hanya diam. Benarlah ketika kami sampai ditempat pertemuan , seseorang itu telah pergi. Salah satu staff nya mengatakan bahwa kami terlambat. Seseorang itu harus pergi untuk pertemuan lainnya. Tidak ada ketentuan kapan kami bisa bertemu lagi. Keadaan ini semakin membuat Jesson menyalahkan kami. “ kalian memang tidak pantas tinggal di kota besar seperti Hong Kong. Disini waktu begitu berharganya. Hanya karena sifat social kalian berbuat yang tidak penting telah mengakibatkan rencana strategis kita hancur ..hancur.”

Bagi saya tidak ada yang hancur. Juga tidak ada jaminan pertemuan dengan seseorang itu akan menyelamatkan kami. Dalam business semua serba tidak pasti. Yang pasti itu adalah melakukan setiap kesempatan untuk berbuat baik kepada siapapun dalam bentuk apapun. Itulah yang memungkinkan spiritual kita tetap terjaga. Dengan itu pula membuat kita tidak pernah takut dengan segala ketidak pastian. Itulah keyakinan saya. Juga diamini oleh Victor.

Rasulullah SAW pernah menegaskan agar setiap manusia melaksanakan sedekah setiap hari “ Tiap tiap jiwa keturunan Adam , tanpa kecuali harus bersedekah sertiap hari dimana matahari terbit didalamnya” Mendengar hadits itu , salah satu sahabat yang tak berharta untuk bersedekah bertanya “ Bagi orang semacam kami ini bagaimana bisa bersedekah ? “

Rasulullah SAW bersabda “ Sesungguhnya pintu kebajikan itu banyak sekali. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dengan khidmat dan khusuk adalah sedekah. Mengajak orang kepada yang baik dan melarang dari yang munkar adalah sedekah. Menyingkirkan sebuah batu dari jalan untuk memudahkan orang lewat adalah sedekah. Memberi petunjuk kepada yang bertanya kepada mu adalah sedekah. Memapah orang yang tak berdaya dan memberikan bantuan dengan kekuatan dua betismu serta mendukung orang orang yang lemah dengan kekuatan kedua tanganmu adalah sedekah. Dan senyummu bila berhadapan dengan saudaramu adalah sedekah ( HR. Bukhari-Muslim).

Dengan kata kata yang sederhana dan praktis Rasulullah Saw, menjelaskan pengertian sedekah tidak hanya terbatas dalam bentuk materi. Sedekah mengandung makna yang lebih tinggi dan lebih luas daripada sekedar pemberian kepada orang lain yang bersifat materi. Setiap orang dalam kondisi apapun dapat melakukannya. Dari hal ini islam meluruskan persepsi yang keliru, seolah anggota masyarakat sudah ditakdirkan tediri dari tingkatan , yaitu golongan “pemberi” yang berharta dan golong “penerima”. Islam membawa pandangan baru bahwa proses memberi dan menerima adalah melibatkan semua anggota masyarakat, kaya atau miskin, masing masing berbuat menurut kemampuannya.

Hikmah sedekah lebih kepada membangun kekuatan spiritual karena sedekah adalah sumber kebajikan yang menjalin hubungan kemanusiaan dengan empati kasih sayang, dan persaudaraan. Memberik adalah sumber kebahagiaan. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw “ Siapakah manusia yang paling baik ? Rasulullah Saw menjawab “ Orang yang sanggup memberi manfaat kepada sesamanya.” Kemudian sahabat itu bertanya lagi “ Amal apa yang paling utama” Rasulullah Saw kembali menjawab “ Memberi rasa bahagia pada hati orang yang beriman ( HR Tjabrani).

Kita sebagai umat Islam haruslah menjadi sumber mengalirnya kebajikan untuk terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.

Sunday, April 22, 2007

Kekuatan Komunitas?

Dengan dalih globalisasi dan kesataraan , perdamaian dan kemerdekaan yang dikemas oleh bangsa barat untuk mengkampanyekan paham demokrasi telah membawa bangsa kita hanyut dalam jargon tersebut untuk akhirnya mengesampingkan paham ideologi Pancasila. Akar budaya bangsa indonesia adalah gotong royong dan kebersamaan dalam jalian musyawarah untuk mencapai tujuan bersama. Jadi akar budaya bangsa indonesia sebetulnya anti demokrasi dimana mayoritas mengontrol minoritas. Kemudian , dulu juga Indonesia tidak menerima paham sosialis marxis yang memberi hak negara mengontrol masyarakat untuk mengorganisir dirinya sendiri , termasuk hak individu untuk beragama.

