Saturday, November 12, 2005

Spiritual sosial

Saya bertemu denga teman lama. Dia yang saya kenal adalah pribadi yang tak menarik untuk diceritakan. Karena memang tak ada yang luar biasa. Tapi mengapa sekarang saya bercerita tentang teman ini. ? Sesuatu yang saya anggap salah terhadap dia ternyata justru itu nilai kemanusiaanya tinggi sekali. Pertemuan saya dengan teman ini disuatu acara product launching. Yang punya hajat adalah relasi business saya. Pada acara itu hadir istrinya yang cantik. Saya baru tahu relasi saya itu telah menikah lagi setelah istrinya meninggal. Pada acara inilah ,teman saya itu nampak akrab dengan istri relasi saya. Saya agak terkejut ketika istri relasi business saya itu memperkenalkan teman saya itu sebagai ayahnya. Bagaimana mungkin ? yang saya tahu teman ini tidak punya anak perempuan. Kedua putranya sekolah di Amerika. Tapi saya tanggapi dengan senyum saja.

Setelah istri relasi saya itu usai beramah tamah dengan kami, teman ini saya tanya prihal statusnya sebagai ayah dari wanita itu. Awalnya dia nampak sungkan untuk bercerita tentang wanita itu. Tapi setelah saya desak dengan cara saya, akhirnya dia ceritakan juga. Katanya, bahwa dia punya anak asuh wanita sebanyak 8 orang. Semua mereka lulusan universitas dan sebagian sudah menikah. Wanita wanita itu dikenalnya di dunia remang remang. Maklum sebagai pebusiness diakhir zaman ini kehidupan reman remang tak bisa dielakan. Saya termasuk yang berusaha keras untuk menghindari ini walau kadang tak bisa berkelit.Tapi teman ini nampak tak punya masalah soal ini. Dia menjamu tamu businessnya dari jepang, korea , china di caffe executive mahal dengan standar layanan wanita berkelas. Sangking seringnya , saya sempat mempertanyakan kemana sholatnya, puasanya, hajinya. Makanya saya tak ingin membahas soal agama dengan teman ini.

Teman ini mengatakan kepada saya, bahwa walau dia acap masuk dalam wilayah zina namun dia tak pernah menyentuh zina. Dia lawan dirinya dengan perbuatan dakwah didunia sesat ini. Para wanita penghibur itu adalah mereka yang lemah dan terjebak dalam sistem yang brengsek. Dia angkat mereka yang mau sadar dengan berjihad. Mereka yang mau ingsap , ditanggungnya biaya hidup wanita itu asalkan mereka mau membekali dirinya untuk mandiri. Mereka yang mau kuliah dibiayainya, yang mau kursus dibiayainya. Begitulah. Dari satu orang menjadi dua dan akhirnya mencapai delapan orang. Bila satu mandiri, ada saja yang datang lagi untuk dia tolong. Perbuatannya ini tidak pernah diberi tahu kepada siapapun, termasuk kepada istrinya. Yang pasti semua wanita itu setelah ditanggungnya biaya hidup ,mereka tidak lagi bekerja didunia malam. Wanita itu menjadi muslimah yang taat dan akhirnya mendapatkan suami terhormat, salah satunya istri relasi saya itu.

Saya terpesona mendengar ceritanya itu. Mengapa kamu lakukan itu? Dia menjawab, banyak cara untuk berbuat baik namun yang sulit adalah berbuat baik karena Allah dan tak takut difitnah orang karena perbuatan itu. Bukankah semua kita mencari keridhoaan Allah dan hanya Allah tempat kita berharap. Mungkin, lanjut teman saya itu, kekuatan tangan saya tak mampu untuk merubah budaya brengsek ini tapi dengan kekuatan yang saya punya saya telah berusaha mengurangi korban dari budaya brengsek ini. Air laut tidak akan kering tapi setetes air laut kita ambil , air laut itu berkurang isinya. Lantas mengapa mereka semua menjadi muslimah yang taat ? tanya saya. Dia jawab, karena saya memberi tanpa mengharapkan imbalan apapun. Tak ada ruang sedikitpun terkesan saya mengharapkan sesuatu dari mereka. Ketika mereka bertanya, maka saya jawab “berterimakasihlah kepada Allah “ karena hak kalian ada pada saya yang dititipkan Allah.

Karena itulah , para wanita anak asuhnya itu sadar dengan rasa syukur tak terbilang dan akhirnya bertobat. Benarlah bila perbuatan karena cinta kepada Allah maka cinta pula yang akan ditebarkan kepada manusia. Teman ini telah melaksanakan sabda Rasul “Tiga hal yang bila siapapun berada di dalamnya, maka dia dapat menemukan manisnya rasa iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; hendaknya ia mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah; dan hendaknya ia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.

Tuesday, November 08, 2005

Subsidi

Kemarin saya bertemu dengan teman yang kebetulan mantan bankir asing lulusan Harvard Business School. Dia berkunjung ke Indonesia ingin berdiskusi soal peluang investasi di Indonesia. Tapi akhirnya , pembicaraan berlangsung hangat ketika topik bergeser tentang kebijakan kenaikan BBM. Dia berkata bahwa pemerintah sekarang telah melakukan kebijakan yang benar dibidang ekonomi. Kebijakan ini akan meningkatkan kredibilitas pemerintah dimata international. Saya yakin ini memberikan angin segar bagi masa depan ekonomi bangsa Indonesia . Demikian kesimpulannya. Mengapa ? tanya saya. Alasannya bahwa kebijakan menghapus subdisi BBM itulah yang sangat luar biasa. Katanya dengan yakin.

