Wednesday, September 28, 2005

Khalid Bin Walid

Ketika Umar Bin Khatap diangkat sebagai Khalifah pengganti Abu Bakar yang tutup usia. Dengan tegas Umar mengatakan bahwa dia tidak menyukai Khalid bin Walid, Padahal Track Record Khalid Bin Walid sebagai panglima perang sangat cemerlang. Dia panglima hebat yang berhasil melakukan operasi penaklukan di beberapa wilayah semasa Rasul dan Khalifah Abu Bakar. Dia pemimpin perang efektif dengan kehebatan taktik dan strateginya yang ditakuti oleh musuh islam ketika itu. Walau faktanya Khalid telah berjasa dalam pertempuran menghadapi Riddah di Timur Arab dan juga di Irak serta Syiria. Namun tidak mengurangi niat Umar Bin Khatap untuk memberhentikannya. Karena alasan ketika itu Khalid bin Walid sudah menjadi legenda setengah dewa bagi umat islam. Penggantinya adalah Abu Ubaidah. Selanjutnya , dari medan perang, Khalid bin Walid diminta oleh Umar Bin Khatap kembali ke Madinah.

Bukan hanya diberhentikan dari posisi sebagai Panglima, Khalid Bin Walid juga dihadapkan pada tuntutan untuk mengklarifikasi asal usul hartanya serta mengklarifikasi berita yang mengatakan dia meng kramatkan Topi perangnya. Pernah suatu ketika, kopiah itu jatuh dalam perang Yarmuk. Ia bersama beberapa pasukannya dengan susah payah mencarinya. Ketika orang lain mencelanya karena itu, ia berkata, “Di dalamnya terdapat beberapa helai rambut dari ubun-ubun Rasulullah saw”.Atas sikap Khalid ini, Umar menyebutnya sebagai ”pembohong”.Orang yang diperintahkan untuk melakukan klarifikasi ini kepada Khalid bin Walid adalah Abu Ubaidah. Dengan demikian maka Khalid bin Walid harus mampu meyakinkan kepada Umar bahwa hartanya didapat dengan halal dan keberadaan Topi bukanlah mengkramatkan Rasulullah tapi karena kecintaannya kepada Rasulullah.

Dapat dibayangkan bila keadaan itu terjadi terhadap Panglima Bizantium, tentu dia akan menggalang kekuatan tentara untuk membrontak kepada Raja. Tapi Khalid bin Walid menerima perintah Khalifah itu dengan lapang dada. Dia tidak peduli dengan jabatan. Diapun tampil dengan meyakinkan dihadapan Umar Bin Khatap menjelaskan asal usul hartanya serta keberadaan Topinya itu. Cukup lama Umar Bin Khatap membiarkan keadaan Khalid Bin Walid jauh dari pasukan membela panji Islam. Khalid melepas semua hartanya dan hidup menyendiri dari dunia politik dengan hanya bertemankan peralatan militernya ( Uddat ) dan beberapa budak. Namun legenda tentang Khalid tidak pernah padam dikalangan umat islam ketika itu. Setelah semua jelas dan terlebih lagi melihat pribadi Khalid Bin Walid yang Ikhlas menerima keputusan Umar Bin Khatap, maka akhirnya Khalid bin Walid dikembalikan kepasukannya.

Khalid Bin Walid kembali dipercaya oleh Khalifah untuk memimpin pasukan Islam dalam perang Yarmuk. Pada pertempuran Yarmuk yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Dan penaklukan selanjutnya atas Homs dan chalkis , yang akhirnya dia bermukim. Khalid bin Walid yang telah melewati berbagai medan tempur dan berharap mati sahid namun akhirnya meninggal di tempat tidur. Begitulah Allah menentukan ajal seseorang. Sebagaimana katanya” Aku telah ikut serta berperang dalam pertempuran di mana-mana, seluruh tubuhku penuh dengan tebasan pedang, tusukan tombak serta tancapan anak panah…….kemudian inilah aku, tidak seperti yang aku inginkan, mati di atas tempat tidur, laksana matinya seekor unta.”

Apa hikmah bisa kita tarik dari Khalid bin Walid dan Umar Bin Khatap , khususnya dibebas tugaskannya Khalid dari jabatan Panglima serta dimintai pertanggungan jawab atas harta serta kata katanya tentang Topi kramat itu ? Sekilas nampak Umar Bin Khatap membenci Khalid Bin Walid hanya berdasarkan rumor dari orang lain. Tapi sesungguhnya inilah bentuk kecintaan Umar Bin Khatap kepada Khalid Bin Walid. Bagi Umar , khalid adalah sahabat dan juga saudara seperjuangan dalam berjihad. Umar tahu bahwa Khalid berjuang hanya karena Allah tanpa persekutuan apapun. Namun karena kecintaannya kepada sahabat itulah , dia menghukum Khalid dengan menjauhkannya dari kekuasaan, harta ketenaran. Berharap dengan itu Khalid Bin Walid dapat terselematkan dari fitnah dunia yang akan menghambatnya masuk surga. Keadaan seperti ini hanya mungkin dapat terlaksana bila pempimpin dan yang dipimpin sama sama mengharapkan ridho Allah. Saling mengingatkan walau sepahit apapun , itulah nilai nilai persahabatan dalam Islam