“ Kita harus menjadi bangsa mandiri. “ itu yang disampaikan oleh teman ketika kami berdiskusi tentang kehidupan berbangsa bernegera. “ tapi “ lanjutnya “ Bagaimana kita mau mandiri ? Politik saja kita masih meniru paham negara lain. Demokrasi bukan produk bangsa kita. Demokrasi adalah hasil eksport bangsa barat kepada kita . Nah kalau dari segi idealogi saja kita terjajah dengan paham orang lain bagaimana kita bisa disebut sebagai bangsa mandiri.”

Pertanyaan nya kini , mengapa paham demokrasi begitu mendapat tempat dalam panggung politik. Jawaban sederhana saya peroleh dari teman ini bahwa ” Ketika negara tak berdaya menghadapi hutang luar negeri yang semakin mencekik leher dan ketergantungan begitu luas akan tekhnologi serta permodalan dengan pihak barat maka menerima demokrasi adalah bentuk lain dari kekalahan tanpa hormat sebagai bangsa. ” jadi demokrasi lahir di panggung politik adalah kekalahan dari suatu proses perang panjang sejak indonesia diproklamirkan sebagai bangsa merdeka. Akhirnya ,jadilah kini kita terjajah dalam bentuk lain. Menjadi negara dengan logo tanpa ruh. Menjadi negara dengan bendera tanpa darah.

Namannya negara terjajah maka tidak ada kamus untuk menjadikan bangsa ini menjadi besar dan makmur berkeadilan. Karena tidak ada kemakmuran bagi terjajah kecuali bagi penjajah. ” tapi ” teman saya mempunyai pendapat lain ” yang terjajah adalah elite dan penguasa. Bukan rakyat. Karena selama proses kekalahan itu rakyat tidak pernah dilibatkan dalam perang. Rakyat hanya menjadi penonton. Bila kini elite dan penguasa kalah maka itu biarkan saja menjadi bahan tontonan juga. Sementara rakyat tidak usah berharap lagi kepada elite dan penguasa untuk memperbaiki keadaan. Hegemoni ini harus dilawan dengan semangat kemandirian rakyat untuk mengorganisir dirinya sendiri lewat kegiatan ekonomi dan sosial.

Caranya bagaimana ? Teman saya ini dengan enteng menjawab seperti gaya Gus Dur ” Sebetulnya rakyat selama ini dapat survival tanpa dukungan dari pemerintah. Jadi mengapa masih juga berharap dari pemerintah. Banyak kegiatan sosial hidup subur tanpa bantuan pemerintah. Juga banyak Usaha kecil dan informal dapat tetap bertahan tanpa dukungan fasilitas negara. Yang harus dilakukan kini adalah memberdayakan masyarakat untuk tempil lebih kuat melalui program pembinaan dan pendidikan berkelanjutan tentang hak haknya sebagai rakyat. Sehingga akan tanpil kelak mayarakat yang kokoh , yang mampu mengorganisir dirinya untuk menolong dirinya sendiri. Ketika itulah elite dan penguasa kehilangan ruang untuk tetap menjadi pengekor negara penjajah. ”

” Caranya bagaimana mendidik masyarakat untuk mandiri tersebut ” ? Teman saya ini lagi lagi menjawab dengan enteng ” Kembali kepada jatidiri gerakan koperasi. Namun dalam gerakan ini harus berani lepas dari campur tangan pemerintah. Gerakan ini harus berorientasi pada perang total masyarakat kepada elite dan penguasa melalui pembangunan berbasis komunitas yang kuat dibidang ekonomi. Jadi ini adalah gerakan revolusi namun tidak melalui cara phisik tapi melalui revolusi penyebaran paham melawan ketidak adilan system. Para pedagang , petani, pekerja, pengrajin masing masing membentuk komunitas sendiri sendiri namun saling berinteraksi satu sama lain dalam jalinan sinergi yang harmonis.

