Saturday, April 13, 2024

HAK istri.

 



Ada  ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh dan terbukti benar adanya ? tanya saya.


“ Tidak “ jawabnya.


“ Kalau begitu engga ada alasan kamu ceraikan istri kamu. Selagi dia tidak selingkuh, walau  dia males, engga mau bersolek, bau ketiak, doyan duit , engga telaten urus anak, suka marah marah, bawel, engga boleh kamu ceraikan.  Ingat menikah itu janji dihadapan Tuhan, disaksikan Malaikat. Jangan lue kira cuman penghulu..” kata saya.


“Begini Om , dengar dulu masalahnya “ katanya “ Agama kan mengharuskan istri patuh dan setia kepada suami.” 


“ Benar. Dia harus patuh dan setia, Tapi itu bukan berarti disuruh apa saja harus mau. Bahkan disuruh poligami juga harus mau. Bukan itu yang dimaksud patuh dan setia. Bukan. Tetapi dia patuh dan setia  kepada Tuhan, dengan menjaga hatinya hanya codong kepada kamu. Itu yang dimaksud setia dan patuh. Paham! Kata saya.


Dia terdiam…


“ Ananda, seru saya dengan lembut “ Rumah tangga itu kalau dipikir secara rasional jelas tidak adil. Betapa tidak. Pria tidak punya hak apapun terhadap wanita sebelum dia tunaikan kewajiban. Setelah calon suami  memberi mahar kepada calon istrinya, maka yang haram menjadi halal. Setelah berhak, itupun dipagari oleh agama dengan istilah “ perlakukanlah istrimu dengan baik,” Tahu arti perlakukan dengan baik ? menjaga suasana hatinya dari marah, kecewa, sedih, rasa kawatir, malu. 


Nah kalau istri marah jangan pula ikut marah. Ya dengar dia marah dan berusahalah diam dengan tetap tersenyum. Tetapi kalau kamu balik marah atau bentak dia, itu bukan menjaga suasana hatinya tetapi malah merusak hatinya. 


Kalau dia kecewa dan sedih karena kurang uang dan kamu engga bisa cukupi, ya minta maaf dengan tulus. Jangan pula dibentak dibilang istri matre. Ingat uang belanja itu bukan nafkah istri. Nafkah istri adalah perhiasan dan pakaian untuk kehormatannya.


Kalau istri cemburu itu karena dia kawatir, bukan sekedar kawatir tetapi rasa malu kalau sampai suaminya menikah lagi. INi masalah rasa hormat. Jadi kalau istri cemburu ya jangan pula dibentak. Jaga suasana hatinya dengan berdoa kepada Tuhan agar hati kamu hanya condong kepada dia. Paham “


“ Ya paham om. Ternyata jadi pria itu berat sekali.”


“ Ya sangat berat. Karena memberi kepada istri itu adalah kewajiban. Engga dilaksanakan ya dosa. Kalau sampai istri minta cerai karena kamu miskin atau 123 horeee, itu juga engga salah. Itu hak dia. Itu bukan dia engga setia tetapi memang begitu fitrah wanita. Dan ingat, sebaik baiknya pria dihadapan Tuhan, adalah pria yang memuliakan istrinya. " 

Thursday, March 21, 2024

Akhlak atau spiritual

 





Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara di setiap jalur produksi dan distribusi. Tetapi inflasi juga akan meningkat akibat harga jual barang dan jasa naik. Dalam konteks Indonesia,  ini implikasinya sangat luas terhadap sektor produksi. Sebelum ada kenaikan PPN, daya beli sudah turun. Dengan kenaikan pajak PPN itu akan semakin memukul daya beli, tentu produksi juga akan turun. Padahal kita tahu sektor industri kontribusinya terhadap PBD sejak tahun 2013 menurun dibawah 20%.


Susah juga ya kelola ekonomi negara itu.” kata Lina. Menurut saya tidak juga susah. Sederhana saja. Sesederhana hukum persamaan  filosofis ekonomi yaitu I= C+ S. Setiap individu punya hak menentukan sendirian pilihannya untuk mendapatkan income. Setiap Income digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sekaya apapun orang, makannya hanya tiga kali sehari. Nah kelebihan dari pendapatan setelah konsumsi itu mereka salurkan ke tabungan. Tabungan itu bukan hanya di bank tetapi juga dalam bentuk investasi.