Dia melanjutkan. Bahwa subsidi seperti juga pajak dapat mengakibatkan terjadinya excess burdens ( resources miss allocation ) terhadap ekonomi jika salah mekanismenya. Tetapi , subsidi dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir , yakni kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dapat memberikan subsidi melalu berbagai cara Pertama, subsidi harga, Kedua ,Subsidi kepada produsen dan ketiga adalah subsidi langsung kepada masyarakat. Dari pilihan tersebut yang paling buruk adalah subsidi harga karena menimbulkan alokasi subsidi yang keliru dan mendistorsi perekonomian. Sebaliknya , yang paling baik adalah subsidi langsung sehingga tepat sasaran dan menghemat anggaran negara. Subsidi langsung memang sangat rawan terhadap penyimpangan dan menimbulkan efek kenaikan harga serta inflasi. Masalah penyimpangan harus diawasi oleh semua pihak. Efek kenaikan harga dan inflasi harus diminimalkan dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat.. Teman ini tersenyum. Inilah cara berpikir ekonomi liberal.

Saya berbeda pendapat dengan teman ini. Bahwa kondisi Indonesia tidak semudah berteori. Konsep itu akan mungkin dapat diterapkan bila masyarakat mempunyai akses yang luas untuk membayar jasa dan barang. Dan sector produksi mampu berproduksi dengan efisien. Saat ini hampir sebagian besar sector produksi lumpuh karena crisis ekonomi dan sekitar 38 juta rakyat Indonesia sebelum kenaikan harga BBM sudah makan hanya 1 x sehari. Dana kompensasi BBM hanya akan diberikan ke 14 juta penduduk. Lantas yang sekitar 30 juta itu bagaimana? Mereka akan tambah menderita dengan berbagai kenaikan harga barang seperti beras, sayur, ikan, ayam, dsb. Itu kalau dana kompensasi BBM 100% tersalurkan.

Disamping itu lanjut saya. Bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkorup di dunia dan terakhir dinobatkan sebagai negara terkorup di Asia. Apa iya subsidi itu akan tersalurkan? Kalau harus mengawasi, bagaimana cara mengawasinya? Toh terbukti KPK segala macam tak mampu memberantas korupsi.Harga barang akan naik, nilai rupiah pada akhirnya akan melemah, baik terhadap barang mau pun dollar. Akibatnya kembali terjadi selisih harga BBM domestik dgn harga BBM Internasional. Saat itu, kembali harga BBM dinaikkan. Begitu seterusnya. Jadi tak ada harapan baik jangka pendek mau pun jangka panjang untuk rakyat miskin. "

Teman ini tersenym mendengar uraian saya menyanggahnya. Dia dengan minta saya memahami bahwa Indonesia tidak lagi sebagai pengekspor minyak tapi juga pengimpor minyak. Jadi harga international lah yang harus dibayar pemerintah untuk keperluan domestik. Hal ini akan menguras devisa dan dibakar setiap harinya. Itu tidak seratus persen benar! itu saya tahu. Bahwa produksi minyak Indonesia 1,1, juta barret per hari dan masih melebihi jumlah impor , sehingga indonesia masih surplus devisa. Karena UUD 45 pasal 33 maka subsidi adalah kebijakan politik bagi rakyat yang belum terjangkau keadilan dari distribusi kekayaan alam maupun pajak. Kembali dia ngotot dengan alasannya bahwa kebijakan penghapusan subsidi itu dalam jangka pendek akan menyengsarakan rakyat, tetapi jangka panjang akan lebih baik bagi anggaran negara, kebijakan energi nasional, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum.” Katanya

Kembali saya ngotot bahwa dalam jangka pendek jelas sangat menyengsarakan rakyat. Dalam jangka panjang juga akan sama. Lihatlah kenyataan dalam hukum besi. Bila BBM dinaikkan maka inflasi akan melambung. Inflasi tinggi akan dihadapi oleh Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga. Suku bunga SBI akan diatas inflasi dan pada gilirannya akan menaikkan suku bunga perbankan. Bila suku bunga tinggi maka espansi kredit akan melemah dan sektor produksi akan ambruk. Dan akhirnya sektor perbankan akan bleeding karena harus membayar bunga deposan dengan tinggi. Dan dengan santai dia mengatakan, pada saat ini pemerintah tidak punya cara lain untuk mengatasi dipisit APBN kecuali menghilangkan subsidi BBM.

Kembali saya dapat memahi itu. Namun sebetulnya yang dibutuhkan rakyat adalah kebijakan yang berkeadilan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Banyak cara lain yang dapat ditempuh, seperti menyita harta para pemilik Bank yang telah merugikan Negara hingga Rp 600 trilyun lewat KLBI/BLBI. Bukan Cuma perusahaannya, tapi juga rumah dan mobil mewah pribadi mereka. Menaikkan cukai rokok sampai 200 %. Menghidupkan kembali Pajak Kekayaan Pribadi ( Pkn) dengan tarip tinggi.

Dinegara manapun dan dalam teori ekonomi manapun jelas menyebutkan bahwa hanya istrumen Pajaklah satu satunya yang dibenarkan untuk menutup difisit APBN dan mengapa justru pemerintah enggan meningkatkan pajak atau kembali menerapkan pajak kekayaan pribadi. Bayangkanlah di Indonesia ada aparment yang berharga Rp. 20 milliar per unit dan semuanya terjual habis dalam hitungan hari. Mobil mewah import berharga Rp. 5 miliar lebih terjual habis dalam hitungan hari. Bila liburan , sangat sulit mendapatkan ticket pesawat domestik mapun international. Sementara disisi lain ratusan juta rakyat hidup tanpa masa depan Demikian sanggahan saya dan dia nampak berkerut kening.