Saturday, September 24, 2005

UANG HARAM


Atas permintaan teman dari New York , saya sempatkan untuk mampir ke Hotel Mandarin untuk bertemu dengan seseorang. Ternyata orang yang saya temui adalah wakil pejabat penguasa moneter Hong Kong. Postur tubuhnya sedikit agak tinggi dari saya. Dia tersenyum menghampiri saya. Setelah berbasa basi , dia menegaskan bahwa kedatangannya hanya untuk bertemu dengan “seseorang”. Saya pikir dia akan bertemu dengan pejabat tinggi Negara atau pejabat BI atau Anggota DPR. Tapi ternyata dugaan saya salah. "Seseorang " itu adalah memang "seseorang" yang cukup beken namanya sebagai pengusaha yang sedang naik daun di era reformasi dan sangat dihormati oleh pejabat otoritas keuangan berkelas dunia. Tanpa ingin mengganggu pertemuannya dengan "seseorang" itu, saya minta pamit. Berjanji akan menemaninya kembali bila dia butuh saya untuk menikmati hari santai di Jakarta.

Malamnya , saya bertemu dengan dia di CafĂ© salah satu hotel berbintang. Dia bercerita bahwa tamunya tadi siang adalah pemilik dana diberbagai bank di Hong Kong.Tapi sebetulnya , bukanlah pemilik sebenarnya. Orang itu mendapat trust yang sangat luar biasa sebagai settlor dari pemilik dana mantan keluarga pejabat dinegeri ini. Tentu ini dilakukan oleh pemilik dana karena memang bertujuan untuk menciptakan layering dalam process menyembunyikan asal usul dana hngga tidak terlacak dari kejaran hukum. Sebetulnya, kegiatan menyembunyikan dana dalam system sangat sederhana. Pertama tama dana ditempat dalam satu bank atas nama SPC ( special propose company) yang terdaftar dinegara bebas pajak, seperti BVI, Caymand Island dll. Untuk membentuk SPC ini sangat mudah. Tidak perlu datang ke negara tersebut. Bisa dilakukan secara online. Biaya pendirian SPC tidak mahal. Modal awal USD 1 juga dibenarkan. 


Bagaimana caranya mengirim dana keluar dan ditempatkan ke rekening SPC tanpa terlacak? Dana haram itu digunakan untuk membeli mutual Fund ( reksadana ) dalam negeri. Mutual Fund itu kemudian digadaikan ke bank dalam negeri untuk investasi kedalam portofolio Surat berharga bermata uang dollar. Surat berharga dalam mata uang dollar ini kemudian ditempatkan dikostodian bank. Bank mengeluarkan Safe Keeping Receipt ( SKR) atas penyimpanan asset. SKR ini kemudian dialihkan kedalam perusahaan offshore company diwilyah hukum trustee. Selanjutnya lewat venture business perusahaan offshore ini akan bertindak sebagai guarantor pinjaman uang kepada bank untuk membiayai investasi venturenya. Nah, kalau sudah sampai disini maka dana hidden itu tidak akan pernah terlacak lagi. Karena setiap proses perubahan bentuk dana itu dilakukan oleh orang orang yang sangat professional dibidang hukum, keuangan, perbankan. Andai pemerintah berhasil menemukan bukti kepemilikan asset tersebut maka juga sangat sulit dananya disita. Karena dananya sudah dalam ikatan gadai melalui multilayer.

Menurut teman yang bekerja di otoritas moneter di Hong Kong mengatakan kepada saya bahwa arus dana haram dari Indonesia sangat besar. Bukan hanya berasal dari para pejabat korup tapi juga dari pengusaha yang menggelapkan pajak. Dana ini dimanfaatkan begitu cerdas oleh asing dengan mengambil alih lembaga keuangan ( bank dan perusahaan Sekuritas ) di Indonesia. Lembaga Keuangan yang diambil anilah yang bertindak sebagai channeling percucian uang. Setelah sampai direkening SPC di  luar negeri maka kembalinya ke Indonesia melalui settlor yang umunya adalah pengusaha yang dekat dengan elite politik atau mereka bagian dari elite politik. itu sebabnya berbagai investasi sektor real di Indonesia tak jauh dari binis rente yang tidak ada kaitannya dengan value added yang berorientasi kepada Innovation , high tech.Umunya hanyalah pemanfaatan sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah serta membangun market place agar barang import mudah masuk ke Indonesia.