Dari rumus I=C+S, fenomena ekonomi terjadi secara makro.Seharusnya kebijakan negara menginfluence terjadinya perubahan pada sisi S (saving). Karena ini berkaitan dengan behaviour economy dalam masarakat,  yang kadang terjebak dengan kebutuhan Maslow. Makannya diperlukan ilmu diluar ekonomi untuk melahirkan kebijakan yang bisa menimbulkan proses social engineering terhadap kelebih pendapatan. Dalam study public policy, social engineering itu dipelajari.  


Misal,  agar tidak terjadi tumpukan uang di sektor moneter dan beralih ke sektor real seperti industri barang dan jasa, maka pemerintah membuat kebijakan bahwa tabungan di Bank dikenakan pajak progressive. Tentu ini ditentang dalam teori ekonomi klasik. Tapi dampaknya bagus terhadap perubahan behaviour tentang uang.  Bahwa esensi uang itu adalah apabila produksi dan distrbusi berjalan lancar secara sistem. 


Nah agar aliran dana terjadi meluas dan tidak terakumulasi kepada sekelompok saja, maka pemerintah buat kebijakan anti rente. UU Persaingan usaha di-implementasi dengan tegas. Sehingga antara yang besar dan kecil hidup berdampingan dengan sinkronize.  Kebijakan ini jelas ditentang oleh teori ekonomi pro market. Tetapi bagus untuk kelancaran proses produksi. Kemudian agar sektor real bergairah, efisien atas dasar kreatifitas, pemerintah membuat kebijakan insentif pajak bagi dunia usaha yang melakukan riset IPTEK. Juga jelas tidak sesuai dengan ekonomi pasar. Tapi dari sini akan melahirkan kolaborasi dan sinergi antara akademisi, profesional dan dunia usaha. Perubahan pun terjadi.


Jadi tidak selalu harus mengikuti teori dasar ekonomi bekerja. “ Kata Lina. Memang teori ekonomi itu bukan ilmu eksakta. Selalu berdiri diatas asumsi ideal. Tetapi dalam prakteknya kehidupan ini tidak ada yang sempurna. Mana ada ideal itu. Artinya public policy itu basisnya adalah social engineering. Rekayasa sosial untuk terjadinya transformasi dari ekonomi tradisonal ke ekonomi modern, dan itulah perlunya negara mengatur, agar terjadi proses social engineering terus menerus. 


Hanya dengan social engineering ? tanya Lina.  Dalam  public policy, social engineering tidak akan efektif menginfluence perubahan prilaku ( behaviour) publik kalau tidak disertai dengan proses value engineering.  Kalau dianalogikan seperti teko dan teh. Social engineering itu teko. Sementara value engineering tehnya. Indah gimanapun teko tapi tehnya tidak berkualitas, ya  itu namanya penampilan doang yang hebat tapi tidak ada manfaatnya. Setinggi apapun pertumbuhan ekonomi tetapi tidak berkualitas itu hanya fake growth.


“ So, Value engineering itu apa ? tanya Lina. Rekayasa nilai terhadap kebiasaan yang menghambat kita berkembang mengikuti perubahan zaman. Kalau bahasa mesranya value engineering itu adalah spiritual. Spiritualitas bukanlah lari dari agama secara esensi dan nilai. Spiritualitas berkembang di setiap dimensi kehidupan dengan cinta, tanggung jawab, keseimbangan batin, kreativitas, dan kasih sayang.Saya peluk kamu. Itu jelas agama melarang. Karena bukan muhrim. Tetapi bagi saya memeluk itu sikap anti diskriminasi gender, meningkatkan trust dan rasa nyaman bawahan terhadap atasan. Jadi esensinya bukan soal patut atau muhrim. Tetapi value kemanusiaan. Bahwa kasih  atas dasar rasa hormat. 


Kadang kita terjebak dengan standar normatif. Kita anggap hubungan resmi menikah itu standar yang solid bagi agama. Soal hak dan kewajiban belaka. Tetapi kadang esensi hubungan manusia atas dasar hormat diabaikan. Betapa banyak wanita direndahkan suami. Hanya kelambanannya, ketidak sempurnaannya dibandingkan WIL dan lain sebagainya. Itu lebih rendah dari pelacuran dan perbudakan. Sama halnya kita banggakan pertumbuhan ekonomi, tetapi demi tataniaga pasar dalam dimensi ketahanan pangan, kita korbankan petani atau produsen.  Itu lebih buruk daripada kolonialisme.