Kembali dia bersitegas soal niat dibalik penghapusan subsidi. Kenaikan harga BBM hendaknya dilihat dari perspektif jangka panjang. Keinginan pemerintah jelas agar Indonesia bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Kesemuanya ini iabdikan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Yang saya mengerti bahwa kenaikan harga BBM justru mengundang operator business retail minyak asing masuk ke Indonesia. Jadi semakin tergantung dengan pihak asing dan tentu labanya akan kembali pada orang asing. Sehingga hasil sumber daya alam dikeruk dan kemudian potensi pasar rakyat yang tak berdayapun dimanfaatkan. Dan hebatnya itu semua untuk memanjakan pihak asing dan rakyat tetap hidup seperti layaknya diera penjajahan belanda dulu. Ada kemerdekaan tanpa kebebasan.

Teman itu hanya tersenyum mendengar saya berbeda pendapat dengan kebijakan pemerintah, sementara dia orang asing sependapat dengan pemerintah saya. Dia hanya tersenyum ketika berlalu dari hadapan saya. Entah apa maksudnya. Layaknya para menteri sehabis jumpa pers. Bicara enteng tanpa ada rasa bersalah dengan segala jeritan derita rakyat yang tak berujung.

Thursday, October 27, 2005

Bersikap

Ketika derita dan pesoalan datang silih berganti , kadang membuat orang larut dalam berbagai pikiran dan bertanya “ Mengapa harus saya ?. Hingga membuat dia tersungkur dalam ruang yang sempit. Padahal dunia tercipta dengan sangat lapang. Alam pikiran tidak harus sempit. Justru ketika masalah datang kita harus memperluas ruang kita untuk berpikir. Caranya sangat sederhana. Yaitu keluasan bersikap. Artinya tergantung diri kita sendiri apakah masalah itu akan memakan diri kita ataukah masalah itu akan justru membuat kita semakin berkembang. Bila kita mesikapi masalah itu secara negative maka hasilnya akan tentu negative juga. Bila kita mensikapi masalah itu secara positive maka hasilnya akan tentu positip. Itulah makna sikap yang tangguh. Itulah nilai kesabaran sebagai makluk ciptaan Allah.

Diceritakan, Ubaidah ibn al-Jarrah, jenderal yang memimpin tentara Islam dalam pertempuran melawan Romawi, pernah berkirim surat kepada Khalifah Umar ibn al-Khattab tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam surat balasannya Khalifah Umar menyuruh Ubaidah agar bersabar dan tahan uji, karena Allah akan memberikan banyak kemudahan di balik kesulitan itu.

Sabar dan tahan uji, serta penuh harap (optimisme) terhadap pertolongan Allah seperti dipesankan Khalifah Umar di atas haruslah menjadi keyakinan kaum beriman. Dalam Alquran ditemukan banyak ayat yang menjanjikan kemudahan di balik kesulitan. Allah berfirman, "Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan." (Al-Thalaq: 7). Dalam ayat lain, kemudahan itu dikatakan datang bersama dengan kesulitan itu sendiri. Dengan kata lain, dicelah-celah setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Perhatikan firman Allah ini: "Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."(Al-Insyirah: 5-6).

Kemudahan itu, tentu saja tidak datang secara cuma-cuma. Dibutuhkan sekurang-kurangnya tiga syarat untuk mendapatkannya. Pertama, usaha dan kerja keras dari setiap orang yang diterpa kesulitan. Kedua, sabar dan tahan uji dalam mengatasi dan menanggulangi kesulitan itu. Ketiga, penuh harap dan optimistik bahwa kesulitan itu akan segera berlalu.

Dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah dikatakan bahwa pertolongan Allah pasti datang sebesar bantuan yang diperlukan (nazala al-ma'unah 'ala qadr al ma'unah) dan kesabaran pun datang sebesar musibah yang menimpa (nazal al-shabr la qadr al-mushibah). Sejalan dengan makna hadis ini, Imam Syafi'i pernah memberikan nasihat. Katanya, "Siapa yang meyakini kebesaran Allah, ia tidak pernah ditimpa kehinaan. Dan siapa yang menyandarkan harapan kepada-Nya, pastilah harapan itu menjadi kenyataan (wa man raja-hu yakunu haitsu raja).

Optimisme seperti dikemukakan di atas sungguh penting agar manusia tidak gelap mata melihat masa depan. Manusia pada umumnya mengambil dua sikap dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Pertama, sikap patah semangat dan putus asa. Sikap ini tentu bukan sikap dan watak dari seorang yang beriman. "Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang sesat." (Alhijr: 56).

Kedua, sikap penuh harap (optimisme) disertai instrospeksi dan mawas diri. Orang yang mengambil sikap ini tidak pernah menimpakan kesalahan kepada pihak lain, apalagi kepada Tuhan. Ia tidak pernah berprasangka buruk (su'u al-dzan) kepada Allah meski doa yang setiap saat dipanjatkan belum juga terkabul. Ia justru mengevaluasi diri kalau-kalau perjuangan dan doa yang dilakukan belum optimal.

Dalam soal doa ini barangkali perlu disimak nasihat seorang pujangga. Katanya, "Kalau di tengah kegelapan malam Anda meminta siang hari datang, berarti permohonan Anda sia-sia. Tapi bila kepekatan malam telah mencapai puncaknya, pastilah fajar segera menyingsing, dan dalam kecerahan fajar itu, banyak hal bisa Anda lakukan."

Jadi selain berdoa kita harus jihad dan kerja keras dan terus bekerja keras tanpa kenal lelah. Ketika itu, kemudahan pasti akan datang, dan badai pun pasti berlalu. Semoga!!!

Sunday, October 23, 2005

KEMISKINAN..