Semua negara maju piawai memanfaatkan dana haram bagi kemajuan negaranya. Ketika dana haram terlacak maka dana itu tidak dibekukan atau dilarang masuk ke dalam negeri tapi diberikan channel khusus untuk kepentingan dalam negeri. AS menyalurkannya untuk operasi pasar uang. China memberikan channeling khusus untuk uang haram lewat UU namun hanya untuk kegiatan investasi yang menyerap banyak tenaga kerja dan berorientasi Eksport. Uang haram tidak dibenarkan masuk ke bisnis yang berhubungan dengan penguasaan sumber daya alam, penguasaan pasar dalam negeri. DiIndonesia, uang haram diberikan channel khusus hanya untuk para elite pengusaha yang punya akses kepada elite penguasa.  Investasi mereka tidak jauh dari penguasaan sumber daya alam dan penguasaan pasar dalam negeri. Akhirnya tanpa disadari negara ini dikepung penguasaan ekonominya oleh para kriminal yang berdasi dan hidup plamboyan diatas penderitaan rakyat miskin.

Nur Muhammad SAW

Makhluk yang pertama yang di ciptakan oleh Allah adalah Ruh Muhammad,SAW. Ia diciptakan daripada cahaya 'Jamal' Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam hadis Kudsi "Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya Zat Ku".Nabi Muhammad saw, juga bersabda: "Yang pertama diciptakan oleh Allah ialah ruh ku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah cahaya ku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah qalam. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah akal".

Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu iaitu hakikat Muhammad. Hakikat Muhammad di sebut "nur", kerana bersih dari segala kegelapan yang menghalangi untuk dekat kepada Allah sebagaimana firman Allah "Telah datang kepada mu cahaya dan kitab penerang dari Allah". Hakikat Muhammad di sebut juga akal, kerana ia yang menemukan segala sesuatu. Hakikat Muhammad disebut qalam kerana ia yang menjadi sebab perpindahan ilmu (seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam huruf pengetahuan yang tertulis). Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk sesuai dengan sabda Rasulullah saw: "Aku dari Allah dan orang-orang mukmin dari aku".

Dan dari ruh Muhammad itulah, Allah menciptakan semua ruh di alam 'Lahut' dalam bentuk yang terbaik yang hakiki. Itulah nama seluruh manusia di alam Lahut. Alam Lahut adalah negeri bagi seluruh manusia. Allah menciptakan Arasy dari cahaya zat Muhammad saw. Bagitu juga makhluk lain berazal dari zat Muhammad.Selanjutnya ruh-ruh di turunkan ke alam yang terendah, di masukan pada makhluk yang terendah iaitu jasad. Sebagaimana firman Allah "Kemudian Aku turunkan manusia ke tempat yang terendah" Proses turunnya adalah setelah ruh diciptakan di alam Lahut, maka di turunkan ke alam Jabarut dan di balut dengan cahaya Jabarut. Sebagai pakaian antara dua haram lapis kedua ini di sebut ruh 'Sultani'.

Selanjutnya ia di turunkan lagi ke alam Malakut dan di balut dengan cahaya Malakut yang di sebut ruh 'Ruhani'. Kemudian di turunkan lagi ke alam Mulki dan di balut dengan cahaya Mulki. Lapis ke empat ini di sebut ruh 'Jismani'.Selanjutnya Allah ciptakan badan (jasad) dari Mulki (bumi), sebagaimana firman Allah: "Dari bumi aku mencipta kamu. Kepada bumi aku mengembalikan mu. Dan dari bumi pula lah aku mengeluarkan mu". Setelah terujud jasad, Allah memerintahkan ruh agar masuk ke dalam jasad, maka ruh masuk ke dalam jasad, sebagaimana firman Allah: "Ku tiupkan ruh dari Ku ke dalam jasad".

Ketika ruh berada di dalam jasad, ruh lupa akan perjanjian awal di alam Lahut iaitu hari perjanjian: "Bukankah Aku ini tuhan mu" Ruh menjawab, "Benar, engkau adalah Tuhan kami". Kerana ruh lupa pada perjanjian awal, maka ruh tidak dapat kembali ke alam Lahut sebagai tempat asal. Kerana itu, dan kasihnya Allah menolong mereka (manusia) dengan menurunkan kitab-kitab samawi sebagai peringatan tentang negeri asal mereka, sesuai dengan firman Allah "Berikanlah peringatan pada mereka tentang hari-hari Allah", iaitu hari pertemuan antara Allah dengan seluruh arwah (ruh) di alam Lahut. Lain halnya dengan para nabi, mereka datang ke bumi dan kembali ke akhirat, badannya di bumi, sedangkan ruhnya berada di negeri asal kerana adanya peringatan ini.