Lina mengangguk angguk. : Singkatnya value engineering itu adalah bagaimana berproses menjadi orang sabar, jujur, dermawan, sopan, rela berkorban, adil, bijaksana, dan karenanya dia bisa melewati perubahan zaman dengan rendah hati melakukan kreatifitas dan inovasi tanpa jeda untuk peradaban yang lebih baik. Ya revolusi mental menjadi manusia free Will dan berani melakukan perubahan dan memperbaiki diri terus menerus 


Tuesday, March 19, 2024

Cerdas berlogika dan bersikap.




Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber daya dan ada yang kekeringan. Mengapa ? tanya teman. Saya tahu ini pertanyaan retorik yang sebenarnya dia  sudah punya perspektif sendiri terhadap jawaban itu. Apa ? Ya faktor ketidak adilan. Sebenarnya kalau dia mengerti ilmu filsafat ekonomi. Dia akan paham apa yang disebut dengan teori rasional. Bahwa suatu individu atau kelompok selalu membuat keputusan yang bijak dan logis atas pilihan yang ada. Jadi bukan ketidak adilan sumber masalah tetapi soal pilihan.


Kemampuan membuat keputusan memilih itu tergantung kepada mindset atau prilaku. Sementara prilaku individu dipengaruhi banyak faktor, seperti nilai sosial dan budaya yang sering kali tidak dapat dijelaskan secara rasional. Contoh orang yang lahir dari keluarga pegawai, yang hidup secara linear. Sekolah, masuk universitas, terus jadi pegawai. Engga mungkin dia mengambil pilihan sebagai wirausaha mengelola sumber daya yang terbatas dan beresiko, Dia cenderung memilih cara aman. Walau sebenarnya cara aman itu justru tidak aman dalam jangka panjang.


Atau orang yang lahir dari lingkungan pendagang informal dan dari keluarga tidak terpelajar. Dia tidak akan mampu berpikir mendirikan pabrik dengan memanfaatkan fasilitas bank atau lembaga ventura. Dia lebih focus mencari lapak dan barang yang bisa laku dijual. Kalau karena itu tidak membuat dia kaya, itu bukan pilihan dia. Dia engga ambil pusing. Pilihannya hanya ganjel perut dan melanjutkan hidup dengan apa adanya. 


Melihat masyarakat seakan berkelas, itu bukan by design. Tetapi memang terjadi secara natural saja. Kalau terus dipertahankan maka proses membangun peradaban tidak akan bergerak ke depan. Makanya kajian filsafat aspek rasionalitas diperlukan, untuk menganalisis penyimpangan perilaku individu yang mungkin saja tidak bisa dijelaskan secara empiris. Lahirnya teori value engineering dan social engineering, sebenarnya cara jenial mengetahui hambatan orang untuk berubah dari belenggu tradisi atau status quo. Dibawah ini saya gambarkan singkat roadblock kita.


Merasa rendah.

Empat kali saya bangkrut di usia emas saya. Mengapa saya tidak bisa mapan dalam kesuksesan.? Ada apa dengan saya.? Pertanyaan itu sempat ada ada dalam pikiran saya. Ibu saya menasehati. Beras dikunyah tidak bisa seperti cabe yang langsung bisa dirasakan. Tetapi semakin sering makan beras, rasa manis akan terasa. Anak balita tidak bisa langsung berlari. Dia perlu berjalan melata dan kemudian merangkak dan berdiri untuk akhirnya berlari. Artinya hidup butuh proses. Tetapi proses yang terus berubah. Bukan waktu saja yang berubah. Jangan hanya usia berubah tapi mindset tidak berubah. Sikap dan mental kita harus juga berubah lewat kegagalan dan derita. Itu ilmu hikmah. So, jangan terlalu merendahkan diri sehingga menggelapkan jalan untuk bangkit menjadi hebat. 


Mudah menyerah
Banyak orang merasa menyerah ketika menghadapi kesulitan untuk hal hal baru. Perasaan ini semakin kuat ketika ada emosi yang terikat pada sebuah kegagalan atau hinaan, atau umpatan. Jadi lawan prilaku mudah menyerah. Bahkan dalam situasi tidak tertanggungkan. Ingatlah, bahwa kita harus berubah sepanjang usia untuk sampai kepada sebaik baiknya kesudahan. Tida ada batas waktu untuk berubah menjadi lebih baik. Jadi, perkuat resilience anda menghadapi setiap roadblock. Yakinlah tidak ada manusia terlahir dan tercipta dalam keadaan lebih buruk dari yang lainnya. Semua lahir telanjang. Proses yang menentukan nilai orang.