Allah berkata kepada manusia, inilah kataNya. “ Allah telah menganugerahkan kepadamu segala apa yang kamu minta (butuhkan dan inginkan). Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia sangat aniaya lagi sangat kufur." (QS Ibrahim [14]: 13). Kalau kita perhatikan firman Allah ini ,jelaslah bahwa makhluk manusia itu sudah diberi segala galanya untuk bisa survive. Lantas mengapa ada yang miskin dan adapula yang kaya ? Mengapa ada yang beruntung dan tidak beruntung. Lantas dimanakah keadilan Allah? . Pertanyaan ini sering dikemukakan oleh teman bila sedang berdiskusi soal keagamaan. Bagi saya, firman Allah itu sudah cukup jelas. Bahwa Allah bersifat Adil. Dia memberi sama kepada semua manusia. Hanya situasi dan kondisi yang diciptakan manusialah yang membuat perbedaan terjadi.Membuat kelas terbentuk.

Memang setiap manusia itu punya takaran berbeda. Istilah miskin dan kaya hanya didasarkan kepada materi, tentu tidak benar. Karena kadar orang dengan latar belakang pendidikan dan budaya , ikut mempengaruhi persepsi tentang kekayaan dan kemiskinan itu sendiri. Banyak orang hidup bergelimang harta namun miskin waktu untuk privasi. Banyak orang miskin harta namun kaya waktu untuk privasi. Cobalah renungkan, Berapa jam sehari anda bisa bahagia tanpa beban apapun ? saya yakin kalau anda hidup sebagai orang kota dengan kesibukan bisnis, kerja yang berkompetisi , rasanya sangat jarang sekali anda merasa bahagia. Walau anda tinggal dirumah mewah dan kendaraan bermerek. Tapi pikiran anda tidak pada kemewahan itu. Pikiran anda pada tempat lain yang kadang meresahkan anda. Membuat anda tertekan diatas kemewahan harta itu. Artinya belum tentu anda kaya secara materi lebih bahagia dibandingkan orang miskin yang tak memiliki kemewahan itu.

Saya rasa yang dipersoalkan adalah kemiskinan sehingga orang tidak punya kesempatan untuk mencari nafkah. Sementara yang lain menikmati kemudahan menumpuk harta. Harus ada sistem yang menjamin orang tidak kelaparan . Inilah yang harus diperbaiki. Soal jumlah harta itu sifatnya relatif. Islam sudah pnnya standard yang jelas bagaimana terciptanya masyarakat bebas dari kelaparan. Yaitu melalui zakat. Disamping itu bagi penguasa, harus memikirkan bagaimana mengemban amanah hingga mampu menciptakan sistem yang memungkinkan orang mampu mencari nafkah dengan mudah. Harus ada upaya sistematis membuat pendapatan minimal dapat memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Pada mereka itulah Allah menitipkan keadilanNya untuk tercipta kehidupan penuh kasih sayang. Bila penguasa tak peduli soal ini, maka itu sama saja mereka berperang degan Allah.

Bagi orang kebanyakan, budaya lemah kemauan untuk bersyariat harus dikikis habis dalam dirinya. Ini penyakit budaya membuat orang terjajah dan lemah bersaing. Juga lemah beribadah kepada Allah. Tak bisa hidup hanya dengan terus berdoa tanpa iktiar mengikuti sunatullah. Kalau percaya dengan Allah, jangan hanya berdoa tapi juga turuti sunattulah , yaitu bekerja giat agar nikmat yang Allah titipkan berupa akal, panca indra dapat berfungsi dengan baik dalam meniti hidup yang fana ini. Ingatlah Allah berfirman "Apabila telah selesai shalat (Jumat), bertebaranlah di bumi dan carilah fadl (kelebihan) dari Allah." (QS Al-Jumu'ah [62]: 10). Benarlah, antara sholat (berdoa ) dengan kerja keras seiring sejalan. Allah menjamin makan semua makhluk tapi Allah tidak pernah mengirim makanan kesangkar burung, ya kan.

Rezeki itu ditebarkan Allah dimuka bumi untuk siapa saja yang mampu berbuat dan berilmu. Lihatlah China, rakyatnya dapat keluar dari kubangan kemiskinan setelah terpuruk selama revolusi kebudayaan dengan korban kelaparan lebih dari 25 jota orang mati. Tapi, ketika mereka merubah gaya kepemimpinannya, merubah budayanya maka rakyat bangkit bagaikan lebah pekerja mencari nafkah. Yang kaya bertambah namun yang kelaparan tak ada lagi, walau kemiskinan masih terdapat dibanyak tempat. Lagi lagi, soal miskin atau kaya dalam ukuran materi bukanlah ukuran kemakmuran yang hakiki. Tapi bagaimana hidup damai dilingkungan yang saling cinta kasih , mencari nafkah yang mudah dan penguasa yang cinta kepada rakyat. Itulah yang menjamin nikmat Allah akan menimbulkan rasa syukur.

Saturday, October 22, 2005

Kemegahan harta

Ada seorang teman yang mengundang saya datang “menaiki “rumah baru. Rumah itu berada dikawasan elite. Rumahnya nampak berbeda dibandingkan yang lain. Menurut saya paling megah diantara yang megah. Maklum saja, dia hanya membeli tanah di kawasan mewah ini. Artinya dia bangun rumah mewah dikawasan yang berkelas. Yang datang cukup ramai. Hampir semua sahabat dan kerabat dekat disalaminya dengan semringah. Pada acara itu diadakan juga pengajian. Tema pengajian tentang tanggung jawab kepala rumah tangga, yang salah satunya menyediakan rumah untuk anggota keluarga. Salah satu contohnya adalah sahabat saya ini. Saya ikut larut dalam keceriaan dengan hidangan makanan yang mengundang selera. Disela sela acara “menaiki “ rumah itu, saya membayangkan bagaimana teman ini menahan godaan dari anak istrinya ? tentu dengan keadaan ini maka semuanya harus berkelas.Biaya hidup akan bertambah mahal.