Sangat sedikit orang yang sedar dan kembali serta berkeinginan dan sampai ke alam asal mereka. Kerana sedikitnya manusia yang mampu kembali ke alam asal, maka Allah melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad Rasulullah, penutup penunjuk jalan dari kesesatan ke alam terang. Ia di tulis untuk mengingatkan mereka yang lupa membuka hatinya. Nabi mengajak manusia agar kembali dan sampai serta bertemu dengan 'Jamal Allah' yang azali, sesuai dengan firman Allah: "Katakanlah, Ini adalah jalan Ku. Aku mengajak ke jalan Allah dengan pandangan yang jelas. Aku dan para pengikut Ku". Nabi bersabda "Para sahabat ku seperti bintang-bintang, mengikut yang mana pun kamu akan mendapat petunjuk".

Pada ayat tadi di jelaskan bahawa Nabi mengajak manusia kembali kepada Allah dengan pandangan yang jelas, yang di dalam Al-Quran di sebut 'basyirah'. Basyirah adalah dari ruh asli yang terbuka pada 'Mata Hati' bagi para aulia. Basyirah tidak akan terbuka hanya dengan Ilmu Zahir saja, tetapi untuk membukanya harus dengan Ilmu Ladunni Batin (ilmu yang langsung dari Allah). Sesuai dengan firman Allah "Kepada dia Ku berikan ilmu yang langsung dari Ku". Untuk menghasilkan basyirah, manusia mengambilnya dari ahli basyirah dengan mengambil talqin dari seorang wali mursyid yang telah berkomunikasi dengan alam lahut.

Wahai saudara ku, masuklah pada 'tariq' (jalan kembali kepada Allah) dan kembalilah kepada tuhan mu bersama golongan ahli ruhani. Waktu sangat sempit, jalan hampir tertutup dan sulit tempat untuk kembali ke negeri asal (Alam Lahut).

Monday, September 19, 2005

Janji dihadapan Allah.

"Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku. " (QS.Ad-Zariyat[51]:56)
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi." (QS.Al-Baqarah[2]:30)

Manusia makan. Binatang juga makan. Manusia melakukan reproduksi , binatang juga. Manusia punya kasih sayang , binatang juga. Lantas apa yang membedakan manusia dengan binatang ? Bedanya hanyalah soal misi. Binatang hidup tanpa misi dan kita hidup punya misi. Janji kita dihadapan Allah adalah untuk menjadi rahmatan lilalamin. Untuk diketahui bahwa hanya manusia satu satunya materi ciptaan ALlah yang berjanji untuk bersedia menjadi rahmat bagi alam semesta. Artinya manusia bersedia ditempatkan sebagai khalifah di alam semesta ini ((QS.Shaad[38]:26, QS.Al-Maidah[5]:8, QS.An-Nisa[4]:58).

Agar manusia dapat melaksanakan fungsinya dalam perjanjian dihadapan ALlah , maka kasih sayang allah diberikan kepada manusia berupa : Akal untuk berpikir, Nurani untuk melihat kebenaran yang tak nampak oleh mata, nafsu untuk menguatkan hati menghadapi kerasnya tantangan dan indra yang kuat untuk melindungi diri. DIsamping itu Allah juga mengirim rasulnya untuk membimbing manusia menuju ketahap kesempurnaan sebagai khalifah.Semua jebakan yang akan melemahkan manusia dalam melaksanakan misinya , juga disampaikan Allah secara transfarance. Iblis sebagai musuh manusia diingatkan agar dihindari. Bagaimana modus operandi Iblis menjebak manusia , juga disampaikan secara terbuka. Disamping manusia berjanji ,Allahpun berjanji bahwa apabila manusia dapat melaksanakan misinya dengan purna maka Allah akan memberikan reward berupa sorga. Namun bila manusia tidak melaksanakan janjinya maka Allah akan memberikan reward berupa Neraka. Jadi inilah pernjanjian yang sangat fair antara makhluk yang diciptakan dengan sang pencipta.

Menurut agama bahwa perjanjian ini diikrarkan manusia pertama kali di Alam Ruh ( dimana alam semesta belum diciptakan oleh ALlah ) . Kemudian yang kedua kali adalah di Alam Rahim. Dan yang ketiga adalah ketika manusia melakukan pernikahan. Makanya ketika orang melakukan ijab qabul dia diwajibkan membacakan dua kali masahadat ( diislamkan kembali ) dihadapan wali nikah.. Karena intinya bila orang berumah tangga maka dia telah melakukan 50% kewajibannya dalam perjanjian dihadapan Allah. Sisanya yang 50% adalah kepada yang lainnya.

Rumah tangga adalah lingkungan terkecil manusia untuk melatih dirinya dalam melaksanakan janjinya dihadapan allah. Bila dia dapat melaksanakan misinya dirumah tangga sesuai dengan janjinya maka dia diyakini mampu melaksnakana misi lainnya yang lebih besar sebagai rahmat bagi alam semesta. Rasa kasih sayang yang bertabur dirumah tangga karena mengharapkan ridho Allah akan membias dalam pergaulan diluar rumah, dengan keluarga istri/suami, tetangga, sahabat dan penduduk bumi lainnya.