Apa yang dikatakan teman ini mengingatkan akan Adam Weishaupt sebagai sosok manusia yang paling dikenal di kalangan komunitas zionis dan freemason. KIta semua tahu bahwa Yahudi adalah bangsa yang terusir dari tanah kelahirannya dan akhirnya menjadi pesakitan bagi semua bangsa lain. Ketika perang dunia kedua, Hitler menggiring ras yahudi ke penjaran dan kamar gas beracun. Namun berkat jargon kerbersamaan akan senasif , Adam Weishaupt berhasil menciptakan kekuatan komunitas yahudi yang sehingga walau minoritas namun menjadi penguasa disegala bidang kehidupan dan mengontrol perubahan dunia dibidang science ,budaya, sosial dan ekonomi. Juga ada kelompok Nan Yang Inc, yang merupakan kelompok masyarakat china perantauan yang muncul karena mereka merasa tidak bisa berharap banyak negara dimana mereka berada akan peduli pada mereka. Lambat namun pasti Nan Yang Inc telah menjadi komunitas yang kuat dan bahkan berpengaruh besar dimanapun mereka berada. Keberhasilan mereka telah mampu membuat mereka mempunyai posisi tawar menawar yang kuat dengan para elite dan penguasa untuk kepentingan usaha mereka dibidang pereknomian.

Kembali kepada diri kita sendiri , apakah kita bisa meniru gerakan Nan Yang Inc atau Yahudi dalam konteks yang positip ? Apakah yang akan menjadi perekat kita untuk menjadi komunitas yang kuat ? Siapakah yang akan menjadi mentor ? Mentor yang paling dekat kepada masyarkat adalah para pemuka agama. Merekalah yang kini satu satunya leader yang masih bisa diharapkan untuk memimpin komunitas dalam satu barisan yang kuat. Hal terakhi inilah yang membuat teman saya terdiam. Karena dia menyadari bahwa sebagian besar pemuka agamapun sudah menjadi tak terpisahkan bagian dari elite dan penguasa. Saatnya rakyat harus membentuk komunitas mandiri atau mati ditelan kehinaan..

Wednesday, April 18, 2007

Mencintai Sahabat

Seorang laki laki berjalan menempuh perjalan kesebuah kampong. Dijalan laki laki itu bertemu dengan seseorang dan terjadilah dialogh.

“ Kemanakah tujuanmu, hai sanak ?
“ Aku ingin mengunjungi seorang sahabat didesa sana “ jawab laki laki itu
“ Bukankah itu perjalan yang jauh, Mengapa anda harus bersusah susah menempuh perjalan jauh demi seorang sahabat? Apakah ada maksud lain dari kunjungan itu?”
“ Maksud kamu “ Laki laki itu nampak bingung akan arah pertanyaan itu.
“ Maksudku, apakah kamu pernah berhutang jasa kepada sahabat itu sehingga mengharuskan kamu membalas dan menghormatinya. “
“ Tidak. Tidak ada maksud lain kecuali karena saya mencintai sahabat saya itu. Silahturahmi haruslah dibangun tanpa ada maksud lain selain kecintaan kepada sahabat dan beribadah kepada Allah.” Laki laki itu menjawab sambil berhias senyuman.

Seseorang itu terperangah dengan jawaban indah itu. Kemudian berkata kepada laki laki itu “ Ketahuilah oleh mu, bahwa aku adalah malaikat yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada mu bahwa Allah Swt akan mencintaimu selamanya sebab cintamu kepada sahabat”

Cerita diatas adalah terjemahan bebas dari hadith Rasulullah Saw yang dirawikan oleh HR Bukhari. Maknanya jelas sekali bahwa kecintaan kita kepada sesame karena Allah adalah kecintaan abadi ( unconditional love ). Dalam hadith Rasulullah bersabda “ Pada hari kiamat nanti Allah Swt akan berseru “ Mana orang orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari kiamat yang tidak ada tempat bernaung ini, Aku akan memberikan rangungan Ku pada mereka semua ( HR Muslim).