Teman ini mengatakan bahwa nikmat Allah itu harus diperlihatkan kepada orang lain sebagai bentuk rasa syukur. Yang penting kita mendapatkannya secara halal. Saya maklum apa yang dikatakannya. Benar adanya. ! Yang jadi masalah adalah mengapa harus bermewah dengan kemegahan harta itu? Kan lebih baik , tidak mewah namun tidak juga kumuh. Ya, cukuplah memenuhi standard yang sehat untuk tinggal seluruh anggota keluarga. Namun teman itu tetap dengan pendiriannya bahwa yang ada sekarang baginya adalah sederhana. Ok, lah, itu haknya. Semoga dia dapat memimpin keluarganya dari kemewahan rumah itu. Yanng saya tahu Allah telah berfirman “ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur ... kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megahmegahkan di dunia itu." (QS AtTakaatsur [102]: 1-8). Bahwa kemegahan itu membuat kita lupa akan mati.

Yang pasti kemegahan dikawasan serba ber Satpam itu akan semakin sulit orang miskin untuk datang. Semakin sulit kita menyaksikan tetangga yang lapar karena kemiskinan. Lingkungan ekslusif tentu akan membuat pergaulanpun ekslusif. Anak dan istri akan larut dalam lingkungan ini. Jangan kaget bila empati mereka sangat kurang. Karena mereka jarang melihat orang yang kekurangan. Jarang mendengar orang berkeluh kesah tentang biaya sekolah yang belum diabayar, tentang kontrakan yang belum dibayar, tentang anak sakit yang tak mampu dibawa kedokter. Bukankah harta itu digunakan untuk mendekatkan yang jauh dan merapatkan yang dekat. Padahal semua harta itu adalah titipan Allah, yang kelak akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah. Kemana harta itu digunakan. Untuk apa harta dicari? Untuk apa kemegahan itu dibuat ?

Rasulullah bersabda: "Seorang hamba berkata, hartaku, hartaku, hartaku. Padahal, hartanya yang sesungguhnya hanya tiga macam: 1. Apa yang dimakan lalu habis. 2. Apa yang dipakai lalu lusuh (rusak), dan 3. Apa yang disedekahkannya lalu tersimpan (untuk akhirat). Selain yang ketiga macam itu, lenyap atau ditinggalkannya (warisan) bagi orang lain." (HR Muslim). Demikian Rasul mengingatkan kita tentang harta itu sendiri. Renungkanlah dengan baik baik. Apakah rumah mewah itu membuat kita bahagia lahir batin ? apakah harta melimpah itu bisa menahan kantuk kita ? apakah makan dengan penuh lima sehat membuat kita panjang umur ? Tidak ! Kecuali kemegahan itu memakan ongkos mahal dan memaksa kita ketagihan layaknya narkoba. Gaya hidup seperti ini akan merusak pikiran , jiwa dan pisik kita dan kebahagiaan hakiki semakin menjauh dan jauh.

Yang pasti ketika kemegahan dipamerkan maka pada waktu bersamaan rasa sombong akan bangkit. Melihat diri dan menepuk diri dengan penuh kebanggaan. “inilah aku”. Pada waktu itu pula iblis mencengkram hati untuk menjadi buta terhadap sekitar yang lapar dan dahaga. Untuk membuat kaki malas melangkah menjenguk kerabat miskin yang sakit. Semua harus punya standard sesuai kelas yang terbangun sendiri itu. Sehingga bila ajal datang, tak ada satupun kemegahan itu akan dibawa kecuali amal sholeh, amal jariah, dan anak yang sholeh. Pada saat itu tak ada alasan untuk surut kebelakang. Semua sudah terlambat. Sesal tak ada gunanya.

Thursday, October 20, 2005

Pesantren dicurigai WAPRES

Pernyataan Wakil Presiden di Media Massa yang akan mengawasi secara ketat Pesantren yang disinyalir terlibat dalam grakan islam militan. Hal ini berkaitan dengan aksi bomb bunur diri yang dilakukan di Bali baru baru ini. Pernyataan ini sangat tendesius dan sangat melukai perasaan umat islam. Walau dalam pernyataannya menyebutkan hanya satu atau dua dari 17.000 pesantren yang akan diawasi namun sangat sulit dihindari interpensi pihak militer untuk melakukan pengawasan secara menyeluruh bagi seluruh pesantren. Terlepas dari alasan utamanya untuk mengejar pelaku teror dari islam aliran keras , kita dapat menagkap sikap wapres ini sangat beralasan sebagai bagian dari dokrin kolonial belanda , dan ordebaru rezim Soeharto untuk membatasi ruang gerak umat islam dalam percaturan politik nasional. Yusuf Kalla belajar banyak dari teori kekuasaan kolonial dan otoriter ini.

Allan A. Samson dari University of California, Berkeley, dalam salah satu tulisannya mengenai Angkatan Bersenjata dan Ummat Islam Indonesia, membuat suatu kesimpulan: "Haluan policy militer terhadap Islam itu terutama berdasarkan konsep policy yang disempurnakan oleh ahli Islamologi Belanda, Snouck Hurgronje, pada tahun-tahun pertama abad 20, yang kemudian dilanjutkan oleh Soekarno dan Soeharto. Hurgronje membedakan antara agama dan politik di dalam Islam. Dia menasehatkan kepada pemerintah colonial Belanda untuk membiarkan aktifitas Islam di lapangan agama, dan mengasingkan usaha-usaha Islam untuk mengembangkan dasar kekuatan politiknya."