Mudah terjebak too good to be true.
Merasa kalau mengikuti jalan orang sukses anda akan sukses. Tidak ada kesuksesan yang bisa di copy paste. Hanya ikut seminar motivasi anda bisa sukses. Hanya jadi follow influencer anda akan mengikuti jejak langkahnya. Itu hanya retorika. Bukan realitas. Tidak ada yang too good to be true. Awalnya jalan itu tidak ada yang lewat. Karena penuh blukar dan onak. Mudah terluka melewatinya. Orang banyak menghindarinya. Namun karena anda melewatinya, jalanpun tercipta. Dibalik setiap hambatan tersedia peluang. Di setiap tampa hambatan, resiko jatuh mengancam. Hadapi hambatan dan kesulitan itu karena anda yakin Tuhan Maha Penolong. Cintai Tuhan dengan prasangka baik tanpa berkeluh kesah dan tetap focus. Bahwa sesuatu yang sulit terkandung hikmah untuk anda menjadi something else.


Perfeksionisme.
Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Tidak ada jalan yang selalu datar. Dan tidak ada jalan yang terus mendaki dan menurun. Jangan kecewa kalau orang berjanji tidak ditepati. Biasa itu. Jembatan biasa lapuk dan janji biasa mangkir. Jangan kecewa kalau rencana anda tidak berjalan sesuai harapan. Biasa saja. Yang tidak boleh anda berjalan tanpa tujuan dan tanpa rencana. Orang bijak berkata, orang yang tanpa rencana karena dia tidak berencana untuk sukses. Pelajari semua hal dibalik rencana itu. Tetapi jangan larut dengan perfeksionisme sehingga membuat anda tidak kemana mana. 


Demikianlah. The end of story, Jangan silau dengan sukses orang lain. Enak makanan hanya sebatas lidah. Setiap orang belajar dan mengasimilasi pengalaman baru secara berbeda. Lepaskan istilah harus. Focuslah kepada tujuan. Kalau lelah istirahat dan bersantai. Kalau bertemu dengan pasangan yang cocok menikahlah. Satu sama dengan nol, dua sama dengan satu. Itu aja filosofinya. Engga perlu harus mapan lebih dulu untuk menikah. Dimana beranak di situ bayi dibuai. Engga usah banyak mikir. Too much thinking can kill you

Wednesday, March 13, 2024

Ambisi yang merusak diri.

 




Dalam lakon karya shakespeare, Lady Macbeth memonologkan keinginannya untuk “melompati kehidupan yang akan datang”. Kata kerja “melompat” menunjukkan keinginan yang sangat besar untuk melompat maju, tanpa batas, ke dalam kekuatan dan saat-saat indah yang menantinya. Gagasan tentang “lompatan” juga menunjukkan niat Macbeth untuk menipu jalannya melalui hierarki, tidak hanya dengan membunuh raja tetapi juga dengan penipuan: menjebak putra-putra Duncan untuk memastikan penobatannya sendiri - seperti yang secara historis di Skotlandia, ahli waris dipilih dan bukan otomatis menjadi putra tertua Raja saat ini.


Gambar ini secara efektif menunjukkan potensi kekerasan berskala besar yang dapat ditimbulkan oleh Ambisi yang mustahil untuk dipenuhi, yang menggambarkan pembunuhan brutal lainnya yang dilakukan Macbeth dalam adegan berikut. Secara keseluruhan, ambisi dalam kasus kedua protagonis tragis ini pada akhirnya memberikan hasil yang berlawanan dengan apa yang mereka harapkan; alih-alih menjadi Raja dan Ratu Skotlandia, keduanya malah mati dan penonton dibiarkan merenungkan pesan moral Macbeth: bahwa ambisi egois pada akhirnya mengarah pada kehancuran.


Macbeth mengakhiri monolognya dengan peringatan pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan ambisi menguasai diri, dengan mendeskripsikan seorang penunggang kuda yang mencoba menaiki kudanya, tetapi terlalu bersemangat dan tetap terjatuh. Macbeth gagal memperhatikan peringatannya sendiri, malah menjadi terlalu bangga dan mengagumi diri sendiri. Namun, o'erleap dapat diartikan sebagai tindakan salah penilaian yang komedi, sangat mirip dengan ketidaktahuan Mcbeth yang hampir menggelikan tentang hidup akan abadi. Lupa setiap hari kematian itu sangat dekat.