Cinta datang karena anugerah Allah. Inilah firtrah manusia untuk mencinta dan dicintai. Cinta biasanya datang karena motive. Maklum saja karena cinta itu menyakut soal perasaan dan nafsu. Rasa cinta inilah yang membuat sebagian besar manusia menjadi pecundang dan juga menjadi mulia. Rasa cinta kepada istri yang cantik maka akan membuat kita kecewa ketika kecantikan memudar karena penyakit atau usia. Kecintaan kepada jabatan akan membuat post power syndrome ketika berakhirnya jabatan atau tersingkir karena sesuatu sebab. Kecintaan kepada anak akan mendulang kekecewaan ketika anak lebih dekat kepada istri atau suaminya. Kecintaan kepada harta akan menyiksa ketika devaluasi atau harga saham rontok atau laba usaha menurun atau bangkrut. Kecintaan kepada sahabat yang berharta akan membuat kita kecewa ketika dia kikir berbagi.

Hanya cinta kepada apapun karena berlandaskan kecintaan kepada Allah lah membuat kita memiliki cinta sejati dan menentramkan. Mencintai apapun karena hanya dan hanya karena ingin menjemput cinta Allah adalah kemuliaan hidup. Dan kita akan terhindar dari rasa kecewa atau marah karena cinta tak berbalas. Dengan cinta yang dilandasi karena Allah inilah membuat kehidupan didunia menjadi damai tentram dan sejahtera.

Friday, April 13, 2007

Generasi yang salah

Hampir sebagian besar para orang tua yang menyekolahkan anaknya , mengharapkan agar kelak anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta. Yang pegawai negeri diharapkan jadi pejabat. Yang pegawai swasta diharapkan kelak jadi manager atau direktur. Seakan dunia bekerja adalah dunia yang menjanjikan masa depan cemerlang. Mungkin karena sebagian besar kelompok menengah di Indonesia yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi berlatar belakang pegawai. Para orang tua hanya mengenal dunia “ Work and Reward “ yang serba pasti. Bayangan kehidupan wiraswata yang serba tidak pasti bukanlah tempat aman dan harus dihindari kecuali kesempatan kerja sudah tidak ada lagi. Ini bawaan yang salah dari generasa yang salah.

Para wiraswasta diabad modern ini bukan lagi penyedia kebutuhan pasar tapi mereka pencipta kemakmuran dan perubahan. Sikap mental wiraswasta yang tangguh menghadapi kompetisi, kreatifitas yang tinggi serta kemampuan mengikuti perubahan adalah asset bangsa yang tak terhingga untuk menggiring jutaan rakyat masuk kekelompok menengah. Untuk kemakmuran Indonesia , tidak dibutuhakn 10 juta wirawasta tangguh. Cukup empat juta wirawasta tangguh dengan bekal pendidikan yang cukup , sudah mampu menggiring jutaan rakyat keperingkat menengah. Cobalah hitung, bila 4 juta pengusaha ( 2 persen dari jumlahn penduduk ) professional itu dapat menarik angkatan kerja sebesar 25 orang per satu unit usaha maka jumlah angkatan kerja yang dapat ditampung sebesar 100 juta orang. Andai masing masing pekerja itu mempunyai tanggungan 2 orang maka jumlah yang dapat hidup dari kehadiran wiraswata unggul itu menjadi 200 juta orang atau sama dengan jumlah penduduk Indonesia. Pengusaha dengan jumlah karyawan sebanyak 25 orang bukanlah perusahaan besar tapi perusahaan tergolong menengah kecil. Artinya untuk menciptakan kemakmuran kita tidak butuh konglomerat , kita hanya butuh 4 juta pengusaha professional berskala kecil tapi tangguh.

Tentu bukan masalah besar bila ada kemauan besar untuk merubah budaya jongos menjadi juragan Masalahnya sekarang adalah budaya untuk memilih cara aman dan mudah adalah keseharian kita. Budaya berani menghadapi ketidak pastian dan bertarung dalam kompetisi meraih peluang pasar sesuatu yang langka. Mungkin karena ratusan tahun terjajah dan biasa diperintah hingga sangat sulit untuk merubahnya. Padahal dengan system demokratisasi anggaran melalui mekanisme deficit sudah sangat jelas menegaskan bahwa peran pemerintah/negara tidak lagi sebagai undertaker /provider untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Pemerintah dalam konteks demokratisasi hanyalah sebagai regulator dan motivator untuk terbentuknya kemakmuran ditengah masyarakat.

Ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan angkatan kerja terus meninggkat maka kumpulan para sarjana itu bukannya menjadi asset bangsa melainkan jadi beban negara yang minus kontribusinya. Mereka terpaksa masuk daftar pengangguran dan menjadi masalah social bagi Negara. Maka kitapun marah kepada pemerintah karena gagal menyediakan lapangan kerja untuk para putra kita yang lulus universitas. Seakan pemerintah kita tempatkan sebagai provider untuk ticket meraih masa depan. Padahal pemerintah sendiri adalah bagian yang terpasung dari kehadiran rakyat yang selalu meminta. Dimanapun , negara itu tidak pernah akan besar bila rakyat tidak mampu menjadi pahlawan, baik bagi dirinya sendiri maupun pahlawan bagi bangsanya. Itu hanya dimungkinkan dapat ditempuh melalui wiraswasta.

Di China sekarang tercatat jumlah wiraswata mencapai 80 juta orang. Sebagian besar mereka tergolong usaha kecil menengah. Sejumlah mereka tersebut rata rata menampung 10 orang tenaga kerja per unit usaha atau secara total sumbangan pengusaha menengah kecil tersebut terhadap penyedia lapangan kerja sebesar 800 juta. Artinya mereka mampu menampung seluruh angkatan kerja di china. Hampir 1 milliar penduduk china masuk dalam kelompok menengah dengan penghasilan USD 24,000 per tahun. Jumlah ini akan terus bertambah dengan semakin gencarnya kampanye pemerintah untuk melawan kehadiran pengusaha asing di china agar rakyat china dapat menjadi tuan dinegerinya sendiri disegala bidang. Tapi lihatlah daftar orang terkaya didunia. Dari 100 orang terkaya didunia tidak ada satupun berasal dari China namun peringkat pertama didunia dalam hal jumlah kelompok menengah adalah china.

Padahal kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan letak yang strategis diapit oleh dua benua serta berhadapan langsung dengan pacifik yang merupakan zona paling pesat pertumbuhan ekonominya adalah potensi yang tiada habisnya untuk unggul memanfaatkan peluang usaha disegala bidang. Tapi, kita tidak pernah melihat potensi kita kecuali terus berharap kemudahan dapat datang tanpa harus mengambil resiko. Sayangnya, kemudahan dengan banyak facilitas untuk berwiraswata , kemudahan mendapatkan lapangan kerja , sudah tidak ada lagi seiring dengan deru mesin globalisasi dan demokratisasi , dimana potensi setiap negara menjadi bukan hanya milik bangsa itu sendiri. Change your attitude then financial resource will follow you.

Monday, April 09, 2007

Cermin yang salah

Disuatu sudut jalan , sang anak jalanan meringis bersandar didinding halte bus. Usianya mungkin belum genap 10 tahun tapi sudah merasakan kepedihan yang teramat sangat. Dari kepalanya mengucur darah segar dan menutupi hampir setengah wajahnya. Anak itu tidak menangis. Matanya memancar marah namun tak berdaya. Dia baru saja berkelahi mempertahankan uang disakunya yang akan dirampas oleh preman dewasa. Uang tetap lepas dari tangannya namun dia sudah tampil sebagai petarung gagah berani ditengah rimba ibu kota. Kelak bila dewasa anak ini akan terlatih menghadapi kekerasan dan akan menjadikan itu untuk bertahan hidup. Tidak ada bedanya dengan sekelompok mahasiwa IPDN/STPDN Jawa Barat yang tak berdaya ditangan seniornya. Mereka dipaksa kalah oleh arogansi para senior. Kekalahan yang harus dibayar dengan sepak dan pukulan , yang kadang berakhir dengan kematian. Kelak , para pradja ini akan tampil sebagai pemimpin kota yang akan menularkan sikap keras itu dengan menindas rakyat kecil. Menggusur pedagang kaki lima. Menggaruk tunawisma dan semua dilakukan tentu dengan kekerasan dan kekerasan.