Keampuhan doktrin Islam dalam amar ma'ruf nahi munkar yang dalam hal ini membela rakyat tertindas serta melawan penindasan penjajah Belanda, telah disadari oleh pemerintah kolonial Belanda. Karena itu adalah wajar apabila dalam rangka mempertahankan kekuasaannya penguasa kolonial Belanda mencurigai setiap kekuatan Islam yang terorganisir. Hampir seluruh pemberontakan terhadap penguasa Belanda di Nusantara ini terus menerus digerakkan oleh semangat Islam yang tidak pernah tinggal diam melihat penindasan dan kemunkaran lainnya.

Antara lain kita mengenal peristiwa Batavia dikepung an digempur oleh Sultan Agung (1613-1645), Perang Makassar (1633-1669), Perang Trunojoyo dan Karaeng Dalesong (1675-1680), Perang Palembang (1818-1821), Perang Paderi (1821-1832), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Banjar (1854-1864), Perang Aceh (1875-1903), serta banyak lagi perlawanan dan pemberontakkan kecil yang tidak disebutkan sejarah. Dalam bermacam peperangan ini telah tertawan dan gugur sebagai pahlawan bangsa serta syuhada karena jihad fi sabilillah, tokoh-tokoh seperti Sultan Hasanuddin, Trunojoyo, Karaeng Galesong, Untung Suropati, Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatullah, Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Panglima Polem, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan ribuan pengikut-pengikutnya yang tidak bisa disebut satu per satu.

Setelah berbagai perlawanan rakyat dipadamkan, maka pada giliran berikutnya pemerintah kolonial Belanda berusaha memojokkan peranan Islam di bidang politik untuk mencegah perlawanan rakyat..

Pada Perang Aceh (1875-1903), kas Hindia Belanda nyaris bangkrut. Penyelesaian Perang Aceh yang berlarut-larut adalah penyebabnya. Perang itu pun merupakan beban yang cukup berat bagi pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda meminta penasehat militernya, Snouck Hurgronje, untuk memberikan masukan agar Perang Aceh dapat segera diselesaikan. Sebagaimana ditulis Siti Soemandari Soeroto (dalam Kartini Sebuah Biografi), "Menurut keyakinan Snouck, golongan yang paling prinsipil menentang penjajahan Belanda ialah golongan Islam, teristimewa golongan santri. Maka dalam konsepsinya menyelesaikan Perang Aceh ia juga menyarankan supaya pemimpin-pemimpin golongan Islam dikejar-kejar terus, jangan diberi ampun. Sebaliknya, golongan adat atau feodal, kaum teuku supaya diberi hati dan dirangkul. Konsepsi itu tidak hanya untuk Aceh, melainkan untuk seluruh Hindia Belanda, juga untuk Jawa."

Pemerintah kolonial Belanda yang memang menjajah Indonesia untuk tujuan menguras habis kekayaan Indonesia, demi kepentingan kemakmuran bangsanya, teramat sadar bahwa pola penindasan dan penghisapan terhadap pribumi Indonesia mendapatkan perlawanan sengit dari kalangan Islam, karena itu pemerintah kolonial Belanda menempatkan Islam sebagai musuhnya nomor satu. Tidak ada kekuatan yang paling ditakuti pemerintah kolonial Belanda di Indonesia ini kecuali kebangkitan Islam yang didukung oleh rakyat. Karena ahli-ahli orientalis Belanda sudah lama tahu bahwa kebangkitan Islam berarti bangkitnya kesadaran rakyat untuk membebaskan diri dari penindasan, ini berarti perlawanan terhadap penjajahan. Pemerintah kolonial Belanda dari pengalamannya sadar bahwa tidak bisa memisahkan antara militansi perlawanan rakyat pribumi dengan Islam. Pokoknya, Islam dan rakyat Indonesia seperti ruh dengan badan. Islam dan rakyat Indonesia merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan.

Kebangkitan Pribumi: Apabila pergerakan Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908, hanya berpengaruh di kalangan kaum intelektual Jawa, dan hanya mempunyai cabang-cabang di pulau Jawa saja, maka Sarekat Islam adalah berbeda karena mempunyai anggota dari bermacam suku bangsa di Indonesia, dan sekaligus mempunyai pengaruh dan cabang-cabang di seluruh Nusantara. Sarekat Islam yang dipimpin HOS Cokroaminoto adalah merupakan kelanjutan daripada Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Damanhudi pada tahun 1905. Kemenangan orang Asia atas orang kulit putih ini telah membangkitkan semangat nasionalisme di seluruh Asia.

Sarekat Dagang Islam didirikan dengan maksud menghimpun kekuatan ekonomi pribumi untuk melawan dominasi ekonomi Cina yang dipakai pemerintah kolonial Belanda sebagai alat ekonomi menengah (middenstand) untuk memeras pribumi. Dan mengingat perjuangan ekonomi ini tidak bisa dimenangkan tanpa "membunuh biangnya" yaitu sistem kolonial Belanda, maka Sarekat Islam dibentuk untuk memperjuangkan cita-cita perjuangan politik kaum pribumi. Karena itulah melanjutkan perjuangan Sarekat Dagang Islam, pada tahun 1911 Sarekat Islam dibentuk.Bahwa Islam benar-benar merupakan mayoritas sejati di Indonesia, terbukti pada kongres Central Sarekat Islam di Bandung yang berlangsung dari tanggal 17-24 Juni 1916. Kongres dihadiri oleh 16.000 orang, yang terbagi dalam 80 utusan dari seluruh Nusantara. Baru pertama kali dalam sejarah Pergerakan Nasional Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dari seluruh penjuru tanah air berkumpul di suatu tempat.