Shakespeare menggunakan gambaran yang berhubungan dengan Alkitab atau Kristus untuk memperingatkan penonton betapa berbahayanya ambisi Macbeth nantinya. Metafora “piala beracun”  membuat penonton ngeri saat menyadari besarnya sikap tidak menghormati benda suci. Hal ini menarik perhatian pada kepercayaan yang tersebar luas di era Renaisans Akhir mengenai tatanan ilahi, dan karenanya membunuh raja tidak hanya merupakan pengkhianatan tingkat tinggi, namun juga merupakan pengkhianatan terhadap Tuhan.


Agama sebenarnya mengimbau agar setiap orang punya ambisi. Tetapi ambisi tidak seperti yang digambarkan oleh Shakespeare dalam 'Macbeth' sebagai sifat destruktif, yang mengikuti keyakinan agama di era Elizabeth; bahwa Tuhan memberi Anda tempat di bumi, dan upaya untuk menginginkan atau meningkatkan status kelas. Engga begitu. Agama mengajak orang berambisi untuk bermanfaat bagi orang lain. Status orang dihadapan Tuhan diukur dari manfaat seseorang bagi orang banyak. Tidak ada kelas karena suku, ras, atau harta atau jabatan. Yang ada adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Monday, March 11, 2024

Soeharto lebih baik ?

 



Mereka yang berkuasa pasti menghabiskan banyak waktunya untuk menertawakan kita sebagai rakyat. Kita tidak menyadari itu. Karena kita berada di istana utopia dari sebuah kebodohan dan keluguan sebagai korban pemangsa. Sangat mudah percaya dengan janji utopia politisi dan bermimpi diatas kultus individu kepemimpinan.  Tapi sebenarnya kekuasaan tiran berdiri diatas istana pasir. Pujian orang bodoh dan tolol mudah berubah jadi kebencian. Jarak benci dan cinta diatas pencitraan itu tipis banget. Karenanya apapun opini dan oposisi itu dianggap ancaman. Kawatir pencerahan membuat rakyat tercerahkan. Dan akhirnya melawan. 


Tiran, sepanjang sejarah masa lalu, selalu memikirkan keuntungan mereka sendiri dibandingkan keuntungan masyarakat lainnya. Mengapa ? sifat manusia, pada umumnya dan sebagian besar, adalah egois.  Tanpa egoisme anda kehilangan semangat bertarung mengalahkan. Egoisme itu bagus kalau dalam takaran wajar. Masalah wajar seperti apa? inilah yang rumit. Serumit cara berpikir kaum liberal yang mengusung demokratisasi,


“Kami, kaum progresif. Mengusung perubahan“ Demikian argumennya terdengar bijaksana dan baik “  Kita tahu reformasi apa yang dibutuhkan dunia, jika kita punya kekuatan, kita akan menciptakan surga. Demikian obsesi menjatuhkan Soeharto yang terkesan tiran. Maka, karena terhipnotis secara narsistik oleh perenungan akan kebijaksanaan dan kebaikan reformasi, sebuah tirani baru tercipta. Yaitu oligarchi, Atau gerombolan bandit. Yang lebih sadis daripada tirani Soeharto.


Yang saya bingung, semua partai dari Paslon 1 dan 3  mengatakan telah terjadi pelanggaran Pemilu yang TSM. Anehnya kan Partai koalisi pemerintah adalah juga mereka yang menjadi pendukung Paslon 1 dan 3. Anehnya lagi mereka ribut setelah usai Pemilu. Pertanyaannya adalah mengapa sampai TSM begitu mudahnya. Apakah sehebat itu Jokowi? Tanya teman. Terkesan lugu memang. Jokowi bagian dari gerombolan oligarchi. Dia sama saja dengan elite partai lain yang menjadi koalisi pemerintah. Hanya saja kebetulan jabatannya presiden, dan dia punya kontrol terhadap institusi negara seperti menteri, POLRi dan TNI,KPU, dan lainnya.  


Nah mana ada Elite partai dan pejabat yang bersih? Itu sama saja seperti mana ada PSK yang perawan. Semua kotor lah. Jokowi bisa kapitalisasi situasi itu agar semua pihak TST saat dia berada dibalik paslon 2. Antar mereka saling sandera kasus. Bahkan mereka juga entertain keluarga Jokowi. Nah bertambah dah rumitnya. Apalagi masyarakat terpolarisasi dalam  kontestasi pemilu, yang seakan sebuah  perang antara si baik dan si Mantiko. Nyatanya itu hanya sebuah draman kolosal untuk rakyat yang bodoh. 