Bila seorang lajang melakukan apapun demi kemaslahatan umat dan syariat agama maka itu hanya melaksanakan 50% kewajibannya dalam perjanjian dihadapan Allah. Bila orang berumah tangga tidak melakukan apaapa kecuali hanya membahagiakan keluarganya saja maka diapun hanya melaksanakan 50% kewajibannya dalam perjanjian kepada Allah. Nah menurut agama , 50% kewajiban itu sama dengan fungsi binatang diciptakan Allah.

Apabila kita berumah tangga tapi tidak membahagiankan keluarga dengan rizki halal, tidak menerangi iman mereka dengan alquran dan hadith , tidak membimbing mereka dalam akhlakqulkarimah maka nilainya adalah nol atau lebih rendah dari binatang dengan fungsinya diciptakan.

Memaknai hidup sangat penting agar kita tidak dikatagorikan Allah lebih rendah dari binatang atau sama dengan binatang diciptakan. Padahal kedudukan kita diciptakan sangatlah mulia....semoga kita termasuk manusia yang diberi petunjuk untuk melaksanakan commitment kita dihadapan sang pencipta...Menjadi rahmat bagi alam semesta. Berbuat yang berarti bagi kemaslahatan umat manusia dan akhirnya kembali kepada NYA setelah malaksanakan janji secara purna. Alangkah malunya kita bila kembali kepada NYA dengan tanpa berbuat apapun untuk memenuhi janji kita dan bahkan mengingkari semua janji yang pernah kita ikrarkan ketika diciptakan olehNYA.

Manusia yang kembali kepada sang khalik dalam keadaan sukses melaksanakan misinya dalam memenuhi janjinya maka dia akan menikmati pension disisi rahmat Allah sebaik baiknya. Menikmati kebahagiaan abadi sebagai reward memenuhi janjinya sebagai rahmat bagi alam semesta. Jani Allah itu pasti…

Monday, September 12, 2005

Antara loyalitas dan Kepuasan


“ Dalam situasi sekarang , adalah bohong bicara loyalitas pekerja tanpa adanya jaminan kesejahteraan bagi mereka “ Demikian ungkapan teman ketika mengantar saya ke lokasi cybecity Malaysia. Gateways center terbesar di Asia yang dibangun di Cybercity Malaysia itu didukung dengan perangkat super canggih berkapasitas gateway raksasa. Yang membuat saya terkejut adalah sebagian besar SDM yang terlibat dalam pengelolaan ini adalah pekerja dari Indonesia. MEreka adalah orang muda yang jenius lulusan Universitas terbaik dari Indonesia. Ketika saya tanya berapa gaji mereka “ RM 6000 ( Rp. 18 juta ) per bulan.” Jawab senior staf yang mengantar saya berkunjung kelokasi itu.

Walau begitu banyak cerita sumbang tentang derita pekerja Indonesia diluar negeri namun tidak mengurangi minat orang Indonesia untuk mengadu nasip di negeri orang. Alasannya hanya satu “ Mereka merasa dihargai sebagai manusia dan diperlakukan dengan sepantasnya atas semua jerih payahnya. “. Dengan ini dapat dimengerti bahwa hubungan antara kebutuhan hidup dan kualitas kerja selalu ada kaitan langsung. Hingga produktifitas bukan lagi menjadi harus dipaksakan ketika tingkat kesejahteraan sudah menjadi standard bagi pekerja. Di Indonsia , posisi pekerja ditempatkan sebagai pihak yang membutuhkan dan bukan yang dibutuhkan. Kususnya dibidang pemerintahan. Recruitment dilakukan didasarkan oleh kebijakan untuk meningkatkan dukungan politik bagi pemerintah. Atau dimasa sekarang recruitment dilakukan dalam koriidor Kesejahteraan rakyat. Artinya pemerintah memberikan sumbangan kesejahteraan kepada rakyat melalui penampungan angkatan kerja. Padahal seharusnya kebutuhan pekerja didasarkan oleh kebutuhan real operasional. Dimana factor kualitas SDM menjadi prasyarat utama.

Makanya tidak aneh jurnal Economic Development and Cultural Change, Theodore Smith dari Yayasan Ford menulis artikel "Stimulating Performance in the Indonesian Bureaucracy: Gaps in the Administrator’s Tool Kit". Dalam artikel itu disebutkan, di antara pegawai pemerintah sedunia, PN Indonesia termasuk yang paling murah dibayar. Gaji bulanan, menurut tulisannya, tak sanggup menutup biaya hidup lebih dari separuh bulan. Biaya hidup belum dijadikan pembanding dalam penetapan gaji PN. Kesan yang kuat mengemuka, gaji pegawai melulu disandarkan pada kalkulasi beban belanja dan dampak APBN. Kalau ia drastis dipompa, akan terjadi kompetisi belanja dengan sektor lain. Dilema lain yang juga mencuat ialah announcement effect, muncul pada inflasi, yang boleh jadi lebih besar daripada efek kenaikan permintaan riil atas barang dan jasa akibat kenaikan gaji. Sudah lazim, harga-harga merangkak lebih dulu, sementara kenaikan gaji baru diumumkan. Announcement effect juga perlu perhatian secara serius. Hal serupa terjadi saat ada permintaan tambahan akibat kenaikan gaji.