Ini hanya dimungkinkan oleh Sarekat Islam yang mempunyai pendukung di seluruh penjuru tanah air, yang terdiri dari berbagai kota seperti: Tegal, Tuban, Doko, Guluk-guluk, Petaruk, Banyuwangi, Rembang, Malang, Majalenka, Tasikmalaya, Purworejo, Klampak, Brebes, Pekalongan, Situbondo, Bangkalan, Wlingi, Temanggung, Cilacap, Lasem, Gombong, Labuan, Wonosobo, Ciamis, Purwokerto, Surabaya, Kebumen, Kalisat, Blitar. Jember, Yogyakarta, Banjarnegara, Manonjaya, Mr. Cornelis, Sokaraja, Randublatung, Tulungagung, Krasakan, Solo, Losarang, Delanggu, Surakarta, Buitenzorg, Cianjur, Tebingtinggi, Berai, Semendo, Kutaraja, Telukbetung, Baros, Sibolga, Padangsidempuan, Singkel, Sinabang, Padang, Alabiu, Balikpapan, Tenggarong, Amuntai, Samarinda, Kotawaringin, Tabalong, Kandangan, Harujan, Nagara, Sampit, Donggala, Jembrana dan Pelambang (76 cabang) dan beberapa lagi yang datang kemudian sehingga berjumlah 80 cabang.

Drs. Masyhur Amin dalam "Saham HOS Tjokroaminoto dalam Kebangunan Islam dan Nasionalisme di Indonesia" antara lain menuliskan: "Pada KOngres Central Sarekat Islam di Bandung tahun 1916 itu Pahlawan Nasional HOS Tjokroaminoto berpidato dengan bahasa Melayu (Indonesia) yang tekanannya pada kesadaran dan kebebasan negeri ini secara politis dan penjajahan asing, antara lain ia berkata: 'Kita cinta bangsa sendiri dan dengan kekuatan ajaran agama kita, agama Islam, kita berusaha untuk mempersatukan seluruh bangsa kita atau sebagian besar dari bangsa kita." Dari melihat sepak terjang para pemimpin Islam pada permulaan abad ke-20 itu nampak jelas sikap perjuangan mereka. Tidak ada golongan sentris dalam perjuangan mereka, dengan keyakinan Islam mereka berjuang untuk kebebasan seluruh bangsa. Tidak bisa dibantah lagi bahwa justru karena dukungan Islam di awal kemerdekaan maka Pancasila dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.

Issue yang mempertentangkan Islam dengan semangat demokrasi dan sebagainya, tidak lain dan tidak bukan adalah issue orang-orang yang berpenyakit Islamophobia karena termakan racun politik divide et impera kolonialis Belanda. Adalah wajar apabila Belanda, orang asing dan penjajah mencurigai islam, tetapi adalah penyakit yang berbahaya apabila ada Indonesia pribumi mencurigai Islam. Padahal kekuatan Islam merupakan kekuatan moral yang hebat dari rakyat pribumi dan telah terbukti sejak berabad-abad yang lalu.Sangat beralasan untuk mengatakan bahwa Islam dan ummat Islam adalah the real people's power. Inilah yang dikawatirkan oleh Yusuf Kalla dan juga kroni Amerika yang kawatir kekuatan demokrasi dapat luluh lantak dinegeri ini. Padahal islam yang sebagai ruh kekuatan akhlak manusia tidak mengajarkan pada kekerasan apalagi terror. Islam adalah rahmat bagi alam semesta.

Sunday, October 16, 2005

Akal dan nafsu

Seorang teman dengan enteng menyimpulkan bahwa orang berbeda paham dengannya adalah kafir. Dengan nada marah dia menegaskan bahwa ketidak adilan terjadi karena orang kafir yang berkuasa dan dia membenarkan tindakan jihad terhadap orang kafir itu. " Halal darah mereka "katanya dengan nada geram. Saya hanya tersenyum. Menurut saya orang menjadi kafir karena memperturutkan hawa nafsu. Apakah kemauan nafsu itu ? rasa sombong merasa paling benar dan paling terhormat. Ya seperti kaum Qurais ketika awal di seru oleh rasul tentang Islam. Mungkin soal Ketuhanan bukanlah hal yang baru bagi penduduk Makkah dan tidak begitu dipersoalkan ketika Muhammad datang membawa risalah Islam. Tapi yang langsung ditentang ketika Muhammad berbicara tentang kesamaan hak manusia. Rasul menentang segala bentuk penindasan manusia terhadap manusia. Utamanya perbudakan. Karena bagi penduduk Arab dan juga bagi budaya dunia ketika itu, perbudakan adalah sesuatu yang lumrah. Manusia lemah biasa diperbudak dan bisa diperdagangankan dengan harga. Rasul menyerukan juga sayangi hamba sahaya kalian, hormati istri kalian, hiduplah damai dalam kasih sayang, hentikan perang antar suku, jangan curang dalam berdagang. Yang di tentang itu berkaitan dengan nafsu dan kaum Qurais memang hidup di masa jahiliah yang memperturutkan hawa nafsunya.