Misal Jokowi membagikan Bansos disaat menjelang Pemilu. Itu dianggap cawe cawe. Kelihatan dengan kasat mata, itu benar adanya. Episode sayang anak. Namun substansinya Bansos itu diberikan karena situasi ekonomi sedang genting.  Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 30 oktober 2023 dan 29 januari 2024, yang mengantisipasi dampak dari inflasi. Maklum keadaan ekonomi kita sejak dua tahun lalu memang memprihatinkan. Likuiditas global semakin seret akibat kebijakan suku bunga the fed. Ini membuat ongkos operasi moneter sangat mahal. Rakyat awam mana paham itu.


Jadi jadwal pemberian Bansos itu bukan kehendak Jokowi tetapi KSSK. Kalau engga, bisa chaos ekonomi kita. Bisa batal Pemilu. Ya. Coba bayangin kalau harga beras sebelum Pemilu seperti sekarang Rp, 16.000/Kg. Kan bisa chaos politik. Maklum saat menjelang Pemilu situasi politik memang memanas. Krisis pangan bisa berdampak kepada krisis politik. Rakyat mudah sekali terbakar oleh provokasi dan POLRI/TNI tidak akan bisa menghalangi people power pada musim politik. Kalau paslon 2 diuntungkan secara politik karena Bansos itu, paslon lain juga dapatkan trade off dari adanya Bansos itu. Tanya aja berapa mereka dapatkan dana kampanye dari pengusaha yang menikmati restruktur kredit C-19 ratusan triliun.

Heboh setelah usai pemilu soal TSM. Mau adakan hak angket lah.  Itu hanya drama. Yang harus dipahami dalam konteks politik. Keributan itu hanyalah bargain posisi. Termasuk hak angket. Kan politik selalu harus punya bargain. Perbedaan pendapat itu hanya karena merasa pendapatan beda. Kalau karena bargain terjadi kompromi, pendapatan sama, ya pendapat mereka jadi sama. Hak angket batal atau dibawa angin lalu hasilnya. Biasa saja. Kenapa begitu? Jangan meliat Jokowi dan Partai itu berdiri sendiri. Ada aktor lain yang juga menentukan, yaitu pengusaha. Selagi kepentingan pengusaha terjaga, kompromi antar elite pasti terjadi. Semua akan baik baik saja. Keberlangsungan oligarchi terus terjaga. Memang itu agendanya. Rakyat awam engga paham itu.

Monday, February 26, 2024

Politik pangan paska Pemilu.

 




Ketika melihat orang antri beli beras dengan jatah 5 kg. Entah mengapa saya menangis. Saya membayangkan istri saya yang sedang dalam antrian itu. Apakah  presiden, menteri dan elite politik juga membayangkan seperti suasana kebatinan saya itu. Bagi istri apapun dia lakukan untuk makan bagi keluarganya. Walau uang dari suami terbatas, yang terbatas itulah yang dia gunakan, walau karena itu dia harus berdiri berjam jam untuk jatah 5 kg beras. Entah mengapa saya semakin sayang dengan istri. Apalagi melihat dia dalam usia menua setia mendampingi saya. Karena walau saya bukan konglomerat tapi selama menikah saya tidak pernah membuat dia bingung dapatkan beras. 


Data tahun 2023 memang produksi beras turun 1,2% dari 34 juta ton akibat el Nino tetapi konsumsi meningkat 1,1% jadi 35,7 juta ton. Jadi memang kita minus. Mau engga mau ya harus impor, dan karena itu juga harga beras jadi naik. Maklum efek USD menguat terhadap mata uang lokal eksportir beras.  Ditambah lagi, negara  lain penghasil beras juga turun produksi nya akibat kekeringan panjang. Mereka udah was was dan terpaksa mengurangi ekspornya


Situasi kenaikan harga beras ini sudah disadari oleh Jokowi. Karena sejak dua tahun lalu ekonomi kita suffering. Walau neraca perdagangan surplus tetapi trend pendapatan dari ekspor terus menurun. Sementara DSR kita terus meningkat akibat beban bunga dan cicilan utang terus bertambah.  Index Manufaktur berada di tepi jurang resesi. Dampaknya terhadap kurs yang melemah dan tentu harga harga naik. Makanya Jokowi perintahkan sejak dua tahun lalu agar dana Bansos diperbesar. Karena hanya dengan cara itu dia bisa menahan kenaikan harga akibat inflasi yang sudah terasa liar. Kebetulan sekali kebijakan itu bertepatan dengan tahun politik. Terkesan dia menafaatkan untuk kemenangan paslon 2. Sebenarnya engga.