Mengapa setiap peningkatan gaji atau kejahteraan PN menimbulkan dilema terhadap kebijakan ekonomi makro. Karena masalahnya terletak pada tidak ada hubungan langsung antara kesejahteraan dan produktifitas. Akibatnya setiap sen yang diterima oleh PN adalah bersifat inflasi. Disektor swasta juga hampir sama. Kecuali disebagian perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Namun bila dibandingkan dengan kesejahteraan pekerja di Asia maka Indonesia masih menempati urutan terendah. Kebijakan pemerintah disektor riel sangat berperan besar menentukan prilaku dunia usaha terhadap pekerja nya. Disadari semua bahwa sebagian besar dunia usaha tumbuh dan berkembang berkat koneksi penguasaan pasar , pendanaan dari loby dengan penguasa. Hinga keberhasilan perusahaan diyakini bukan karena kemampuan SDM diperusahaan. Makanya sangatlah beralasan bila posisi pekerja sangat kecil perannya dihadapan pengusaha. Mereka hanyalah pelengkap status berdirinya perusahaan. Pengusaha tidak begitu peduli dengan produktifitas. Mereka hanya butuh kuantitas pekerja dilingkungan usahanya agar mempunyai posisi tawar menawar dihadapan pemerintah maupun bank untuk mendapatkan dukungan business dan pendanaan.

Ada satu temuan menarik hasil survei lewat internet yang dilakukan oleh Watson Wyatt (WW), sebuah lembaha konsultan sumber daya manusia (SDM) beberapa waktu lalu. Ini penelitian WW pertama kali yang berkaitan dengan komitmen, keselarasan kerja, dan pemberdayaan karyawan di Indonesia dan Asia. Selama ini penelitian WW lebih berfokus pada perusahaan. Penelitian yang disebut sebagai WorkIndonesia 2004/2005 itu diikuti oleh lebih dari 8.000 responden dari 46 perusahaan yang mewakili 14 bidang industri di Indonesia. Mereka menyumbang sembilan persen suara dari total sampel penelitian di asia. Materi pertanyaan yang diajukan antara lain menyangkut kompensasi, benefit, komunikasi, pelatihan, pengembangan karyawan, kepuasan kerja, lingkungan, dan inovasi. Semua itu dikelompokkan dalam tiga indeks, yakni komitmen, keselarasan kerja, dan pemberdayaan karyawan.

Hasilnya? Selain komitmen yang rendah, kompensasi dan keuntungan yang rendah juga menjadi persoalan di Indonesia. Karyawan Indonesia merasa kurang mendapat pengarahan dalam pengembangan karier mereka. Padahal masalah ini paling didambakan mereka. Penelitian itu mencatat hanya 23 persen responden yang puas dengan penyelia atau atasan mereka. Angka ini lebih rendah 18 persen di bawah rata-rata angka untuk Asia Pasifik. Angka ketidakpuasan karyawan di Indonesia itu terendah untuk kawasan Asia Pasifik. Hanya 23 persen karyawan yang menyatakan atasan mereka telah menjalankan kebijakan dan prosedur secara adil. Mereka yang diperlakukan secara hormat hanya 30 persen. Riset itu juga berhasil mengungkap bahwa 82 persen karyawan Indonesia memahami apa yang mereka kerjakan memberikan sumbangan bagi kinerja perusahaan. Hanya 19 persen karyawan Indonesia yang puas dengan kompensasi yang terima. Sebanyak 29 persen percaya mereka mendapat gaji yang adil dibanding orang lain dengan pekerjaan yang sama di perusahaan lain. Karyawan Indonesia paling tidak mau dipotong gajinya untuk membantu perusahaan yang sedang sulit. Hanya 15 persen yang bersedia dipotong gajinya.

Dengan situasi tersebut diatas maka sulitlah bagi para pekerja atau calon pencari kerja untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan yang tulus dari pemberi kerja. Entah itu dari swasta maupun pemerintah. Selagi kebijakan disektor riel dan pengelolaan pemerintahan yang bersih tidak terbangun maka jangan diharapkan kesejahteraan pekerja dapat terpuaskan. Dan jangan berharap adanya loyalitas pekerja baik untuk PN maupun swasta. Korupsi dan penyelewangan procedur , pelanggran aturan kerja akan terus terjadi. Itu semua karena peran pekerja hanya ditempatkan sebagai alat pelengkap dan bukan sebagai modal.