Perumpamaan orang yang menuruti hawa nafsunya seperti anjing, dihalau atau tidak tetap mengulurkan lidahnya lari terengah-engah (Al A'raf 7/176) "Sekiranya Kami berkehendak menjadikan semua kaum kafir Quraisy beriman, niscaya mereka Kami jadikan mau mengikuti Al Quran. Akan tetapi, kaum kafir Quraisy lebih menyukai kesenangan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, laksana seekor anjing. Jika anjing itu kamu kejar, ia lari terengah-engah, dan jika kamu membiarkannya, ia juga terengah-engah. Begitulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan Al Quran. Kemudian dalam QS. Al Maidah 5/48 “ Wahai Muhammad, Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu, yang berisikan kebenaran dan mengakui sebagian kebenaran Taurat dan Injil, serta mengoreksi penyimpangan yang dilakukan para pendeta mereka terhadap Taurat dan Injil. Wahai Muhammad, karena itu hukumlah kaum Yahudi dan Nasrani sesuai syari’at Allah yang diturunkan kepadamu. Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu manusia setelah Al Quran datang kepadamu. Wahai para Nabi, setiap orang dari kalian telah Kami beri syari’at dan petunjuk penerapannya. Sekiranya Allah berkehendak menghilangkan hawa nafsu manusia, niscaya semua manusia dijadikan mengikuti Islam. Wahai manusia, akan tetapi Allah ingin menguji ketaatan kalian kepada syari’at yang telah diberikan kepada kalian.Karena itu hendaklah kalian segera melakukan amal shalih. Hanya kepada Allah lah kalian semua kembali. Pada hari kiamat Allah akan menampakkan kepada kalian kebenaran Islam yang kalian perselisihkan di dunia."

Ketahuilah bahwa andaikan manusia tidak dikuasai oleh nafsunya maka manusia akan mudah sekali menerima kebenaran dari Allah. Karena di kuasai nafsu maka manusia mudah sekali ingkar dan sesat. Siapapun dia maka dia telah kafir karena memperturutkan nafsunya. Kalau kita merendahkan orang lain yang berbeda dengan amarah dan kebencian maka yakinlah bahwa yang berbicara itu bukanlah kita tapi nafsu kita. Sebelum kita cap orang lain kafir maka kita telah lebih dulu kafir. Jadi kalau melihat orang berbeda dan cenderung memperturukan hawa nafsunya maka ajaklah ia dengan kebaikan, kalau bisa buktikan dengan keteladanan bagaimana pribadi islam itu sebenarnya dalam keseharian anda. Tapi kalau anda mengangkat tinggi tinggi Al Quran dengan tangan kanan tapi di tangan kiri anda mengangkat hawa nafsu kesombongan dan amarah maka sebetulnya ada telah kafir , bahkan lebih buruk dari kafir alias sesat. Maka sebaiknya rendah hatilah. Perbedaan akan selalu ada. Orang jahat yang menjadi budak nafsu akan selalu ada.  Tapi semua itu adalah scenario Allah agar kita keimanan kita teruji. Karena kalau Allah berkehendak maka bisa saja nafsu di musnahkan dan semua orang akan menjadi baik. Tapi kan kehidupan tidak seperti itu.

Lantas bagaimana mengelola nafsu ? Sebaiknya kita ketahui dulu apa itu nafsu. Nafsu itu terletak di dalam QOLBU. Diterangkan dalam hadist diriwayatkan oleh Muslim, Nabi bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah “Qolbu”". Qolbu dalam bahasa arab artinya jantung. Menurut Imam Al-ghozali, perenungan itu dilakukan mulai dari qolbu yang berpusat di dada, bukan dilakukan melalui pemikiran (al-fikri) dalam otak kepala. Dalam jantung, ada syaraf-syaraf yang bersambung ke otak. Otak sendiri ada dua bagian, yaitu otak kanan yang disebut EQ, tempat syaraf emosional, seperti marah, sedih, senang, takut, dll. Disinilah yang menghubungkan dengan nafsu yang berpusat di jantung. Yang kedua yaitu otak kiri yang menghubungkan syaraf memory, kecerdasan, berfikir, daya ingat, rasional, yang disebut IQ pusat intelegensi, di sinilah pusat akal yang berhubungan dengan syaraf di jantung. Jantung bukan sekedar pemompa energy yang berupa darah menuju ke otak, sebab jantung adalah pusat segala energy yang ada, detakan jantung itu tidaklah bekerja otomatis, tapi di kendalikan oleh Sang Maha Pengendali. Saat manusia menforsir daya otak kiri-nya, maka jantung bereaksi, begitu juga jika perasaan cinta, benci, senang, sedih, di otak kanan bangkit, maka akan bereaksi pada jantung.

Namun didalam Qalbu di samping ada nafsu juga ada kamar khusus untuk yang bernama Akal. Imam ghozali berpendapat dengan dasar ayat alqur’an di atas, bahwa ilmu itu bukan di otak, tapi di dalam qolbu, penglihatan itu bukan pada mata, tapi di dalam qolbu, pendengaran itu bukan pada telinga, tapi di dalam qolbu, pembicaraan itu bukan pada mulut, tapi di jantung qolbu haqiqotun. Otak, mata, telinga, mulut, itu hanyalah peralatan yang berupa raga yang dikendalikan oleh akal  dan nafsu yang terletak dalam QOLBU.  Mengendalikan nafsu haruslah dengan akal, dan akal di kendalikan karena pengetahuan. Sumber pengetahuan itu adalah Agama. BIla ber-agama tanpa mengenal Allah maka antara Akal dan nafsu akan saling tarik menarik yang menimbulkan paradox kehidupan; Menangis ditempat sepi , menumpang tawa di tempat ramai , miskin ditengah harta berlimpah dan tidak bahagia ketika seharusnya bahagia. Kaya ilmu agama tapi miskin ke shalehan social. Akan selalu begitu..Waspadalah kepada sifat kafir yang lebih memperturutkan hawa nafsu dan berjihad lah terhadap diri anda sendiri agar bisa mengalahkan nafsu.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...