Kalau anda berada di kelas menengah atas. Anda bisa sadari kalau harga harga barang yang ada di outlet super market udah naik rata rata diatas 10%. Beras organik yang biasa saya beli tadinya hanya Rp 90 ribu per 5 Kg, Kini udah Rp. 150 ribu lebih. Jadi walau catatan statistik inflasi masih 1 digit namun sebenarnya sudah dua digit. Liat aja index McD tahun 2022 -59,3 %. Sama  buruknya dengan Lira yang -67,9% dan Rubbel -70%. Hanya saja kalangan menengah dan atas yang punya uang berlebih tidak mempermasalahkan harga harga naik. Tapi bagi kalangan menengah bawah yang punya pendapatan UMR. Kenaikan harga itu sangat significant memenggal pendapatannya.


APBN yang semakin rentan akibat belanja Bansos harus berhadapan dengan realitas politik. Presiden berikutnya tentu bukan hanya  perlu disiapkan  untuk menjadi pemenang tetapi juga perlu dipersiapkan landasan yang kuat untuk APBN. Kalau bansos terus dipertahankan. Tentu tidak ada lagi ruang fiskal bagi presiden berkutnya. Ini akan berdampak sistemik secara sosiopolitik. Mungkin opsii tidak mengurangi bansos harus dengan trade off menambah obyek pajak dan meningkatkan tarif pajak. Tetapi dalam kondisi ekonomi dunia yang melemah, itu juga beresiko terhadap sosiopolitik bagi kelas menengah. Apalagi index belanja konsumen semakin melemah.


Menurut saya, bagi prabowo kemenangan pada Pilpres ini adalah sama beratnya secara psikis dengan kekalahan pada tahun 2014 dan tahun 2019. Dan bagi Jokowi tidak pernah terbayangkan kalau situasi ekonomi yang sangat sulit sehingga APBN tidak mampu lagi menahan kenaikan harga beras. Semua tahu Arab spring terjadi dipicu oleh kenaikan harga pangan. Berawal dari Tunisia, protes menyebar ke Libia, Mesir, Yaman, Suriah dan Bahrain. Karena itu penguasa tumbang. Zine El Abidine Ben Ali dari Tunisia pada tahun 2011, Muammar Gaddafi dari Libya pada tahun 2011, Hosni Mubarak dari Mesir pada tahun 2011, dan Ali Abdullah Saleh dari Yaman pada tahun 2012. 


Bagi Indonesia kemenangan Paslon 2 yang kontroversial tidak cukup melegitimasi politik untuk membuat kebijakan yang mampu berlayar diatas gelombang resesi. Gimanapun presiden harus mampu membangun koalisi nasional untuk mengatasinya. Tanpa itu sulit. Ayolah bersatu untuk cinta bagi semua. Kita tidak baik baik saja.

Wednesday, February 14, 2024

Dunia tidak hitam putih.

 



Tan Malaka pernah berkata “ ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!” Tan Malaka berusaha mencerahkan bahwa hubungan  antara kita sebagai personal dengan Tuhan, itu bersifat ghaib yang harus diimanin hitam putih tanpa perlu dialektika, namun antara kita dengan dunia, yang berlaku adalah hukum kausalitas atau sunnattullah. Makanya Tuhan ciptakan akal pada manusia. Untuk melihat setiap persoalan selain Tuhan bukan kebenaran absolut.


Bagi orang yang berakal dia tidak pernah melihat dunia ini sesuatu yang hitam putih seperti kisah kerajaan Utopia.  Dunia ini selalu grey. Kalau anda tidak percaya, anda akan disebut orang naif. Mudah percaya dengan segala sesuatu benar adanya. Padahal di dunia ini kebenaran itu bukan fakta. Semua hanyalah persepsi. Persepsi itulah yang dianggap realitas.  Dalam dunia realitas itu antara logika dan dialektika beradu. Dari itu proses berkembangnya pengetahuan terjadi terus menerus. Makanya penting sekali akal untuk menilai secara mandiri. Terlalu percaya dengan dogma anda akan ditelan oleh realitas hidup yang tidak ramah.