Friday, September 09, 2005

Ngerumpi

Kalau ada orang bercerita tetang seseorang yang bernuansa negatif maka kakek saya segera berlalu. Ketika dia berlalu , dia tak ingin mengucapkan salam. Wajahnya segera dipalingkan dari orang yang berbicara itu. Karena sifatnya itu kakek saya bukanlah teman diskusi tentang orang lain. Seluruh keluarga besar tahu persis sifat kakek itu. Tapi tidak ada yang bertanya khusus mengapa dia bersifat seperti itu. Saya bersyukur karena ketika remaja diberi kesempatan oleh Allah mendampinginya dalam keadaan sakit. Walau sakit , kakek tidak pernah mengeluh. Pada saat itulah saya bertanya kepada Kakek tentang sifatnya itu. Kakek menjawab bahwa bila kamu membicarakan tentang orang lain soal hal yang buruk, maka sebetulnya kamu sedang makan bangkai saudara kamu sendiri. Itulah sebabnya kakek tidak mau menanggapi omongan soal itu. Bahkan kakek segera berlalu. Karena dihadapan kakek orang yang membicarakan itu lebih buruk daripada binatang yang tak mau makan bangkai.

Diera sekarang dalam dunia serba berkompetisi ,baik itu dunia politik, dunia bisnis, maka propaganda menjadi alat untuk menang. Saling menjatuhkan orang lain dengan informasi apa saja sudah menjadi ilmu tersendiri. Dunia bisnis senang menyebut dirinya terbaik dalam segi produk. Dan menyebut produk lain buruk atau dengan istilah mereka ” tinggalkan yang lain dan beralih kepada kami ” Pembicara menjadi hidup bila sudah berbicara tentang keburukan orang lain. Masing masing mencoba menganalisa seakan dia lebih baik dari orang yang dibicarakan itu. Di cafe, di pengajian, di arisan, pengguncingan tentang orang lain sudah menjadi budaya. Bila ada yang kesusahan karena musibah ,maka beredarlah cerita bersambung tentang orang itu.. Kalau sudah begini tak penting lagi itu benar atau tidak. Yang penting memang mengasyikan untuk dibicarakan.

Memang hampir sebagian besar kita suka sekali membicarakan orang lain. Apalagi soal keburukan. Tengoklah berita selebritis di televisi sangat tinggi ratingnya. Karena bicara gosip. Entar benar atau tidak berita itu. Namun publik suka sekali membicarakan aib orang lain. Dampak dari pembicaraan aib orang lain itu memang dahsyat. Orang baik bisa menjadi buruk dan bahkan hancur reputasinya. Orang buruk, bisa semakin kalap bertambah buruk. Karena merasa dilecehkan oleh orang ramai. Maka jadilah komunitas gosip atau tukang asal omong sebagai komunitas yang saling meresahkan. Sulit ada kedamaian. Saling berprasangka negatif menjadi kebiasaan. Saling mencari cari kesalahan orang lain semakin membudaya. Koran tak laku kalau tidak ada gosip. Keseharian berita di koran memang mengerikan tentang hal yang buruk.

Kenangan tentang kakek tak pernah hilang dalam diri saya. Kesederhanaannya dalam bersikap dan bertindak telah memberikan inspirasi kepada diri saya. Pernah kakek saya berkata. Semua orang bisa berbuat salah dan tak ada orang yang suci seratus persen. Walau begitu manusia tetap saja merasa malu bila dibicarakan keburukannya. Ini juga sudah sifat manusia kebanyakan. Dan lagi, bila kita bicarakan keburukan orang lain, bukan tidak mungkin dia telah bertobat dan Allah telah mengampuni dosanya. Sementara kita terus saja membicarakan keburukannya. Apakah kita lebih hebat dibandingkan Allah ? Apakah kita akan selalu baik ? Ingat ! kita bukan malaikat dan setiap saat kita bisa juga berbuat salah. Cobalah merasakan kepada diri sendiri sebelum kita melemparkannya kepada orang lain. Tentu tak nyaman bila dibicarakan orang lain tentang keburukan kita. Begitu juga orang lain. Sakit dikita , sakita juga di orang. Demikian nasehat kakek saya.

Dari itu saya teringat akan sabda Rasul ” Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW pernah bertanya, "Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR Muslim). Allah berfirman menegaskan keburukan dari ghibah ini di dalam Alquran surat Al Hujarat ayat 12, adalah seperti orang yang memakan bagkai saudaranya sendiri.” Ternyata benarlah kakek saya dengan sifatnya tak ingin membicarakan orang lain.

Membicarakan orang lain itu berdosa karena menggiring kepada perbuatan rendah etika. Benar atau tidak yang dibicarakan itu tetap saja tak bermoral.

Wednesday, August 31, 2005

Islam ,Ekonomi ?