Kekerasan dalam bentuk paling primitip adalah dengan cara memukul dengan kepalan tangan atau senjata tajam. Kekerasan seperti ini hanya menimbulkan korban terbatas. Apapun alasannya , kekerasan itu muncul tidak lebih sosok dari naluri binatang untuk mempertahankan hidup. Namun ada juga kekerasan yang sistematis dan berdampak sangat luas. Adalah kebijakan pemerintah dari penguasa korup. Kekerasan ini tidak nampak dalam kacamata primitip namun dapat dirasakan dengan semakin langkanya kesempatan kerja, rusaknya lingkungan, rendanya akses rakyat kepada dukungan sosial , penggusuran tempat usaha bagi rakyat kecil dengan alasan ketertiban, rendahnya nilai tukar produk pertanian, lemahnya posisi tawar buruh dihadapan majikan, dan seterarusnya seterusnya. Kita menonton suatu drama kehidupan dimana yang kuat menindas yang lemah. Keadaan ini berlangsung dari abad keabad.

Pembodohan melalui kemiskinan rakyat adalah satu cara efektif membuat penguasa tetap berkuasa. Penguasa itu adalah komunitas terbatas yang tahu bagaimana hidup senang dari kebodohan dan kelemahan orang banyak. Seakan dunia terjerembab dalam cermin yang salah. Cermin dari filsup Darwin yang membenarkan hidup bukanlah tempat yang nyaman bagi si lemah. Dalam bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for live. Salah satu pernyataan terpenting teori evolusi adalah "perjuangan untuk mempertahankan hidup" sebagai pendorong utama terjadinya perkembangan makhluk hidup di alam. Menurut Darwin, di alam terjadi perkelahian tanpa mengenal belas kasih demi mempertahankan hidup, ini adalah sebuah pertikaian abadi. Yang kuat selalu mengalahkan yang lemah. Thomas Malthus , juga memberikan penguatan tentang ini melalui teori tentang ” principle of population. Teori ini membenarkan bila kelompok yang kuat harus menindas yang lemah. Ini adaalah hukum alam yang tak dapat dihindarkan. Orang bodoh dimakan orang pintar.

Sebagaimana pemikiran Politikus pada paruh pertama abad ke-19, di seluruh Eropa, mereka membicarakan "masalah kependudukan" yang baru ditemukan, dan untuk merumuskan cara menerapkan anjuran Malthus untuk meningkatkan laju kematian orang-orang miskin: "Sebagai ganti ajakan hidup bersih kepada orang-orang miskin, kita harus menganjurkan kebiasaan hidup yang sebaliknya. Di kota-kota kita, kita hendaknya menjadikan jalanan semakin sempit, menjejali lebih banyak orang yang tinggal dalam rumah kumuh, dan mendorong munculnya kembali wabah penyakit. Di negeri ini kita harus membangun desa-desa di dekat tempat genangan air, dan secara khusus menganjurkan pemukiman di semua tempat basah rentan banjir dan tidak sehat," dan seterusnya, dan seterusnya...Seakan inilah menjadi lawan sejati dari kelompok agamais. Yang menginginkan kesetaraan, kemerdekaan untuk mencapai perdamaian dimuka bumi. Pertarungan antara yang benar dan salah atau antara YIN dan YANG.

Para agamais selelau mendengungkan tentang hidup damai dimuka bumi. Sementara kenyataan "Hidup memang tidak lagi bersahabat" ketika teori Darwin tentang gagasan "pertikaian di alam" memberikan bukti seperti adanya peperangan dengan mengatas-namakan rasisme, Fasisme, Komunisme, dan imperialisme. Kini teori Darwinisme telah dikemas dalam bentuk regulasi dan kebijakan kepada publik yang lebih santun namun tetap dilandasi keinginan golongan kuat untuk menindas orang-orang yang mereka anggap lebih lemah. Kita tidak perlu terkejut bila semakin banyak anak anak melata dijalanan dan pedagang digusur, tanah rakyat dianeksasi , lingkungan yang rusak dan tidak terjaminnya dukungan social bagi masyarakat miskin, lemahnya daya tahan hidup dan daya kompetisi petani. Karenanya sulit bagi kita kini bila harus menghentikan metode pendidikan calon pemimpin yang ada di IPDN/STPD yang mengutamakan pemahaman kekerasan sebagai cara memaksakan kehendak.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...