Dalam dunia bisnis ataupun dunia politik, anda tidak bisa melihat dari sisi aturan standar kepatuhan berdasarkan hukum positif dan norma. Karena bagaimanapun hukum dan norma itu adalah hasil konsesus segelintir orang, yang bisa saja mereka salah atau punya niat buruk. Maklum, setiap konsesus pasti terjadi transaksional. Makanya sebagai pemimpin anda tidak bisa hanya berpatokan kepada aturan itu. Namun anda juga tidak boleh seenaknya langgar aturan itu. Jadi gimana? disinilah kehebatan seorang terlahir sebagai pemimpin. Dia bisa mengelola grey itu. How to create solutions without breaking the rules. Dan ingat. Break the rules only if you are proven.


Putin, presiden Rusia, yang terpilih lewat Pemilu langsung. Punya team formal yaitu anggota Kabinet dan ketua lembaga tinggi negara, termasuk badan inteligent dan informal, shadow team. Team yang formal focus melewati standar kepatuhan UU. Sementara yang informal, melewati realitas. Maklum dunia politk bersinggungan dengan aspek Sosekbud yang terstruktur dengan rumit. Kalau polos polos aja mengikuti standar aturan formal, dia pasti akan ditelan oleh realitas politik yang penuh intrik dan hipokrit. Dia harus jadi dirigen orchestra diatas panggung politik agar simfoni terasa indah. Itu juga dilakukan oleh  Presiden China, Xi Jinping. 


Tapi baik Xi Jinping maupun Putin tidak menjadikan kekuasaan itu sesuatu yang personal bagi diri dan keluarganya. Xi Jinping menjauhkan Xi Mingze, putri tunggalnya dari panggung politik, bahkan dari publik. Putin, kedua putrinya Masha dan Katya lebih diarahkan sebagai pendidik dan periset, yang jauh dari kebisingan dunia politik. Bahkan dipuncak kekuasaanya Putin memilih berpisah dengan istrinya, Lyudmila Putina, secara baik baik. Sebagian orang percaya itu perceraian politik. Karena ensensinya mereka tetap bersama. Namun begitu cara Putin menutupi kekurangannya. Semua tahu kelemahan pemimpin ada pada istrinya. Karena umumnya sukses mereka menuju puncak kekuasaannya berkat peran istri.


Mengapa ? karena baik Putin maupun Xi Jinping sangat sadar bahwa PBB bersama perangkatnya tidak hitam putih.  Memimpin negara diatas kompetisi geopolitik dan geostrategis secara global, harus paham apa yang disebut dengan perang asimentris. Peperangan tidak selalu dengan kekerasan tetapi bisa juga lewat proxy yang justru mereka adalah anak bangsa sendiri yang menjual negaranya ke pihak asing. Demi kepentingan nasional, mereka “bermain “ lewat team shadow nya yang terstruktur secara informal. Namun dengan kompetensi yang tinggi diatas rata rata. Mereka inilah jadi sumber dayanya menghadapi fenomena sosekpol dalam negeri maupun international


Dalam bisnis investment holding juga sama. Pemegang saham pengedali adalah Top leader. Dia tidak bisa hanya mengandalkan jajaran CEO dan direksi. Struktur formal organisasi korporat memang harus mengikuti standar kepatuhan hukum dan norma. Namun dunia bisnis bukanlah sekedar aturan dan hukum. Bisnis dipengaruhi oleh faktor kompetisi yang bisa saja diluar sana yang dihadapi adalah srigala berbulu domba. Makanya setiap leader punya shadow team yang tidak formal namun dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Mereka ini menjadi sumber daya untuk mengawal para CEO dan direksi dan menjadi Srigala petarung menghadapi predator. 


Namun semua itu bukan untuk kepentingan personal pemimpin tetapi lebih untuk kepentingan stakeholder atau enterpreneur vision. SOP perusahaan terjaga dari kolusi dan korupsi, bahkan proses recruitment jauh dari nepotisme. Keluarga saya tidak saya beri akses ke perusahaan. Apa artinya? begitulah realitas dunia yang harus dihadapi. Antara dunia terang dan gelap. Antara hitam dan putih. Pemimpin harus “lead dalam permainan” itu. Di dunia gelap dia harus bertarung dengan otak reptil nya dan kepada CEO dan direksi dia pastikan mereka tetap di dunia yang terang untuk sebuah humanitarian capitalism yang mengutamakan cinta bagi semua.


HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...