Semua mahasiswa tingkat pertama jurusan Ekonomi pasti memahami ilmu dasar ekonomi yaitu I = C+ S. Ini rumus dimana Pendapatan ( I) harus sama dengan konsumsi ( C) ditambah tabungan ( S). Bagaimana mendapatkan pendapatan, juga diajarkan dengan prinsip : memperoleh penerimaan sebesar besarnya dengna pengorbanan sekecil mungkin. Dengan prinsip ini penerimaan dikurangi pengorbanan/biaya akan menimbulkan pendapatan. Pendapatan ini pada gilirannya akan digunakan untuk konsumsi (pemuasan kebutuhan ) dan sisanya ditabung dibank agar menghasilkan Fixed income. Inilah konsep sederhananya. Walau dalam perkembangan berikutnya ilmu ekonomi mengajarkan tentang bagaimana mengakali tabungan agar meningkat, mengendalikan konsumsi, meningkatkan pendapatan ,itu semua disebut variable yang diharus terjadinya keseimbangan. Namun tak pernah dalam kenyataan terjadi keseimbangan.

Pemerintah mengejar pendapatan dengan menekan pengeluaran ( subsidi) agar tabungan meningkat hingga fundamental ekonomi kuat untuk melakukan expansi. Namun semakin besar ekspansi semakin besar rasio pertumbuhan yang harus dicapai dan tentu semakin ketat pengelolaan keuangan negara untuk terus menekan pengeluaran. Jadi , sangat sulit negara mengeluarkan kebijakan free of charge ( subsidi ) kepada rakyat miskin. Kalaupun ada , itu hanya bersifat situasional yang lebih banyak propaganda sesaat. Pada prinsipnya setiap pengeluaran negara harus berimplikasi pada penerimaan yang pasti. Begitupula dengan Perusahaan swasta. Perusahaan harus mengejar penerimaan sebanyak mungkin dengan menekan biaya serendah mungkin agar dapat memupuk laba dan memperkuat struktur permodalan. Bila modal kuat maka perusahaan semakin cepat berkembang , semakin mudah mengakses sumber pendaaan.

Karyawan juga sama. Semua karyawan berlomba lomba untuk naik gaji dan bonus. Mereka bekerja keras dan belajar keras untuk itu. Bila gaji naik, mereka semakin memperkuat dirinya lewat pendidikan, kursus, seminar dan lain, yang semuanya menuntut biaya yang tidak sedikit agar mendapatkan gaji yang lebih besar lagi dimasa mendatang. Negara , perusahaan, karyawan , semua sama. Terjebak untuk terus memikirkan diri sendiri agar dapat memuaskan kebutuhan dan menciptakan rasa aman lewan tabungan. Tak pernah terpikirkan bagi mereka bagaimana menciptakan rasa aman dengan konsep membantu mereka yang lemah, fakir miskin. Tidak ada rumusnya dalam ilmu ekonomi soal ini. Kalaupun ada konsep tentang tanggung jawab sosial itupun tak lebih hanya sekedar promosi membangun citra dihadapan publik. Memberi sedikit tapi promosinya lebih besar.

Dalam Islam , diyakini bahwa segala pendapatan adalah rahmat Allah dan harus digunakan untuk kepentingan beribadah kepada Allah. Menabung dimungkinkan tapi tidak untuk menghasilkan laba dalam bentuk riba ( bunga Bank). Tapi digunakan untuk usaha bagi hasil kepada mereka yang punya pontesi untuk bersyariat. Dengan itu, tabungan berarti penyebaran kesempatan bagi orang lain yang belum punya kesempatan modal. Tentu beresiko. Itu kata orang sekular, Bagi islam tidak ada resiko bila itu cara menjalankan perintah Allah. Rasa aman itu dari Allah bukan dari fixed income sistem ribawi. Bila setiap orang ,perusahaan, mempunyai konsep seperti itu maka masyarakat akan terikat dalam jaringan persaudaraan didasarkan kepada semangat gotong royong. Dalam situasi ini, negara juga melakukan hal yang sama. Dana berlebih dari penerimaan ( pajak, bagi hasil SDA, hibah, ) setelah dikurangi anggaran pembangunan, tidak ditumpuk dalam bentuk cadangan di Bank central untuk mendapatkan bunga tapi di tebar dalam bentuk penyediaan infrastruktur sosial dan ekonomi agar masyarakat memiliki kemampuan mobilitas dalam bersyariat.

Ekonomi bagi islam bukanlah hal yang terpisah dengan tatacara kehidupan lain. Atau bukanlah segala galanya untuk menjamin kemakmuran. Ekonomi adalah bagian kecil dalam Islam. Kemajuan ekonomi dalam masyarakat Islam tidak ditentukan oleh pengaturan barang, jasa, modal saja. Tapi lebih kepada pemahaman akhlak untuk beribadah kepada Allah, yang teaktualkan dalam bentuk pribadi yang ihsan ; kerja keras, amanah, kreatif, hemat, sabar , tawadhu, ikhlas. Dari akhlak yang ihsan inilah membuat sistem ekonomi Islam menciptakan kebersamaan , cinta kasih untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Jadi tanpa perbaikan akhlak maka metode bersyariat tak memberikan pengaruh apapun. Akhlak adalah fondasi negara, fondasi bangsa, fondasi agama, fondasi umat. Baik akhlak maka baiklah semuanya.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...